NAYPYITAW – Tim Medis Darurat (Emergency Medical Team/EMT) Indonesia berhasil melayani sedikitnya 1.112 warga terdampak gempa di Myanmar selama sepekan bertugas sejak Kamis (3/4).
Pelayanan kesehatan dimulai Senin (7/4) setelah EMT berkoordinasi dengan pemerintah Myanmar dan membangun fasilitas medis darurat. Sebanyak 206 pasien menerima perawatan pada hari pertama, diikuti 181 pasien pada Selasa (8/4), 303 pasien pada Rabu (9/4), dan 422 pasien pada Kamis (10/4).
Sebanyak 32 personel EMT terlibat dalam misi ini, terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, petugas administrasi, serta tenaga logistik. Bantuan tambahan datang dari lima tenaga kesehatan Bulan Sabit Merah Indonesia pada Rabu (9/4), dan juga dibantu tenaga medis lokal.
Layanan medis dilakukan di area Rumah Sakit 50 Oattara Thiri Township, menggunakan lima tenda darurat. Masing-masing tenda difungsikan sebagai unit gawat darurat, poliklinik rawat jalan, ruang observasi, apotek, serta gudang logistik. Dengan fasilitas ini, EMT mampu melakukan tindakan bedah dan memberikan obat-obatan yang dibawa dari Indonesia.
Tim medis menangani berbagai keluhan kesehatan seperti hipertensi, nyeri otot, infeksi saluran pernapasan, asam lambung, luka, vertigo, stroke, dan penyakit kulit. Selain itu, EMT juga menangani luka robek dan patah tulang akibat gempa, serta memberikan layanan kebidanan kepada dua wanita hamil berusia 16 dan 32 minggu.
Pemerintah Myanmar menyampaikan apresiasi terhadap upaya kemanusiaan Indonesia. Pejabat dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan otoritas keamanan setempat mengunjungi pos pelayanan EMT.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan EMT Indonesia dan pemerintah Indonesia dalam menangani krisis kesehatan pascagempa,” ujar perwakilan pemerintah Myanmar.
Keberangkatan EMT merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari misi kemanusiaan. Sesuai rencana, tim akan bertugas hingga Senin (21/4).
Kehadiran EMT merupakan bagian dari bantuan kemanusiaan yang lebih luas. Pada saat yang sama, pemerintah Indonesia menyerahkan bantuan logistik seberat 124 ton secara simbolis melalui Menko PMK, Kepala BNPB, dan perwakilan kementerian/lembaga kepada pemerintah Myanmar.