Opini

Geoffrey Chaucer “Bapak Sastra Inggris” yang Menginspirasi Generasi

166
×

Geoffrey Chaucer “Bapak Sastra Inggris” yang Menginspirasi Generasi

Sebarkan artikel ini

Oleh : Sofhie Washfaa Nisrina

(Mahasiswi Prodi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unand)

Geoffrey Chaucer, lahir sekitar tahun 1340-1345 di London. Chaucer sering disebut sebagai “BapakSastra Inggris”, karena Chaucer merupakan salah satu tokoh sastra paling berpengaruh dalam sejarah Inggris. Chaucer meninggal dunia tahun 1400 dan dimakamkan di Westminster Abbey. Chaucer tidak hanya dikenal sebagai penyair, tetapi juga sebagai diplomat, filsuf dan birokrat. Karyanya yang paling terkenal adalah The Canterbury Tales, yang dipandang sebagai mahakarya sastra Inggris yang membentuk fondasi sastra modern. Dengan menggunakan bahasa Inggris Pertengahan, Chaucer berhasil mengangkat bahasa Inggris sebagai medium sastra yang dihormati, menggantikan bahasa Latin dan Prancis pada masa itu. Chaucer berasal dari keluarga pedagang anggur yang cukup terpandang. Yaitu putra dari pasanganJohn dan Agnes (de Copton) Chaucer. Chaucer memang tidak banyak memiliki catatan tentang pendidikannya, tetapi ia diyakini memiliki akses ke pendidikan yang baik termasuk pengetahuan tentang sastra klasik dan bahasa asing. Chaucer mengabdi kepada keluarga kerajaan Inggris, yang memberinya kesempatan untuk bepergian ke beberapa negara seperti Prancis dan Italia. Perjalanan ini memberikan Chaucer penjelasan terhadap karya-karya sastra besar seperti Decameron karya Giovanni Boccaccio dan Divine Comedy karya Dante Alighieri, yang pada akhirnya memengaruhigaya tulisannya. Sebelum Chaucer, sastra didominasi oleh bahasa Latin dan Prancis, yang digunakan oleh kalangan elit. Chaucer memilih untuk menulis dalam bahasa Pertengahan, bahasa yang digunakan oleh rakyat biasa. Keputusannya ini membantu mempopulerkan bahasa Inggris sebagai medium sastra yang sah dan dihormati. The Canterbury Tales, karya besarnya, merupakan kumpulan cerita yang ditulis dalam bentuk prosadan puisi. Karya ini menceritakan tentang sekelompok peziarah yang melakukan perjalanan dari London ke Canterbury dan saling bercerita untuk menghibur diri selama perjalanan. Setiap cerita mencerminkan berbagai aspek kehidupan sosial, moral dan agama pada masa itu. Chaucer menggunakan narasi ini untuk menyoroti kelemahan manusia, ironi, dan humor, sekaligus memberikan gambaran yang kaya tentang masyarakat Inggris abad ke-14. Pada saat Chaucer meninggal pada tahun 1400 dan dimakamkan di Westminster Abbey, sebuah kehormatan yang mencerminkan pengaruhnya yang besar. Makamnya kemudian menjadi bagiandari “Poets’ Corner,” tempat para penyair dan penulis terkemuka Inggris dimakamkan atau dihormati. Karya Chaucer tidak hanya menjadi fondasi sastra Inggris tetapi juga menginspirasi generasi penulis berikutnya, termasuk William Shakespeare. Gaya naratifnya yang inovatif, penggunaan bahasa yanghidup dan kemampuannya menggambarkan karakter dengan mendalam membuatnya tetap relevanhingga hari ini. Padang, 17 Maret 2025. (*)

Baca Juga:  Ramadhan Wadah Meningkatkan Silaturahmi
Opini

Oleh : Dasman Boy Dt Rj Dihilie (Wartawan…

Opini

Oleh: Dasman Boy Dt Rj Dihilie (Wartawan Utama)…