Peristiwa

Gempa M 6,3 Mentawai, Begini Penjelasan Pakar Gempa..

559
×

Gempa M 6,3 Mentawai, Begini Penjelasan Pakar Gempa..

Sebarkan artikel ini
Pakar gempa Universitas Andalas, Prof. Badrul Mustafa

PADANG – Gempa dengan kekuatan M6,3 yang berpusat di Mentawai adalah bagian di titik meghatrust yang dikawatirkan. Para ahli sudah lama memprediksi gempa yang terjadi di Sumbar. Salah satunya, pakar gempa Universitas Andalas Pro. Badrul Mustafa.

Terkait gempa Selasa (17/11/2020) yang berpusat di Mentawai, berikut penjelasannya yang ditulis di laman media sosialnya.

“Sejam yang lalu terjadi gempa. Sebelumnya BPBD Sumbar mengingatkan potensi gempa kekuatan 8,9 yang bisa menghantam Sumbar. Berita yg sebenarnya bukan hal baru, tapi tetap saja oleh sebagian orang merasa baru dan menakutkan. Gempa yang terjadi tadi sangat pas dengan yang disampaikan oleh BPBD Sumbar, yang tujuannya untuk mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, tetap meningkatkan kesiapsiagaan diri dan keluarga untuk menghadapinya, agar dengan demikian risiko dapat diminimalisasi,”

“Berikut ini saya berikan sedikit penjelasan tentang berita yang dimuat oleh sejumlah media, yang berasal dari BPBD Sumbar,”

“Tentang berita yg disampaikan oleh BPBD Sumbar, yakni potensi gempa besar magnitudo 8.9, itu bukan berita baru. Itu berita lama. Sejak 2011 sudah mulai diingatkan lagi. Bahkan sejak 2005 sebetulnya. Akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia, di wilayah Indonesia terakumulasi energi yang berpotensi menimbulkan gempa mikro, kecil, sedang sampai kuat dan sangat kuat. Potensi ini berasal dari megathrust, yang di Sumbar ada dua segmen, yakni segmen Siberut dan Sipora-Pagai. Kedua segmen ini memiliki periode ulang gempa besar setiap 200-an tahun. Sanak yg di Jawa dan wilayah lain sampai ke Maluku dan Laut Banda juga punya potensi terdampak gempa megathrust ini. Tapi periode ulangnya tidak begitu dikenal,”

Baca Juga:  Jangan Pekerjakan Anak di Bawah Umur, Perusahaan Harus Perhatikan Keselamatan Pekerja

“Nah, kembali ke megathrust Mentawai, potensi gempa besar di segmen Sipora-Pagai sudah keluar. Sudah terjadi periode ulangnya. Thn 1833 di segmen ini terjadi gempa sangat kuat berkekuatan 8,9 yg diikuti oleh tsunami. Tapi pada periode ulang yg kemarin potensi gempa kuat ini “dicicil” mnjd empat kali gempa kuat, yakni 1. tgl 12-09-2007 dg kekuatan 8,4. 2. Hari besoknya tgl 13-09-2007 pkl 06.55 dg kekuatan 7,9. 3. Hari yang sama pkl 11.00 dg kekuatan 7,2. Alhamdulillah ketiga gempa kuat dan sangat kuat ini tidak menimbulkan tsunami karena episentrumnya tidak berada di tempat yg bisa menimbulkan tsunami. Kemudian ternyata energi di segmen ini belum habis. Sisanya keluar tgl 25-10-2010 dg kekuatan 7.4, berepisentrum di baratdaya Pagai Selatan, dan menimbulkan tsunami.”

“Maka, di segmen ini insyaaAllah selesai periode ulangnya. Kalau pun terjadi beberapa kali gempa di segmen ini, tentunya gempa kecil saja. Sebab energinya sudah habis. Gempa besar akan terulang lagi 200-an tahun lagi.”

“Tapi karena di Mentawai ada satu segmen lagi, yakni segmen Siberut, yg mana sejak gempa terakhir thn 1797 belum terjadi gempa besar lagi, maka ini yang harus diwaspadai.”

Baca Juga:  Pjs Hani S Rustam Pimpin Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Door To Door

“Mengenai potensi gempa di segmen Siberut ini, yang bisa menghasilkan gempa berkekuatan di atas 8.5, tidak ada seorang pun yangbisa memprediksi kapan keluar. Bahkan pakar sekalipun. Sejak sekitar thn 2000 ia sudah bisa keluar. Sampai 50 tahun ke depan juga bisa. Artinya, kita harus selalu waspada menghadapinya. Itulah yang harus kita lakukan sebagai konsekuensi tinggal di daerah rawan gempa.”

“Lalu, potensi gempa tersebut juga tidak bisa diprediksi bagaimana cara keluarnya, apakah seperti di segmen Sipora-Pagai yang dicicil menjadi empat gempa (satu gempa sangat kuat dan tiga gempa kuat).”

“Kalau satu gempa utama tunggal, maka kekuatannya bisa di atas 8.5. Kalau empat, maka paling tinggi 8.4 atau 8.3. Kalau dipecah sepuluh, tentu lebih kecil dari itu. Kalau dipecah menjadi sejuta gempa? Tentu tidak ada gempa yang merusak yang timbul. Hanya kecil-kecil saja. Dan itu Allah yang tahu dan yang punya kuasa.”

“Kita hanya bisa berikhtiar untuk mengurangi risiko dengan melakukan mitigasi, ditambah dengan doa. Doa dan upaya kita menjadikan diri kita dan masyarakat banyak (penduduk) bertaqwa. Lihat surah Al-a’raf ayat 96.
Mengenai mitigasi ini, in syaa Allah nanti saya berikan penjelasan.”(Bdr)