PADANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara tertulis. Permintaan maaf itu disampaikan secara resmi yang ditandatangani oleh rektor Prof. Dr. Ridha Ahida, M.Hum.
Dikatannya, unsur pimpinan dan seluruh Civitas Akademika UIN Bukittinggi menyampaikan penyesalan mendalam dan permohonan maaf atas kejadian tersebut yang sama sekali tidak diharapkan. Permohonan maaf ini juga kami sampaikan kepada segenap masyarakat Sumatera Barat. Sejatinya peristiwa ini tidak terjadi apalagi di dunia kampus.
Kepada semua pihak, Kami berharap dan bermohon tidak membelokkan dan melebarkan kejadian dan berita ini ke persoalan lain yang tidak ada kaitannya dengan dunia pendidikan yang tentu akan dapat merusak dan mencederai hubungan baik dengan Pemerintah Daerah yang sudah terjalin baik selama ini dan mencederai reputasi dunia pendidikan kita.
“Kami berkomitmen kuat dan juga tentu kita semua berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi,”sebut Ridha.
Dikatakannya, pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) adalah agenda rutin dalam rangka mengawali Tahun Akademik 2023 bagi Calon Mahasiswa Baru. PBAK merupakan momen sosialisasi selain terkait Budaya Akademik dan Kampus juga tentang pengenalan lingkungan serta sosialisasi yang berhubungan dengan kepemerintahan.
Tujuannya, agar mahasiswa dapat memahami dengan baik lingkungan dan daerah serta diharapkan dapat berkontribusi positif dalam pembangunan khususnya di Sumatera Barat. Untuk itu sangat perlu mahasiswa mendapatkan dan mengenal hal itu langsung dari Kepala Pemerintahan. Hal ini biasa dilakukan oleh perguruan tinggi di awal Tahun Akademik.
“Kami Pimpinan UIN Bukittinggi, perlu menjelaskan sekaligus mengklarifikasi bahwa kehadiran Bapak Gubernur atas undangan resmi Rektor UIN Bukittinggi disambut sangat antusias dan penuh riang-gembira yang ditunjukkkan dengan tepuk tangan dan lambaian aneka atribut mahasiswa sambil diiringi oleh musik sampai Beliau menempati kursi yang sudah disiapkan oleh panitia berserta unsur pimpinan UIN Bukittinggi,”tulisnya.
Namun pada saat acara yang diperuntukkan untuk Mahasiswa Baru tiba-tiba digunakan oleh beberapa oknum yang mengatasnamakan Dewan Mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi. Penyampaian aspirasi tersebut dengan mengunakan mikrofon yang diambil dari meja MC. Aspirasi yang disampaikan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan tema dan materi serta topik yang disampaikan oleh Narasumber atau juga materi PBAK secara umum.
Sebagaimana diberitakan oleh berbagai media terjadi pengusiran adalah sangat tidak benar. Saat mahasiswa yang menyampaikan aspirasi diamankan dan dibawa keluar oleh pihak panitia dan sekuriti bersamaan juga dengan masuknya waktu sholat Ashar.
Unsur pimpinan dan rombongan Bapak Gubernur sambil bersalaman hangat dengan peserta PBAK yang berasal dari berbagai daerah dan juga dari luar Sumatera Barat menuju Masjid Ulul Albab Kampus UIN Bukittinggi.
Unsur pimpinan UIN Bukittinggi berserta pihak terkait telah mengambil langkah-langkah tindakan sesuai ketentuan kepada oknum mahasiswa tersebut. Kejadian ini kami sadari tentu telah mengganggu nama baik Bapak Gubernur dan UIN Bukittinggi di mata masyarakat.(Rel)
Comment