Nasional

Soal Teroris NII, Gubernur Mahyeldi: Teroris yang Terdeteksi bukan Orang Sumbar

347
×

Soal Teroris NII, Gubernur Mahyeldi: Teroris yang Terdeteksi bukan Orang Sumbar

Sebarkan artikel ini
Teks Foto: Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah bersama Sekdaprov Sumbar, Hansastri, Pimpinan DPRD Sumbar, Irsyad Safar, Kepala Biro Adpim Setdaprov Sumbar, Maifrizon menggelar jumpa pers, Rabu (20/4) di Istana Gubernur.ist

PADANG – Gubernur Mahyeldi kembali menegaskan kecil kemungkinan lahirnya bibit radikalisme dan teroris berasal dari Sumbar. Hasil rapat dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) data teroris tersebut bukan orang Sumbar.

“Radikalisme dibawa dari personal dari luar. Kita tekankan bupati dan wali kota hingga tingkat RT menghidupkan lapor 2×24 jam bagi warga yang baru datang,” tegas Mahyeldi, saat jumpa pers dengan awak media, Rabu (20/4) di Istana Gubernur.

Untuk mendeteksi masuknya personal yang membawa paham radikalisme ke daerah ini selama mudik Lebaran ini, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah meminta bupati dan wali kota hingga pemerintahan terendah tingkat RT, memberlakukan lapor 2×24 jam kepada orang baru yang datang atau masuk ke lingkungannya.

Disebutkannya, diprediksi Idul Fitri tahun ini, sekitar 1,8 juta perantau Minang akan pulang kampung ke Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Dengan jumlah yang cukup besar ini, potensi paham radikalisme sangat rawan masuk ke daerah ini.

Hadir mendampingi Mahyeldi saat jumpa pers tersebut, Sekdaprov Sumbar, Hansastri, Pimpinan DPRD Sumbar, Irsyad Safar, Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprov Sumbar, Maifrizon.

BACA JUGA  Raih Predikat Informatif, Pemprov Sumbar terima Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2023

Mahyeldi berharap dengan adanya pemberlakukan lapor 2×24 jam ini, dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap paham radikal dan ikut dalam upaya meminimalisir dan mencermatinya.

Selain menangkal radikalisme, pemberlakukan lapor 2×24 jam bagi warga yang baru datang, juga menyikapi adanya temuan Polri yang menyebut ada sebanyak 1.125 orang teroris kelompok Negara Islam Nusantara (NII) di Sumbar. Mereka tersebar di Kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya.

“Untuk menangkal radikalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perlu ada kerjasama seluruh pihak. Kita libatkan forkopimda. Perlu ada upaya meningkatkan pemahaman kepada masyarakat dengan melakukan penyuluhan secara bersama melibatkan forkopimda,” tegasnya.

Upaya lain untuk mencegah masuknya teroris dan radikalisme, tambah Mahyeldi, di tingkat provinsi, kabupaten kota dan forkopimda juga dilakukan sharing informasi.

“Untuk sharing informasi ini sudah kita lakukan dengan adanya pertemuan bulanan dan waktu tertentu. Kita harus bahu membahu dengan TNI dan Polri, untuk mendeteksi dan menimalisir potensi radikalisme ini,” harapnya.

Khusus temuan Polri adanya terorisme kelompok NII di Sumbar, Mahyeldi menilai tidak mungkin jumlahnya sebanyak 1.125 orang seperti yang disampaikan oleh Mabes Polri. Namun, Mahyeldi menyebutkan, kemungkinan mereka ini datang dari luar. Karena kelompok NII ini pusatnya bukan di Sumbar tetapi daerah lain.

BACA JUGA  Dalam 2 Tahun Produksi Bawang Merah pada Kabupaten di Sumatera Barat Ini Bisa Kalahkan Jawa

“Kepolisian sudah punya peta untuk itu. Kita sikapi temuan NII ini dengan turun ke sekolah-sekolah untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat, agar waspada dengan gerakan terorisme dan radikalisme,” terangnya.

Mahyeldi menegaskan, di Sumbar tidak ada bibit pemberontak. Meski ada peristiwa sejarah PRRI, namun gerakan PRRI bukan memisahkan diri dari Indonesia.

“Justru Tokoh Sumbar hadir dan membesarkan negara ini. Istilah Indonesia yang memunculkan Tan Malaka. Dalam sejarah kemerdekaan republik ini ada nama Agus Salim, M Yamin, Sutan Sjahrir. Masa kemerdekaan, munculnya NKRI, tokohnya dari Minang,” tegasnya.

“Ini sejarah. Sehingga masyarakat Sumbat adalah orang yang cinta NKRI dan persatuan. Tidak kurang dua ribu pejuang dan pahlawan dari Sumbar terlibat mempertahankan NKRI. Masyarakat Sumbar berada di depan mempertahankannya,” tegasnya.

Sebelumnya, diinformasikan Polri, menyebut ada sebanyak 1.125 orang teroris kelompok NII berdiam di Sumatera Barat (Sumbar). Mereka tersebar di Kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebutkan, dari 1.125 tersebut, sebanyak 400 orang di antaranya diketahui berstatus sebagai personel aktif. Sisanya sudah dibaiat yang siap aktifkan kapan saja.

BACA JUGA  Dialog dengan Presiden, Petani Wonosobo Ungkapkan Manfaat Lumbung Pangan

Ramadhan merinci, dari 1.125 anggota NII itu sebanyak 833 orang ada di Kabupaten Dharmasraya. Sisanya 292 anggota berada di Kabupaten Tanah Datar.

Lebih lanjut, Ramadhan mengatakan jaringan NII sudah tersebar luas di Indonesia. Sebab, anggota NII ini tidak hanya ada di Sumbar, tapi juga di DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, hingga Maluku.

Hingga saat ini ada 16 tersangka teroris jaringan NII yang ditangkap di Sumbar. Densus 88 turut mengamankan sejumlah barang bukti dari penangkapan tersebut.

NII Rekrut Anak-anak
Sebelumnya, Polri menyebut kelompok NII tak memandang usia dan jenis kelamin saat merekrut anggota. Ada 77 anak di bawah usia 13 tahun yang direkrut dan dicuci otak oleh NII.

Selain itu, Ramadhan membeberkan ada 126 orang dewasa anggota NII yang diduga sudah direkrut sejak masih kecil. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengetahui jaringan NII. (Bdr)

Comment