BUKITTINGGI – Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi, Sumatera Barat, sedang perupaya meminta bantuan kepada Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah agar saluran air sedalam kurang lebih 9 meter di sepanjang bahu jalan bypass Gulai Bancah, Mandiangin Koto Selayan kota setempat secepatnya dibangun secara permanen.
“Agar saluran air di bahu Jalan Bypass tersebut dibangun permanen, kami dari dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama wakil wali kota Bukittinggi, Marfendi sudah datang ke Gubernur. Kami menghadap Gubernur, tidak lain adalah mengusulkan bagaimana saluran air di bahu jalan bypass itu sesegera mungkin bisa dibangun permanen,” ujar Kepala Dinas PUPR Kota Bukittinggi, Rahmat AE saat dihubungi wartawan di Bukittinggi, Sabtu (19/6/2021).
Rahmat melanjutkan, kedatangan ke Padang bersama Marfendi menghadap Gubernur salah satu upaya yang harus ditempuh. Pasalnya, untuk pembuatan atau membangun saluran di sepanjang bahu jalan bypass tidak bisa menggunakan dana APBD Kota Bukittinggi.
“Kami menghadap Gubernur sebab saluran di sepanjang jalan bypass tersebut adalah kewenangan Balai Jalan Nasional Wilayah III. Untuk itu, pemerintah provinsi lah yang berwenang membuat saluran secara permanen,” terangnya.
Ia katakan, saat bertemu Gubernur, selain mengusulkan pembuatan saluran, juga disampaikan agar dibangun juga trotoar di atasnya.
“Dalam usulan pembuatan saluran dan trotoar di atasnya ke Gubernur, tidak hanya di satu sisi saja, melainkan untuk dua sisi pinggir jalan bypass sekaligus,” sebutnya.
Dia menilai, pembangunan saluran di bypass tersebut sangat penting dan perlu diprioritaskan. Alasannya, kata Rahmat lagi, saluran yang lama dibuat guna mengatasi banjir dari aliran air Bukit Gulai Bancah atau Balai Kota masih menggunakan buis beton. “Saluran air di bawah bahu jalan bypass tersebut dulunya dibuat menggunakan buis beton. Jadi secara kontruksi dinilai kurang,” jelasnya.
Ia menambahkan, upaya mendatangi Gubernur agar dilakukan pembuatan saluran secara permanen akan menggunakan atau berbentuk beton pracetak (precast-red). “Kira-kira pembuatan saluran di bawah bahu jalan bypass tersebut sepanjang lebih kurang 1 KM,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, saluran air di bahu jalan bypass tersebut sempat amblas dan memakan korban jiwa warga setempat. Berdasarkan kejadian itu, maka warga yang tinggal disepanjang jalan itu merasa kwatir dan berharap pemerintah sesegera mungkin membangun permanen.
“Kami benar-benar merasa kwatir apa lagi kalau musim hujan, bahu jalan di sepanjang by pass ini amblas seperti dulu. Justru kwatir itu, makanya kami sebagai warga berharap pemerintah sesegera mungkin bisa membangun saluran air secara permanen,” harap Emil Antoni, salah seorang warga di seputaran jalan bypass didampingi bebera warga lain.
Ia pun mengaku, pasca amblas, pernah menulis surat ke wali kota melalui dinas PUPR Bukittinggi memohon agar saluran air di bawah bahu jalan bypass Gulai Bancah dibangun baru dan tidak lagi menggunakan kontruksi berbentuk gorong-gorong. (ank)
Comment