Pendidikan

SMK Semen Padang Produksi Mesin Press Restorasi untuk Arsip

677
×

SMK Semen Padang Produksi Mesin Press Restorasi untuk Arsip

Sebarkan artikel ini
Siswa SMK Semen Padang tengah mengerjakan pembuatan mesin press restorasi untuk Arsip di workshop SMK Semen Padang.HumasSP

PADANG – SMK Semen Padang lahirkan inovasi membuat mesin press restorasi yang bisa untuk mengarsipkan dokumen. Cara kerja mesin ini dengan menggunakan sistim ulir untuk mengepres arsip.

“Mesin press ini bisa membuat arsip lama semakin bertahan dan tetap dapat digunakan dalam waktu yang lama. Pembuatan mesin press restorasi ini dikerjakan langsung oleh Jurusan Teknik Permesinan dengan melibatkan sekitar 1000 orang siswa kelas X dan XI,” kata Ketua Tim SMK Semen Padang Heru Suryady Wira, Selasa (7/11/2023).

Mesin press restorasi setinggi 125 centimeter, dengan panjang 130 centimeter dan lebar 135 centimeter ini, kata Heru melanjutkan, merupakan pesanan dari Unit Arsip PT Semen Padang. Mesin ini memiliki bidang tetap dan bidang tekan.

Baca Juga:  Armaidi Luncurkan Buku “Tragedi Kanso, Trauma Etnisitas Cina di Pariaman 1945”

“Cara kerja mesin ini dengan menggunakan sistim ulir untuk mengepres arsip, dan untuk menguncinya digunakan mur kontra. Penggunaan mesin press ini bisa membuat arsip lama semakin bertahan dan tetap dapat digunakan dalam waktu yang lama,” ujarnya.

Pengerjaan pembuatan mesin ini dilakukan selama 45 hari yang dimulai pada September 2023 dan selesai pada Senin (6/11/2023) kemarin. Namun, untuk penyusunan detail, gambar dan sketsanya dilakukan pada Maret 2023.

“Mesin ini telah kami uji coba. Alhamdulillah, tidak ada kendala. Mesin ini memiliki bidang tetap dan bidang tekan. Pemanfaatan mesin ini bisa membuat arsip lama di Semen Padang semakin bertahan dan tetap dapat digunakan dalam waktu yang lama,” ujarnya.

Baca Juga:  Apresiasi, Dua Siswa MAS TI Batang Kabung Melaju ke KSM Tingkat Provinsi

Terkait dilibatkannya sekitar 100 orang siswa kelas X dan XI dalam pengerjaan proyek pembuatan mesin press restorasi ini, Heru menjelaskan bahwa hal ini berkaitan dengan Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).

“Kami berharap dengan melibatkan siswa, mereka nantinya bisa memahami betul Mata Pelajaran PKK, dan setelah tamat mereka bisa menerapkannya di dunia kerja ataupun buka usaha sendiri,” tuturnya.(Bdr)