PADANG – Ternyata tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sumbar hanya 30 persen yang diterima di perguruan tinggi. Untuk itu tamatan SMA yang tidak lulus perguruan tinggi harus disiapkan juga untuk memasuki dunia kerja.
Hal itu terungkap pada kegiatan Launching Braja Batik Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan, di SMKN2 Padang, Kamis (6/7/2023) sebagaimana dikutip dari suararantau.com.
“Tamatan SMA, kondisinya saat ini yang diterima perguruan tinggi hanya 30 sampai 40 persen. Untuk menyiapkan mereka yang tidak diterima perguruan tinggi dan memasuki dunia kerja, menurut Mahyeldi perlu melibatkan perantau,”sebutnya Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah pada kesempatan itu.
Persiapan lainnya, khusus SLTA, juga beberapa waktu lalu disiapkan 2 ribu siswa SLTA yang memiliki minat dan bakat masuk TNI, Polri dan sekolah ikatan dinas, mulai disiapkan SDM mereka sesuai minat dan bakat mereka sejak SLTA.
Dikatakannya, generasi sekarang ini untuk disiapkan memimpin Indonesia tahun 2045. “Kesiapan mereka nanti, kita yang jadi pemimpin dan guru hari ini yang menentukan. Bahkan, Presiden RI telah menyiapkan Indonesia menjadi negara 4 terbesar di dunia. Menjadi lumbung pangan dunia, ekonominya terkuat nomor 4 di dunia. Termasuk industri halalnya terbesar dunia,” terangnya.
“Untuk mewujudkannya, sekolah saat ini diberi keleluasaan mengembangkan kurikulum. Kuncinya sama kepala sekolah. Dinas Pendidikan dapat mendorong kepala sekolah lahirkan inovasi dan sinergi serta kolaborasi dengan berbagai pihak. Tinggal kita di daerah mau ke mana dan apa yang akan dilakukan,” tegasnya.
Pemprov Sumbar menurut Mahyeldi, telah memulai dengan menghadirkan BLUD. Sehingga tamatan SMK betul-betul bisa masuk dunia kerja.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati mengatakan, masalah yang dihadapi keluarga saat ini munculnya istilah generasi sandwich.
Di mana, generasi saat ini masuk usia 40 tahun, saat berkeluarga akan menanggung beban hidup yang cukup berat, tidak hanya beban anak-anaknya saja, tetapi juga orang tua mereka. Generasi ini jumlahnya saat ini mencapai 44 persen. Bahkan, diprediksi generasi ini jumlahnya akan meningkat mencapai 50 persen pada tahun 2045 nanti.
Untuk mencegah beban hidup berlebihan generasi masa akan datang ini, upaya yang dilakukan pemerintah melalui pendidikan vokasi. Selain mengantisipasi generasi sandwich, tahun 2045 nanti juga ada tantangan mewujudkan bonus demografi.
“Tahun 2045, apa yang dicita-citakan Bung Hatta, Indonesia mencapai usia 100 tahun. Sekitar 12 tahun dari sekarang, Indonesia akan dikelola diurus oleh anak-anak SMA sekarang. Mereka akan jadi wali kota, gubernur. Mereka yang akan mengurus Indonesia. Harus dipersiapkan di masa sekarang,” terang Kiki.(Bdr)
Comment