Peristiwa

Udara Panas Ruang Kelas SMAN 1 Bukittinggi Ganggu PBM

990
×

Udara Panas Ruang Kelas SMAN 1 Bukittinggi Ganggu PBM

Sebarkan artikel ini

BUKITTINGGI — Beberapa ruang kelas di SMA Negeri 1 Bukittinggi berpotensi telah ganggu proses belajar mengajar (PBM), karena alat pendingin ruangan minim sehingga udara di ruangan kelas terasa panas.

Padahal, SMA Negeri 1 Bukittinggi telah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp1,7 miliar per tahun.

Selain itu, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemko Bukittinggi, dan iuran uang komite bagi siswa luar Bukittinggi juga dipungut pihak SMA N 1 Bukittinggi.

Tentunya, untuk menambah kapasitas alat pendingin ruangan seperti AC atau kipas angin bisa saja dibeli oleh SMA N 1 Bukittinggi.

Namun, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA N 1 Bukittinggi, Silfa Dusun, ke media ini, Sabtu (3/6/2023), mengatakan, akan membeli kipas angin di semester baru nanti.

Silfa Dusun tidak menepis terdapatnya udara panas dirasakan di ruang kelas di SMA N 1 Bukittinggi.

BACA JUGA  Althafi,Faiz, Zaky dan Genta Rebut Tiket Tenis POPNAS 2025 untuk Sumbar

Membuka pintu jendela solusi mengatasi udara panas di ruang kelas, Silfa Dusun beralasan tak membuka pintu jendela, guna menjaga ke indahan sekolah.

“Kalau pintu jendela dibuka akan ada kain dijemur di jendela. Tentu tidak enak sekolah dilihat,” paparnya.

Silfa mengatakan, ruang kelas udaranya terasa panas tersebut, sebenarnya sudah memiliki alat pendingin ruangan yaitu AC.

“Kata guru yang mengajar di kelas itu, perlu ditambahkan kipas angin untuk mengatasi udara panas,” ungkapnya.

Saat ini, di SMA N 1 Bukittinggi terdapat sebanyak 1.176 orang tercatat menimba ilmu di sekolah tersebut.

Untuk BOS per siswa per tahun senilai Rp1.5 juta, artinya sekitar Rp1,7 miliar dana didapatkan SMA 1 Bukittinggi.

“Total dana BOS Rp1,7 miliar tersebut tidak sampai untuk SMA N 1 Bukittinggi,” sebut Silfa Dusun didampingi Kasubag TU, Nia.

BACA JUGA  Longsor di Lubuk Paraku, Semen Padang Bantu Alat Berat

Silfa mengatakan, pembelian kipas angin direncanakan menggunakan dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemko Bukittinggi.

“Dana BOS SMA N 1 Bukittinggi senilai Rp1,7 miliar per tahun itu, pengeluaran terbesar untuk pembinaan siswa yang mencapai Rp800 juta,” ungkapnya.

Menurut dia, dana BOS didapatkan SMA N 1 Bukittinggi juga untuk membayar rekening listrik, air, bayar gaji guru honorer dan alat tulis kantor (ATK), dan lainnya.

“Kita membelanjakan dana BOS sesuai petunjuk tekni (Juknis),” sebut Silfa Dusun diaminin Kabag TU, Nia.

Disampaikan, batuan dana BKK dari Pemko Bukittinggi khusus bagi siswa warga kota Bukittinggi.

“Dana BKK per siswa dibayarkan pemko Bukittinggi tersebut sebesar Rp150 ribu per bulannya,” sebut Silfa.

Saat ini ada sebanyak 406 orang murid SMA N 1 Bukittinggi, tercatat sebagai warga kota Bukittinggi.

BACA JUGA  Wako Erman Safar Serahkan Bantuan Sosial Sembako Triwulan II Secara Simbolis

“Siswa luar kota Bukittinggi mereka membayar uang komite, namun ada yang terlambat membayarnya. Ada baru dibayarkan pas mau ujian,” tuturnya.

Besaran uang komite bagi siswa bukan warga kota Bukittinggi, Silfa Dusun mengatakan, disesuaikan kemampuan orang tua murid.

“Paling rendah kesanggupan mereka Rp100 ribu per bulan. Ada terlambat siswa membayarnya,” tambahnya.

Meski sudah ada dana BOS, BKK dari Pemko Bukittinggi dan iuran uang komite dari siswa, lokal tempat belajar siswa masih kekurangan alat pendingin ruangan.

Silfa menegaskan, akan segera membeli kipas angin untuk ruang kelas tersebut.

“Kita akan beli kipas angin di semester baru, sebagai tambahan alat pendingin di ruangan belajar siswa itu,” tutur Silfa. (ilh)

Comment