PADANG – Komisaris Utama PT KAI, Said Aqil Siroj menilai upaya untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang harus memanfaatkan kearifan atau budaya lokal agar bisa tepat sasaran.
“Keamanan di perlintasan sebidang bukan hanya tanggung jawab PT KAI, tetapi semua pihak termasuk masyarakat. Memanfaatkan kearifan lokal bisa lebih efektif,” katanya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) di Padang, Jumat (13/10/2023).
FGD Keamanan dan Keselamatan di Perlintasan Sebidang tersebut mengambil tema “Berteman Budaya Baru untuk Keselamatan di Perlintasan Sebidang”.
Ia menyebut masyarakat Minangkabau hingga saat ini masih memegang teguh akar budayanya karena itu memanfaatkan kearifan lokal dalam mensosialisasikan keselamatan di perlintasan sebidang, akan lebih diterima oleh masyarakat.
Dengan demikian, kehatian-hatian di perlintasan akan menjadi kebiasaan yang pada akhirnya juga akan menjadi budaya baru.
Selain itu, ia mengatakan semua pemangku kebijakan harus bisa berkolaborasi, memetakan potensi permasalahan dan mencarikan solusi secara bersama.
Sementara itu Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Muhammad Risal Wasal menyebut pemerintah daerah juga memiliki kewenangan untuk melakukan upaya meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang.
“Sesuai aturan, untuk perlintasan sebidang di jalan nasional menjadi kewenangan pemerintah pusat, perlintasan sebidang jalan provinsi menjadi kewenangan provinsi dan untuk jalan kabupaten/kota menjadi kewenangan kabupaten dan kota,” katanya.
Ia memahami ada persoalan di pemerintah daerah terutama soal anggaran. Namun untuk hal itu masih ada beberapa solusi asalkan dikomunikasikan.
“Pemerintah daerah bisa bersurat ke Ditjen Perkeretaapian Kemenhub. Kita carikan solusi bersama,” katanya.
Plt Asisten II bidang Perekonomian Setdaprov Sumbar, Yozarwardi mengapresiasi FGD yang dilaksanakan untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang itu karena selama ini jumlah kasus kecelakaan di titik tersebut cukup tinggi.
Ia menyebut hingga Oktober 2023, tercatat 18 kasus kecelakaan di perlintasan sebidang di jalur kereta api di Sumbar.
“Kita berharap FGD ini bisa merumuskan solusi yang bisa diupayakan secara bersama-sama,” katanya.
Ikut hadir dalam acara itu Vice President Divre II Sumbar, Sofan Hidayah, Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Dedi Diantolani, Kepala Balitbang Sumbar, Bustavidia, budayawan Minangkabau dan para manajer serta insan perkeretaapian Sumbar.(Bdr)
Comment