PADANG – Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat terlihat penderita AIDS dan HIV di Sumbar lebih banyak laki-laki dari perempuan. Diketahui, penularan AIDS dan HIV lebih cepat dengan hubungan laki-laki dengan laki-laki.
Sepanjang tahun 2019, dari total sebanyak 566 kasus HIV dan 298 kasus AIDS yang dialami oleh masyarakat di Sumatera Barat, dominan berusia 30-39 tahun dan dari para laki-laki.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Merry Yuliesday, mengatakan, diantara usia 30-39 yang dominan terkena HIV dan AIDS itu sebagian besar ialah laki-laki.
Dari total 277 kasus itu, untuk yang menderita AIDS 192 orang laki-laki dan sisanya 35 orang perempuan. Sementara untuk penderita HIV juga datang dari laki-laki dengan jumlah mencapi 376 orang dan perempuan 98 orang.
“Jika bicara sumber sebab banyaknya lagi-laki terkena virus HIV dan AIDS itu, banyak hal, salah satunya ada dikarenakan LGBT (lesbian gay, biseksual, dan transgender). Kondisi ini diketahui dari berbagai rumah sakit yang menangani pasien pengindap HIV dan AIDS,” katanya, Minggu (12/1/2020) melalui pesan singkat.
Selain di usia 30-39 yang berada di posisi tertinggi, Dinas Kesehatan Sumatera Barat juga mencatat, di usia lainnya terbilang cukup banyak terkena HIV dan ADIS juga ada di usia 20-20, dengan jumlah 70 orang.
Tidak hanya tercatat di usia muda dan dewasa saja, bahkan ada juga HIV dan anak yang berusia 4 tahun dengan jumlah sebanyak 5 orang. Jumlah untuk anak-anak yang terkena HIV dan AIDS ini menurun cukup signifikan dibandingkan 2018 yang mencapai 15 orang anak.
“Anak-anak berusia 5-15 tahun juga ada terkena virus HIV dan AIDS di Sumatera Barat yakni, di tahun 2019 ada 6 orang anak, tahun 2018 19 orang anak, dan tahun 2017 ada 3 orang anak. Tapi bila melihat ke anak usia 15-19 tahun ada 9 orang anak di tahun 2019, 8 orang anak di tahun 2018 dan 15 orang anak di tahun 2017,” jelasnya.
Menurutnya, dengan adanya kasus virus HIV dan AIDS di Sumatera Barat yang mengkhawatirkan terhadap para laki-laki, maka hal yang perlu diingatkan ialah pergaulan, serta menjauhi pengaruh narkoba dan hal-hal buruk lainnya.
Ke depan Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi, baik kepada masyarakat umum, maupun bagi pelajar di sekolah-sekolah. Seosialiasi yang diberikan sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang gejala dan bahaya HIV dan AIDS.
Menurutnya, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya antisipasi virus HIV dan AIDS itu, mulai dari melakukan skrining pada ibu hamil, catin, kelompok kunci dan berisiko. Serta melakukan skrining pasangan ODHA. Lalu menambah jumlah layanan PDP (perawatan dukungan pengobatan).
Untuk itu, dengan adanya upaya antisipasi dari Dinas Kesehatan, perlu juga diimbau kepada masyarakat agar setia pada pasangan. Selanjutnya perlu melakukan pemeriksaan diri, seperti melakukan tes HIV, karena virus HIV bisa diketahui melalui tes tersebut.
Sementra bagi masyarakat yang sudah terinfeksi, upayakan menggunakan kondom apabila melakukan hubungan badan, dan minumlah obat secara teratur. Serta jangan lupa untuk konsultasi pada dokter secara berkelanjutan sesuai anjuran.(Bdr)
Comment