PADANG – Perkembangan teknologi Artificial Inteligent (AI) harus menjadi motivasi dalam peningkatan kemampuan diri bagi para jurnalis. Semakin berkualitas data wartawan semakin baik kinerja AI.
Hal itu diungkapkan oleh Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli saat menjadi keynot speaker dalam Sumbar Digital Conference 2023 yang diadakan oleh AMSI Sumbar, Jumat (6/9/2023).
Sebagaimana yang diketahui, Artificial Inteligent (AI) sangat dibutuhkan oleh sektor baik pemerintah, BUMN, swasta lainnya. Perkembangannya bak pisau bermata dua. Namun, perkembangan AI memiliki sisi positif dan negatifnya. Untuk itu perlu disikapi agar sisi negatif bisa diminimalisir lagi.
“Dampak positifnya akan memudahkan kita untuk bekerja mengolah data. Namun sisi negatif AI dapat membuat manusia kehilangan pekerjaan. Selain itu, ancaman lainnya adalah mudahnya penyebaran berita hoax jika data yang diinput tidak sesuai,” kata Arif.
Penggunaan teknologi AI harus disertai dengan peningkatan kualitas diri para jurnalis sebab dalam pemanfaatan teknologi ini peran manusia begitu penting.
“Maka dari itu AMSI terus menginisiasi dengan membuat regulasi potensial dalam pemanfaatan AI. Hal yang harus dilakukan adalah perlunya pertanggungjawaban dalam pengunaan AI dengan transparansi berita,” jelas Arif.
Selain itu, etika dan kode etik jurnalistik juga perlu diperhatikan oleh para wartawan yang bertugas. Etika dasar wartawan harus menjalankan mandat sesuai dengan Undang-undang dan kode etik dalam pemaparan fakta-fakta jurnalistik sehingga tidak menimbulkan berita hoax.
“Tugas jurnalis dalam membuat berita bukan menghukum subjek berita, tetapi memberikan informasi agar bisa diketahui masyarakat,” kata Arif.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri jurnalis dalam mengolah berita hingga sampai pada masyarakat dengan informasi yang baik dan benar.
Untuk kode etik, Arif mengingatkan profesi wartawan jangan sampai seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kewenangannya untuk mengatur sendiri kini dicabut oleh UU Cipta Kerja.
Sementara wartawan masih memiliki kewenangan itu. Agar kewenangan itu tetap ada, maka wartawan harus menjaga kode etik. Penguasa tidak akan pernah menginginkan kemerdekaan pers.
“Kemerdekaan kita sekarang bukanlah tiket kereta. Untuk itu marilah kita menjaga etik dalam mengelola berita,”ujarnya.
AMSI Sumbar Gelar SDC 2023
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar acara Sumbar Digital Conference 2023 dengan tema yaitu Artificial Intelligence, Pemilu dan Ancaman Hoax, di The ZHM Premiere Hotel Padang, Jumat (6/9/2023).
Ketua AMSI Sumbar Andri El Faruqi menyampaikan Sumbar Digital Conference (SDC) merupakan inisiasi para pengurus AMSI Sumbar serta diharapkan menjadi ruang pertemuan untuk dialektika maupun membahas perkembangan terbaru terkait dunia digital saat ini.
Dia juga mengatakan adanya acara ini karena saat ini Artificial Inteligence (AI) berkembang sangat pesat di dunia, AI atau kecerdasan buatan sedang tumbuh dan terus berkembang. Semua bidang memanfaatkan AI, seperti bisnis, seperti media, e-commerce, perbankan dan lainnya.
Namun juga banyak kendala dalam pemanfaatan AI tersebut. Misalkan kurangnya infrastruktur digital, akses yang terbatas, literasi digital yang masih kurang, minimnya riset dan investasi di bidang AI hingga masalah etika dan regulasi.
“Ada beberapa pakar menyebut dengan adanya AI maka akan banyak muncul dan bertebaran hoax Pemilu 2024. Maka dari itu kita mengambil tema tentang AI dan ancaman hoax dan ini juga menjadi konsep bagi AMSI terhadap cara pembasmian hoax,” ucapnya.
Sementara itu Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika menjelaskan acara ini merupakan gebrakan awal yang sangat penting untuk Sumbar dan diharapkan bisa menjadi kegiatan tahunan.
Dia juga menjelaskan pada dasarnya AMSI didirikan dengan dua misi utama, yaitu AMSI ingin berkontribusi untuk menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dengan konten berkualitas.
“Dua kata kunci bisnis media sehat dan konten jurnalisme yang sehat. Saya pikir itu seperti dua keping mata uang, tanpa bisnis yang sehat ada jurnalis tidak berkualitas,” kata pria yang akrab dipanggil Bli Komang ini.
Selain itu dia melihat 5 atau 7 tahun terakhir bagaimana ekosistem informasi digital yang dibanjiri dengan artikel yang kerap kali melanggar kode etik tidak berkualitas dan informasi yang belum terverivifikasi dan terkonfirmasi tapi sudah menyebar dan menjadi viral, bukan hanya karena sosial media yang begitu kuat di masyarakat tapi juga karena publisher perlu ditingkatkan kapasitasnya.
“Untuk itu AMSI hadir, kami ingin asosiasi berperan sehingga jurnalisme online tidak dicap sebagai buruknya kualitas. Kita sering kali menganggap pers buruk sejak adanya media online. Dulu ketika hanya media koran pers baik-baik saja, jadi ada cap negatif tehadap media online. Bikinnya gampang, biaya murah dan sumber berita sembarang jadi banyak dirugakan, justru saati ini media online yang banyak dikonsumsi publik yang dengan mudah diterima informasi yang dibuat,” terangnya.
“Saya kira itu yang akan kita bahas juga kali ini dalam konteks pemilu agar media online berfungsi dengan baik apa saja indikator uang musti diperbaiki, bagaimana mengantisipasi apa potensinya bagaimana memitigasi,” imbuhnya.
Disisi lain Gubernur Sumbar yang diwakili oleh Sekda Provinsi Sumbar Hansastri mengatakan acara ini begitu bermakna ditengah perkembangan teknologi berbasis digital terutama dalam pengunaan AI atau kecerdasan buatan.
“Kita juga sudah mendekati pemilu Presiden 2024 dan akan dilanjutkan dengan Pilkada sehingga hal-hal yang nanti akan dibahas dalam acara konferensi ini sangat diperlukan dan juga tentu ini sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Acara ini digelar dengan dua sesi dimana sesi pertama diberi tema Tantangan dan Peluang AI dengan pembicara yaitu Wahyu Dhyatmika selaku Ketua Umum AMSI, Yos Kusuma selaku News Partnership Lead Google Indonesia, Siti Aisyah selaku Kominfo Sumbar, Muhammad Irsyad selaku Dirut Bank Nagari, Irvan Amran selaku ketua Kadin Padang.(Bdr)
Komentar