Oleh : M Fikar Dt Rj Magek SAg MM MPd (Ketua PD Muhammadiyah Padang)
BULAN Suci Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, baik secara hablun minallah maupun hablun minannas. Salah satunya, Ramadhan
merupakan suatu kesempatan bagi umat muslim dalam meningkatkan ketakwaan dengan sebaik-baiknya.
Berbagai macam amalan dapat dikerjakan yang semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT. Selain itu, bulan Ramadan bukan hanya sebagai sarana meningkatkan ibadah secara vertikal, namun juga ibadah secara horizontal dalam meningkatkan silaturahmi.
Yakni ibadah horizontal silaturahmi merupakan sebuah tindakan alami dari diri manusia yang notabene bagian dari makhluk sosial. Bersamaan dengan itu guna menyambung dan mempererat hubungan silaturahmi, antara lain dengan menggelar buka puasa bersama kerabat dan handai taulan.
Karena sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan jangan sampai hubungan silaturahmi yang telah dibangun selama ini terputus. Karena selama ini dengan menjaga silaturahmi telah sempat membawa kita ke arah yang lebih baik di dalam suatu organisasi. Kemudian, silaturahmi tersebut dalam ajaran islam menyangkut tiga aspek. Yakni menyangkut umur, kesehatan dan rezeki.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 36 disebutkan anjuran untuk saling bersilaturahmi:
۞ وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Arab-Latin: Wa’budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrā
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Lalu, hadits Rasulullah SAW. “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang bekasnya (perjuangan atau jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi.” (HR. Muslim).
Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahmi. Demikian bunyi hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari, Muslim.
Dan sikap dan sifat yang seharusnya dilaksanakan umat Islam urd sekaligus makhluk sosial. Terlebih sebagai makhluk sosial, sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim agar mampu menjaga lisannya supaya tak merusak silaturahmi, terlebih dalam momen-momen di bulan Ramadan.
Seperti dalam hadist dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” Harsoyo menjelaskan dari hadist tersebut bahwasannya lisan yang diucapkan jika sampai menyakiti orang lain atau bahkan berkata dusta adalah perbuatan yang tidak disukai Allah. Dari ucapan yang menyakitkan ini dapat membuat putusnya silaturahmi di antara umat yang akan mengakibatkan perpecahan.
Maka dari itu saya mengajak kepada apak-ibu semua agar bisa menjaga lisannya dengan baik. Jangan sampai kita mengucapkan perkataan yang menyakiti hati orang lain dan bahkan berkata dusta yang merusak silaturahmi.
Saya mengajak untuk memanfaatkan bulan Ramadan ini sebagai ladang pahala. Bulan penuh berkah dimana pintu-pintu surga dibuka lebar oleh Allah SWT harus dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat dan meningkatkan ketakwaan. Alangkah baiknya di bulan suci Ramadan ini kita isi dengan kegiatan yang manfaat serta mampu menegakkan malam hari dengan beribadah hanya semata untuk mencari ridho Allah SWT,. (**)
Comment