Peristiwa

Udara Panas Ruang Kelas SMAN 1 Bukittinggi Ganggu PBM

731
×

Udara Panas Ruang Kelas SMAN 1 Bukittinggi Ganggu PBM

Sebarkan artikel ini

BUKITTINGGI — Beberapa ruang kelas di SMA Negeri 1 Bukittinggi berpotensi telah ganggu proses belajar mengajar (PBM), karena alat pendingin ruangan minim sehingga udara di ruangan kelas terasa panas.

Padahal, SMA Negeri 1 Bukittinggi telah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp1,7 miliar per tahun.

Selain itu, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemko Bukittinggi, dan iuran uang komite bagi siswa luar Bukittinggi juga dipungut pihak SMA N 1 Bukittinggi.

Tentunya, untuk menambah kapasitas alat pendingin ruangan seperti AC atau kipas angin bisa saja dibeli oleh SMA N 1 Bukittinggi.

Namun, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA N 1 Bukittinggi, Silfa Dusun, ke media ini, Sabtu (3/6/2023), mengatakan, akan membeli kipas angin di semester baru nanti.

BACA JUGA  Sudah Gladi Bersih, Besok Wakil Walikota Padang Ekos Albar Dilantik Gubernur Mahyeldi

Silfa Dusun tidak menepis terdapatnya udara panas dirasakan di ruang kelas di SMA N 1 Bukittinggi.

Membuka pintu jendela solusi mengatasi udara panas di ruang kelas, Silfa Dusun beralasan tak membuka pintu jendela, guna menjaga ke indahan sekolah.

“Kalau pintu jendela dibuka akan ada kain dijemur di jendela. Tentu tidak enak sekolah dilihat,” paparnya.

Silfa mengatakan, ruang kelas udaranya terasa panas tersebut, sebenarnya sudah memiliki alat pendingin ruangan yaitu AC.

“Kata guru yang mengajar di kelas itu, perlu ditambahkan kipas angin untuk mengatasi udara panas,” ungkapnya.

Saat ini, di SMA N 1 Bukittinggi terdapat sebanyak 1.176 orang tercatat menimba ilmu di sekolah tersebut.

Untuk BOS per siswa per tahun senilai Rp1.5 juta, artinya sekitar Rp1,7 miliar dana didapatkan SMA 1 Bukittinggi.

BACA JUGA  RS Aisyiyah dan MDMC Sumbar Kolaborasi Bantu Korban Banjir Bandang Surian Solok

“Total dana BOS Rp1,7 miliar tersebut tidak sampai untuk SMA N 1 Bukittinggi,” sebut Silfa Dusun didampingi Kasubag TU, Nia.

Silfa mengatakan, pembelian kipas angin direncanakan menggunakan dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemko Bukittinggi.

“Dana BOS SMA N 1 Bukittinggi senilai Rp1,7 miliar per tahun itu, pengeluaran terbesar untuk pembinaan siswa yang mencapai Rp800 juta,” ungkapnya.

Menurut dia, dana BOS didapatkan SMA N 1 Bukittinggi juga untuk membayar rekening listrik, air, bayar gaji guru honorer dan alat tulis kantor (ATK), dan lainnya.

Comment