PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menghibahkan tanah seluas 3,8 hektar untuk relokasi korban bencana di Tanah Datar. Di lahan itu nantinya korban banjir lahar dingin dibangunkan rumah dan fasilitas umum lainnya.
Tanah tersebut berada di Nagari Rambatan, tepatnya lahan Balai Benih Induk (BBI) yang merupakan aset Pemprov Sumbar. Di Rambatan, Pemprov Sumbar punya lahan sekitar 20 hektar. Dikelola oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Karena, rumah warga yang terdampak bencana harus direlokasi. Karena tanah yang berada di jalur sungai terdampak lahar dingin harus ditinggalkan. Maka Pemprov Sumbar menyediakan sekitar 3,8 hektar untuk relokasi tersebut. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari titik bencana yang menghantam rumah warga.
Untuk memastikan kondisi lahan itu, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meninjau langsung ke lokasi lahan BBI di Rambatan, Selasa (18/6/2024).
Saat peninjauan, terlihat di lahan yang cukup datar seluas 20 hektar lebih tersebut terdiri dari hamparan tanaman jagung yang sudah menguning dan siap panen. Di tengah lahan tersebut terdapat rumput yang menghijau bekas tanaman jagung yang sudah panen. Di paling ujug juga terdapat petak sawah yang menghijau.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi membahas langsung di lapangan rencana relokasi korban bencana dan pemanfaatan lahan pertanian tersebut dengan Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar, Febrina Tri Susila Putri, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Provinsi Sumbar, Rifda Suriani. Hadir mendampingi Gubernur, Kepala Biro Adpim Setdaprov Sumbar, Mursalim.
Mahyeldi mengatakan, kawasan lahan BBI digunakan untuk relokasi korban bencana ini sebanyak 58 KK. Selain itu juga ada 157 KK yang akan relokasi secara mandiri.
“Relokasi mandiri ini, warga yang jadi korban bencana sudah menyediakan lahan, nantinya pemerintah yang akan membangun rumahnya,” terang Mahyeldi.
Mahyeldi berharap, agar proses relokasi ini segera tuntas, sehingga pekerjaannya segera dimulai. Terutama sekali relokasi rumah korban secara mandiri.
“Kita sudah punya stok rumah, tinggal lagi kepastian lokasi dan langsung kita bangun. Itu permanen, yang knockdown itu permanen,” ungkap Mahyeldi.
Mahyeldi menambahkan, selain lahan BBI yang dijadikan tempat relokasi. Di Kabupaten Agam juga disediakan lahan untuk relokasi korban di Manggopoh.
“Ada sekian puluh KK juga direlokasi di Manggopoh. Termasuk juga ada yang relokasi mandiri. Untuk relokasi yang akan membangun nanti Kementerian PUPR,” terangnya.
Pemprov Sumbar akan mendukung dengan mekanisasi dan bantuan bibit dan pupuk, sehingga kawasan ini dapat dijadikan percontohan bagi masyarakat.
“Di sini selain ada lahan untuk padi dan jagung. Juga ada kolam ikan. Dengan relokasi, maka juga akan ada rumah warga nantinya. Bahkan yang mereka tinggal di sini nanti juga bisa ditugaskan mengelola sisa lahan BBI untuk menyiapkan benih. Sehingga kawasan BBI bisa dimaksimalkan, sehingga kita punya stok persedian benih jagung. Karena kebutuhan jagung sangat tinggi,” ungkapnya.
“Dengan hasil tinjauan ini, jadi kita mencari relokasi untuk korban bencana yang didapat justru tambang jagung. Kita minta dinas terkait untuk segea mendata lahan yang kita punya dan peta masing-masing,” tegasnya.
Terkait kapan korban bencana akan direlokasi, Mahyeldi mengatakan butuh proses lebih lanjut. Karena semuanya butuh perencanaan. Karena yang dibangun tidak hanya rumah tetapi juga fasilitas lainnya. “Ada rumah ibadahnya, fasilitas umum (fasum) lainnya. Termasuk juga harus ditata,” terangnya.(Bdr)
Comment