AGAM – Kondisi Keramba Jala Apung (KJA) makin parah. Hingga kemarin sudah sebanyak 500 ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mati massal.
“Totalnya, semua yang mati sekarang sekitar 500 ton,” kata Camat Tanjung Raya, Handria Asmi, Selasa (14/12).
Dikatakan Handria, hanya dua nagari (desa) yang mengalami fenomena ini, yakni Nagari Koto Kaciak dan Nagari Tanjung Sani.
Saat ini jumlahnya merambah ke penambak ikan KJA dua nagari lainnya, yakni Nagari Koto Gadang, dan Nagari Koto Malintang.
Penyebab matinya ikan itu, kata Handria, karena cuaca yang ekstrem yang sering berubah-ubah. Kadang panas, kadang hujan deras dengan angin kencang.
Apalagi, lanjut Handria, bulan November hingga Februari musim pancaroba yang cuacanya ekstrem, sehingga menimbulkan fenomena upweeling dalam danau.
“Ikan-ikan itu mati lantaran terjadinya penurunan suhu air danau akibat umbalan atau upweeling,” jelasnya.
Menurut Handria, pihaknya sudah mengimbau pemilik KJA yang lain agar segera memanen ikannya, atau memindahkan ke kolam darat.
“Untuk ikan yang mati, kita minta pemilik keramba agar membersihkan dari danau dengan menguburkannya ke darat,” ujarnya.
Sementara Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Agam, Rosva Dewira juga membenarkan ikan mati massal itu, sejak sepekan terakhir.
“Rata-rata ikan yang mati itu, hampir siap panen dan terparah di kawasan Nagari Koto Kaciak,” ujarnya. (Bdr)
Comment