PADANG – Gubernur Mahyeldi meminta Bupati dan Walikota pesisir pantai di Sumbar untuk mendata bangunan yang layak dijadikan shelter evakuasi tsunami. Langkah itu menjadi mitigasi bencana gempa dan tsunami.
“Potensi bencana tsunami itu tetap ada, karena banyak faktor ada pertemuan dua lempeng, Asia dan Australia. Kita punya banyak gunung api. Kemudian patahan semangka,”sebutnya, Rabu (26/4).
Dikatakannya, selain potensi gempa tektonik. Sumbar juga memiliki potensi gempa vulkanik. Untuk itu Pemprov Sumbar dan kabupaten/kota telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi.
Terutama dengan tetap mensosialisasikan mitigasi bencana. Agar masyarakat tetap waspada serta tidak panik saat terjadi bencana gempa.
“Saya rasa gempa kemarin jadi pelajaran, kita harapkan pada bupati walikota untuk tetap sosialisasikan. Daerah potensi gempa dan tsunami, kita siapkan bangunan yang ramah gempa,”ujarnya.
Disebutkanya, Pemprov Sumbar dan sejumlah kabupaten dan kota sudah punya peraturan daerah (perda) untuk mempersiapkan bangunan. “Gempa kemarin, Alhamdulillah kita bersyukur tidak ada bangunan kita yang rusak,”katanya.
Kabupaten/kota diharapan membangun shelter. Dengan menjadikan bangunan-bangunan yang memenuhi persyaratan di daerah rawah gempa. Seperti masjid, sekolah atau pasar dimana masyarakat banyak beraktivitas.
“Untuk itu, kabuptem/kota untuk mensensus bangunan-bangunan yang bisa menjadi bangunan evakuasi vertikal. Kita jangan lengah, harus memperlancar akses jalur evakuasi. Siapkan mana jalur evakuasi, arah penyelamatan juga perlu ditingkatkan lagi,”ujarnya.
Sebelumnya Sumbar diguncang gempa dengan kekuatan parameter dengan magnitudo M6.9 dari awalnya disebutkan M7.3.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,94° LS ; 98,38° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 Km baratlaut Kepulauan Mentawai Sumatera Barat pada kedalaman 23 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault).
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawai dengan skala intensitas VI MMI, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam dan Padang dengan skala intensitas V MMI.
Sempat terjadi lima kali gempa susulan hingga pukul 04.00 WIB dengan magnitudo terbesar M4,6.(Bdr)
Comment