Pendidikan

Diduga Aniaya Siswa, Pelatih PPLP Sumbar Dilaporkan ke Polresta Padang

605
×

Diduga Aniaya Siswa, Pelatih PPLP Sumbar Dilaporkan ke Polresta Padang

Sebarkan artikel ini
Siswa SMA 4 Padang yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh pelatihnya. Ist

PADANG – Empat siswa atlet judo yang berlatih di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Barat, Aia Pacah Padang laporkan dugaan penganiayaan oleh pelatihnya sendiri ke Polresta Padang.

Ke empat orang yang terdiri dari 3 siswa SMA 4 Sumbar dan satu SMP 27 Padang tersebut mengaku mendapatkan kekerasan secara fisik.

Kasi Humas Polresta Padang, Ipda Yanti Delfina saat ditemui wartawan membenarkan adanya laporan dugaan tindakan kekerasan tersebut.

“Menurut laporan yang kami terima, telah terjadi tindakan penganiayaan dan kekerasan yang menimpa empat orang atlit judo yang berlatih di PPLP Aia pacah, Padang. Dugaan pelaku adalah salah satu pelatih judo di PPLP,” ucapnya, Selasa (7/11/2023).

Ipda Yanti Delfina menambahkan, menurut pengakuan korban, tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan pelaku sudah lama berlangsung.

“Hari ini ibu dari salah seorang korban melaporkan tindakan kekerasan dan penganiayaan yang menimpa anak nya selama di PPLP ke Polresta Padang. Kasus ini sedang kita lakukan penyelidikan lebih lanjut,” tambahnya.

BACA JUGA  Dr Edi Suandi Lolos Program Praktisi Mengajar Kemendikbutristek, Prof Musliar Kasim Berikan Apresiasi

Elsa yang merupakan orang tua dari atlit judo yang mendapat perlakukan penganiayaan dan kekerasan menambahkan, anak nya bersama – teman tidak berani mangadu, karena di ancam oleh pelaku selama berlatih di PPLP.

“Anak saya tidak berani mengadu ke sana, dan ke sekolah di SMA 4 Sumbar. Jika kedapatan mengadu, anak saya bersama tiga rekannya yang lain di ancam di keluarkan dari PPLP jika ketahuan mengadu dan melaporkan tindakan kekerasan yang di terimanya,” ucapnya.

Elsa dengan tegasnya, ingin mengeluarkan anaknya dari PPLP Padang. “Saya tidak ingin anak saya teraniaya di PPLP Padang. Saya ingin mengeluarkan anak saya dari PPLP tersebut,” tegasnya.

Rangga kakak salah seorang korban menambahkan, adiknya sudah lama mendapat intimidasi kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan pelatih Judo nya di PPLP Padang.

“Selain mendapat penganiayaan dan kekerasan, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adik saya di tahan oleh pelaku. Selain itu, pelaku juga meminta nomor pin dari ATM adik saya yang di sitanya. Tentu ini sangat melanggar privasi,” jelas pelatih judo Pessel ini.

BACA JUGA  Kata Mahfud MD: 87 Persen Koruptor di Indonesia Lulusan Perguruan Tinggi

Zilfia salah seorang korban menjelaskan dirinya bersama teman – teman atlit judo yang lainnya sudah dua tahun mendapatkan perlakuan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh pelatihnya. Menurutnya, kekerasan dan penganiayaan yang di terima kesalahan yang yang ringan seperti salah bicara.

“Kami di tampar pakai sandal, kepala kami di pukul dengan ponsel, perut kami di tinju, kaki kami di cambuk dengan ranting kayu oleh pelatih. Semua penganiayaan yang kami dapat, karena salah menjawab pertanyaan saja. Selain itu, kata – kata kasar acap kali dilontarkan pelatih kepada kami,” ucapnya.

Tidak ingin melapor, menurut Zilfia dirinya dan tiga orang atlit Judo lainnya selalu di ancam jika melaporkan tindak kekerasan yang di terima.

“Ia mengancam kami. Jika melapor akan di keluarkan dari PPLP. Karena itu kami tidak berani melapor ke guru di sekolah, dan orang tua atas tindakan kekerasan dan penganiayaan yang di terima,” tutupnya.

BACA JUGA  Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI Tetap Perhatikan Protokoler Kesehatan 

Ke empat atlit judo yang menjadi korban kekerasan dan penganiayaan oleh dugaan pelatihnya, bersekolah di SMA 4 Sumbar dan SMP 27 Padang.

“Tiga orang dari kami bersekolah di SMA 4 Sumbar, dan satu orang bersekolah di SMP 27 Padang,” tutup Zilfia.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dipora) Sumbar, yang membawahi PPLP Sumbar Maifrizon mengaku baru mendapatkan informasi tersebut. Untuk itu, jika nantinya laporan siswa atlet tersebut terbukti secara hukum, maka pihaknya juga akan memberikan sanksi tegas.

“Karena sudah masuk ranah hukum. Kita hormati proses hukum. Kita lihat nanti, apakah terbukti. Kalau terbukti, kita juga akn berikan sanksi pada pelatihnya,”sebutnya.

Untuk itu, dia juga tidak setuju ada kekerasan yang semena-mena terhadap siswa atlet. Sebaliknya, Maifrizon juga akan menyayangkan jika kejadian itu tidak sesuai dengan laporan.

“Kalau tidak sesuai laporan, sayang juga calon atlet juga cengeng,”ujarnya.(Edg)

Comment