PADANG – Ketua DPD LPM Kota Padang Irwan Basir Dt Rj Alam SH MM mengatakan, pengurus komite sekolah dalam memungut sumbangan terhadap orang tua siswa agar memperhatikan kondisi ekonomi kekinian masyarakat. Idealnya, sekolah bersama komite harus memiliki sense of crisis atau rasa kepekaan sosial di tengah pusaran badai pandemi Covid-19 ini.
“Sebagaimana diketahui, setiap memasuki tahun ajaran baru, biasanya banyak sekolah melalui komite memungut sumbangan kepada siswa dalam bentuk sumbangan komite sekolah,” ujar Irwan Basir, Sabtu (19/2/2022).
Dikatakan Irwan, sumbangan ini nantinya digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan melengkapi sarana belajar siswa yang lebih memadai serta untuk menambah kenyamanan bagi siswa dalam belajar.
Meski sekolah sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa dana Bantuan Operasional Sekolah ( dana BOS ), namun bagi beberapa sekolah bantuan itu belumlah memadai dan ini sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Untuk itu pihak sekolah masih membutuhkan dana dalam bentuk sumbangan lain yang salah satunya sumbangan komite ini yang dipungut melalui orang tua siswa di sekolah. Dan itu melalui musyawarah antara pihak sekolah dan wali murid.
Menyikapi hal ini, Irwan mengungkapkan, sumbangan yang dipungut komite sekolah itu sah-sah saja sepanjang tidak memberatkan masyarakat selaku orang tua wali murid. Dan tentu saja sudah melalui kesepakatan musyawarah antara pihak sekolah dengan wali murid.
“Jadi sepanjang sumbangan itu tidak membebani wali murid dan sudah menjadi kesepakatan secara bersama-sama hal itu sah-sah saja. Dan yang tidak boleh itu adalah ada kesan pemaksaan kehendak. Apalagi disangkutkan dengan proses belajar siswa. Itu jelas tidak boleh,” ucap Irwan Basir saat dimintai tanggapannya mengenai beragamnya pungutan sumbangan di setiap sekolah.
Irwan menjelaskan, selama sumbangan wali murid yang dipungut komite itu peruntukkannya jelas, dia setuju saja. Ini merupakan salah satu bentuk partisipasi orang tua terhadap sarana pendidikan anaknya.
” Sumbangan komite itu merupakan salah satu bentuk partisipasi dari orang tua wali murid terhadap sekolah. Jadi ada rasa saling memiliki bersama terhadap sekolah. Jika gedung sekolahnya bagus dengan fasilitas yang memadai, yang diuntungkan adalah anaknya sendiri. Belajar pun jadi nyaman, ” ujar Irwan.
“Apalagi kebutuhan di setiap sekolah itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi sekolahnya. Kemudian latar belakang ekonomi orang tua murid pun juga berbeda – beda. Misalnya sekolah di perkotaan, kebutuhannya mungkin berbeda dengan sekolah yang ada di pinggiran Kota. Mata pencaharian orang tua murid pun berbeda-beda. Di perkotaan kebanyakan berdagang atau kerja kantoran. Di pinggiran kota rata-rata bertani atau buruh harian. Jika profesi berbeda tentu berbeda pula dengan penghasilannya. Untuk itu pihak sekolah atau komite dalam memungut sumbangan harus arif memperhatikan faktor-faktor ini. Jadi perlu memperhatikan kondisi keadaan ekonominya,” ujar pria yang juga tokoh adat ini.
Di samping itu, Irwan mengingatkan, pihak sekolah akan kondisi masyarakat terkini. Semenjak pandemi Covid-19 melanda negara ini dampaknya sangat terasa sekali terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.
” Di satu sisi masyarakat juga membutuhkan pendidikan untuk anaknya. Di sisi lain, mereka juga butuh makan. Apalagi masa pandemi pengeluaran yang tak mesti ada, terpaksa diadakan. Contohnya membelikan HP anak untuk belajar daring dan pulsanya. Ini kan kebutuhan yang terpaksa diadakan karena tuntutan dari belajar daring dari rumah ditambah lagi beli paket datanya, ” jelas Owner Padang Fhising Club (PFC) ini.
Untuk itu Irwan menghimbau, kepada seluruh sekolah yang ada di Kota Padang yang memungut sumbangan melalui komite agar memperhatikan kondisi ekonomi orang tua siswanya supaya tidak menambah beban mereka. Jangan ditambah lagi beban masyarakat yang sudah susah akibat dampak pandemi Covid-19 ini.
” Kalau memang sumbangan komite itu tujuannya untuk peningkatan mutu belajar anak, silahkan saja. Tapi, jangan orang tua wali murid merasa terbebani. Apalagi disangkut pautkan dengan proses belajar anak di sekolah. Itu saja himbauan dan harapan saya kepada pihak sekolah. Mari kita sama-sama memahami kondisi ini,” ucap Irwan.
Selain iru, komite jangan diperalat pihak sekolah dalam memungut sumbangan. Atau jangan komite hanya jadi perpanjangan tangan sekolah memungut sumbangan. Idealnya, komite memilki analisa sosial ekonomi tehadap lingkungan sekolah terutama terhadap orang tua siswa. “Apalagi, sumbangan tersebut sampai dikait- kaitkan dengan ijazah (STTB) siswa yang telah tamat belum juga diserahkan,” ujar Irwan. (drd)
Komentar