Nasional

Dua Kali Sumbar Tuan Rumah MTQ dan Pesan Presiden Soeharto Saat Pembukaan MTQ Nasional 1983

206
×

Dua Kali Sumbar Tuan Rumah MTQ dan Pesan Presiden Soeharto Saat Pembukaan MTQ Nasional 1983

Sebarkan artikel ini
Geladi Bersih pembukaan MTQ ke XXVIII. Dok Diskominfo

PADANG – Selama 37 tahun sejak 1983, Kota Padang, Sumbar kembali menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional. Sumbar sebelumnya menjadi tuan rumah pada MTQ ke XIII, kini tiba pada MTQ ke XXVIII atau ke-28.

MTQ ke XXXVIII di Sumbar akan dibuka Presiden Jokowi secara virtual. Pembukaan dipusatkan di Stadioan Utama, Sikabu Padang Padang Pariaman.

Menarik sejarah sebelumnya, MTQ ke-13 dilangsungkan di kawasan Rimbo Kaluang, saat ini Komplek GOR H. Agus Salim Padang. MTQ Ke-13 dibuka langsung oleh Presiden RI, Soeharto saat itu.

Dikutip dari laman HM. Soeharto Menggapai Tinggal Landas, Berikut kutipan sambutan Presiden Soeharto saat itu: “Dengan tidak terasa, kita sudah tiga belas kali mengadakan lomba seni baca Alquran. Dan kali ini Kota Padang menjadi tuan rumah.

BACA JUGA  Mensos Risma ke Sumbar, Bakal Ada Operasi Katarak dan Bagi-bagi Buku Nikah Lansia

Kita berysukur, karena MTQ telah menjadi bagian dalam kehidupan umat Islam di negeri kita. Hal ini sangat diperkuat ciri dan corak kehidupan keagamaan bangsa kita dalam negara yang ebrdasarkan Pancasila.

Dalam hal seni baca Al-Quran, kita mempunyai tempat yang terhormat di pentas dunia. Kita merasa bangga karena qari, qariah dan hafidz kita telah iktu memberi nama baik bangsa kita pada lomba seni baca Alquran di tingkat internasional. Semuanya itu menunjukan bahwa agama mendapatk tempat yang terhormat dan tumbuh di atas tanah yang subur di bumi Pancasila kita.

Namun, kita sadar bahwa yang kita musabaqahkan adalah kalam ilahi Al-Quran bukanlah buku nyanyian. Alquran adalah kitab suci. Karena itu, lebih dari sekadar membacanya, kita berusaha memahami isi kandungannya, mengambil petunjuk dan hidayat daripadanya, untuk hidup dan kehidupan kita sebagai orang seorang dan sebagai umat. Kita semua, dalam kesempatan seperti ini, tidak boleh lupa akan peringatan Nabi Muhammad, junjungan kita: “Celakalah orang yang membacanya tapi tidak merenungkan isinya”.

BACA JUGA  Tekan Inflasi di Mentawai, Kemenhub Siapkan Dermaga Kapasitas Kapal 2.000 GT

Karena itu, kit tidak cukup hanya menyelenggarakan lomba seni baca Alquran secara teratur saja. Ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada Alquran harus kita amalkan dalam memperkaya kehidupan masyarakat Indonesia moderen yang berdasarkan Pancasila.

Comment