PADANG – Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia (Papaji) Sumatera Barat (Sumbar) tetap eksis walaupun dimasa pandemi Covid-19. Rencananya Minggu depan (27/6), kelompok pecinta ayam jago ini akan menggelar Latihan Prestasi (Latpres) bagi ayam muda untuk dipasarkan kepada penghobi.
Pembina Papaji SumbarHeru Cahyono menyampaikan, Latpres bertujuan menyaring ayam dengan kualitas terbaik untuk dipasarkan kepada penghobi. Pelaksanaan Latpres akan membatasi jumlah peserta, menjaga jarak dan selalu pakai masker serta mencuci tangan pakai sabun sebelum masuk arena.
“Karena kondisi pandemi Covid-19, untuk sementara kami gelar kontes mini atau Latpres dengan menerapkan protokol kesehatan. Latpres digelar di stadium Papaji Sumbar daerah Batang Anai,” katanya kepada KLIKPOSITIF, Selasa, 22 Juni 2021.
Dalam Latpres nanti, lanjut Heru, peserta akan mendapatkan sertifikat, piala dan tabanas untuk pembinaan bagi juara 1. Peserta diwajibkan membayar insert atau biaya pendaftaran sesuai klas pertandingan.
“Ini bagian dari melanjutkan tradisi, sebagai ajang silaturahmi, menjalin tali asih sesama pencinta ayam jago,” ungkapnya.
Heru menuturkan, selain menjalin hubungan baik sesama anggota, Papaji Sumbar bersama Papaji Pusat banyak melakukan kegiatan positif seperti memberikan bantuan kepada warga sekitar yang terkena polio, menyantuni anak yatim sekitar stadium.
“Pembina kita Mbah Joyo menularkan banyak kegiatan positif, bahkan memberikan bantuan kepada anak yatim hingga ke Pesisir Selatan waktu beliau ke Sumbar dulu untuk menghadiri kontes Papaji beberapa waktu lalu. Namun kontes saat itu batal digelar karena Covid-19,” terangnya.
Dia menjelaskan, Papaji hadir untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa tidak semua penghobi ayam jago indentik dengan judi. Papaji mempunyai tugas berat untuk mensosialisasikan bahwa ayam aduan tidak identik dengan judi.
“Awal memang ada yang protes karena mereka belum tahu kegiatan kami. Namun setelah dijelaskan dan melihat langsung bagaimana kegiatan Papaji baru mereka mengerti dan mendukung,” ujarnya.
Heru mengkisahkan, kontes Papaji Sumbar digelar sejak 2018, setelah itu berlanjut hingga saat ini sudah terbentuk beberapa cabang Papaji di kabupaten dan kota. Dia juga merinci beberapa peraturan dalam kontes mulai dari penjurian hingga poin dalam kontes.
“Jalur ayam harus ditutup, ayam belaga selama 15 menit sesuai kelasnya, kemudian juri akan menghitung poin hingga laga usai,” sebutnya.
Terakhir Heru menyampaikan, Papaji adalah organisasi yang memiliki payung hukum dan legal. Setiap kegiatan yang dilakukan sesuai aturan dan mendapatkan izin dari pemerintah dan penegakan hukum.
“Tujuan dilaksanakannya kontes maupun Latpres adalah untuk meningkatkan kualitas ternak agar dapat memiliki bibit terbaik,” tutupnya.
Sementara itu, Pembina Papaji Pusat Mbah Joyo mengapresiasi kinerja Papaji Sumbar. Owner jamu ayam Mbah Joyo tersebut juga menyarankan agar Papaji Sumbar menggelar seminar peternakan dan kegiatan yang bisa mengangkat ekomoni peternak saat pandemi Covid-19.
“Papaji Sumbar harus hadir di tengah pandemi, bisa dengan mengadakan kegiatan yang bersinergi dengan kelompok peternak dan pemerintah. Contohnya buka bursa penjualan ayam, buka stand, nanti undang klub burung, penjual pakan. Kegiatan itu bisa jadi ajang menggerakkan perekonomian,” katanya.
Menurutnya, dengan kegiatan gabungan tersebut akan mempererat silaturahmi antar pencinta dan penghobi. Tidak hanya ayam tetapi juga pencinta lainnya.
“Jadi tidak ada sekat antar sesama pecinta ayam, bahkan pecinta burung pun kita rangkul dan ajak kerja sama,” tukasnya. (Bdr)
Comment