PADANG – Meski rencana pembangunan hotel di Gedung Budaya Sumbar menuai polemik, Gubernur Mahyeldi menegaskan tetap akan berjuang mencari investor. Menurutnya, mencari investor itu adalah amanah saat dirinya pertama kali dilantik menjabat Gubernur Sumbar.
“Saya akan tetap berjuang mencari investor. Karena saat saya dilantik dulu, saya diminta DPRD dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memaksimalkan aset,”katanya usai pelantik pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Sumbar, Selasa (3/1/2023).
Dikatakannya, hingga kini dirinya terus berupaya menggaet investor. Karena pendapatan Sumbar sangat kecil. Ditambah dengan dana dari pusat yang juga tidak banyak.
“Jadi dana DAK dan transfer itu sudah tidak banyak lagi. Meski ada dana transfer tapi kita butuh tambahan,”sebutnya.
Menurutnya, saat ini Pemprov Sumbar sudah menjalin komunikasi dengan Arab Saudi untuk berinvestasi di Sumbar. Selain itu sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Sumbar juga berjuang untuk mencari investor.
Katanya, saat ini dia juga memikirkan agar banyak yang masuk ke Sumbar. Kemudian memperkecil peluang uang ke luar Sumbar. Seperti dengan menarik iven-iven ke Sumbar.
“Dulu kami didesak untuk mencari investor. Ketika investor sudah ada, sekarang ada pula yang ribut,”katanya.
Menurutnya, jika ada investor maka akan ada tambahan pemasukan bagi APBD Sumbar. Selain itu juga akan menyerap tenaga kerja.
“Saya pikirkan itu adalah bagaimana ada serapan tenaga kerja, sehingga ekonomi tetap bergerak di Sumbar,”katanya.
Hotel
Ditegaskannya rencana pembangunan hotel di Gedung Budaya Sumbar masih rencana mentah. Rencana tersebut baru sebatas dari Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR).
“Jadi itu masih jauh, itu masih pembicaraan di dalam OPD saja. Belum lagi berbicara tingkat asisten, Bappeda dan Sekda. Ini belum sampai ke saya,”katanya.
Menurutnya, langkah mengundang tokoh-tokoh tersebut untuk dapat memahami rencana tersebut. “Namanya diskusi, itulah kesempatan untuk membicarakan kalau ada wacana,”jawabnya.
Sebelumnya, wacara alih fungsi Gedung Budaya Sumbar menjadi hotel menuai polemik. Karena akan menghilangkan tempat bagi seniman dan budayawan berkreasi.
Sehingga timbul penolakan dari sejumlah seniman. Seperti Syarifuddin Arifin sastrawan dan budayawan yang ikut diundang dalam kesempatan itu tegas menolak.(Bdr)
Comment