PADANG–Seribuan ekor gerombolan kera liar teror warga Aie Paku Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang belakang ini. Bahkan, konflik binatang primata ini dengan warga cukup memprihatinkan. Karena sudah sempat memggigit warga.
Karena binatang yang hidup bergerombol ini telah merusak tanaman masyarakat. Bahkan, tanaman padi dicabutnya. Dan tanaman pisang warga selalu dimakan mereka, sehingga tak bisa dipanen masyarakat.
“Kera liar ini mengamuk, dengan memakan pisang, padi dicabut, anak pohon pisang juga dicabut. Bahkan, mwnjarah kedai grosir serta mengobok obok isi kedai grosir di Perumahan Vila Gading, bahkan periuk nasi warga juga prnah dilarikan ke atas pohon, ” ujar Mulyadi (43) warga Sungai Sapih Kecamatan Kuranji, Selasa (15/9/2020).
Kata Mulyadi, konflik warga dengan kera liar ini dengan memasuki pemukiman warga sudah terjadi sejak tahun 2008 lalu. Geeombolan kera liar bermukim di seedaran Bukit Aie Paku Sungai Sapih Kecamatan Kuranji.
Kera liar sering beraksi mencaei makan di sekitar kawasan Kasik Sungai Sapih, Bukit Aie Paku, Banda Luruih dan sekitar belakang kantor Balaikota Padang Aie Pacah. Bahkan, sebelumnya kera mencari makan. Jika diusir warga gerombolam primata ini balik menyerang warga. Buktinya, beberapa tahun lalu, kera liar ini pernah menggigit anak Panti Asuhan Nurul Hikmah Aie Paku, Sungai Sapih.
“Gerombolan kera liar ini jumlahnya cukup besar, diperkirakan mencapai seribuan ekor. Geeombolan primata liar ini, selain menyerang warga sekaligus menjadi hama bagi tanaman kebun warga,” kata Mulyadi.
Mulyadi berharap, kepada pemerintah dalam hal ini Pemko Padang melalui SKPD terkait menyelesaikan konflik masyarakat dengan primata liar ini. Jika tidak dicarikan solusinya, pada masa mendatang tidak menutup kemungkinan jatuh korban warga mendapatkan gigiranya.
Persoalan ini sudah diinformasikan kepada pemerintah terkait, baik kepada ketua RT, RW dan Lurah. Bahkan, prihal konflik warga dengan kera liar ini juga sudah dikabarkan kepada anggota DPRD daerah pemilihan sekitar lokasi kejadian. (rjk)