PADANG – Petisi dukungan terhadap keberadaan Sekolah Menangah Pertama Negeri (SMPN) 35 Solok Selatan beredar di media sosial. Petisi tersebut sudah ditandatangi oleh lebih dari 500 orang.
Petisi yang disebarkan oleh salah seorang guru di sekolah tersebut dengan akun twitter atas nama, Syawal Dina Simangunsong dengan alamat https://t.co/oTCo6evnK1 lewat @ChangeOrg_ID.
Dilansir dari isi petisi tersebut menyebutkan, SMPN 35 Solok Selatan berdiri sekitar 6 tahun,yang merupakan bantuan dari Australia,yang berlokasi di pintu masuk Kabupaten Solok Selatan, kanagarian Pakan Rabaa Utara ,kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
Tahun 2018/2019 siswanya 63 orang ,
Tahun 2019/2020 siswanya 46 orang,
Tahun 2020/2021 siswanya 51 orang,
Tahun 2021/2022 siswanya 69 orang.
Tetapi berdasarkan surat pemberitahuan dari dinas pendidikan Solok Selatan nomor 420/909/DPKO/PPD-2021 sekolah ini harus dikosongkan sebelum tanggal 20 agustus 2021.
Kami dari masyarakat telah mengundang pihak dinas pendidikan dan pengawas sekolah serta inspektorat Solok Selatan untuk memberi sosialisasi dan penjelasan kenapa sekolah ini ditutup, tetapi tidak ada satupun perwakilan dari Dinas pendidikan dan pengawas yang hadir pada rapat yang kami adakan di SMPN 35 Solok Selatan.
Kemudian kami membuat surat pengaduan kepada Bupati Solok Selatan dengan melampirkan dapodik SMP 35 Solok Selatan, tetapi tidak ada jawaban sampai saat ini.
Dan pada tanggal 18 agustus 2021 SK mutasi guru PNS diterima pihak sekolah SMP 35 Solok Selatan, tanpa ada kejelasan bagi guru sukarela yang telah mengabdi selama 6 tahun.
Akhirnya sekolah SMP 35 Solok Selatan ditutup tanpa ada alasan baik kepada sekolah, orang tua murid maupun masyarakat.
Beberapa siswa dengan ekonomi cukup akan melanjutkan sekolahnya ke Kabupaten Solok dan beberapa diantaranya putus sekolah.
“Kami berharap kepada pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan terhadap masalah ini,”pintanya.
Beberapa yang menandatangani petisi tersebut, mengaku prihatin dengan kondisi SMP 35 Solsel. Salah satunya Eva Indah, dia mengatakan karena peduli dengan anak-anak kehilangan sekolah.
“Saya menandatangani petisi ini karena saya peduli dengan 69 siswa yg kehilangan sekolahnya, 10 guru honorer yg kehilangan pekerjaannya,”katanya.
Begitu juga Arianto Ramadan, menyebut selamat dunia pendidikan, kalau ada permasalahan berikanlah penjelasan kepada masyarakat.
Razanatuz Zahra menyatkan peduli siswa di sekolah itu. “Saya menandatangani petisi ini karena saya peduli pada adik-adik dan guru kami yang akan kehilangan sekolah yang telah kami , adik-adik dan guru perjuangkan selama waktu yang singkat ini,”katanya.
Hingga berita ini dilansir, belum diperoleh keterangan dari Dinas Pendidikan Solok Selatan. (Bdr)
Comment