Peristiwa

Sepak Rago dan Merawat Tradisi Permainan Anak Nagari

330
×

Sepak Rago dan Merawat Tradisi Permainan Anak Nagari

Sebarkan artikel ini
Penampilan peserta dari Koto Tangah Padang, dalam festival sepak rago pada babak final, Senin (4/10).

PADANG – Sepak Rago, bola rago disepak diantara 7 orang anak muda. Permainan anak nagari di Minangkabau yang butuh pelestarian ditengah gilanya game online.

Di Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumbar 2021 permainan anak nagari ini ditampilkan. Diperlombakan, malah. Mereka harus menampilkan ketangkasan dan keindahan.

Pada PKD Sumbar 2021, Festival Sepak Rago dipusatkan di Museum Adityawarnan atau Taman Melati. Di tengah-tengah taman itu, group sepak rago unjuk kebolehan.

Sudah dua hari festival sepak rago berlangsung. Pesertanya 28 tim, pada umunya berasal dari Kota Padang. Tambahannya dari Padang Pariaman. Selain itu kabupaten dan kota lain tak banyak terlibat.

Babak penyisihan berlansung pada Minggu (3/10). Sedangkan babak final belangsung Senin (4/10). Pemenangnya langsung diumumkan, mereka dinilai oleh 4 juri. Juri ini juga sudah berpengalaman dalam menilai penampilan group yang menawan.

BACA JUGA  Jalan Akses UPTD BPA Distan Padang Diblokir, Namun Belum ada Upaya Penyelesaian

Pada hari terakhir perlombaan, Dewan Juri mengambil keputusan. Dari 28 peserta, dipilih 6 terbaik. Mereka akan mengisi harapan satu sampai tiga dan terbaik satu sampai tiga.

Dari hasil penilaian Dewan Juri , harapan III diperoleh oleh tim Rantang Mudo dengan total nilai 502 poin, harapan II diperoleh Kasang, Saiyo dari Padang Pariaman dengan total nilai 550 poin dan harapan 1 diraih oleh tim Pacah Lapan dengan total nilai 585 poin.

Sedangkan, terbaik satu diperoleh tim Jiluju dengan raihan nilai 735 poin, terbaik dua diperoleh oleh tim Baringin Tabek dengan total nilai 697 poin dan terbaik tiga diperoleh tim Baringin FC dengan total nilai 658 poin.

BACA JUGA  PKD Sumbar 2021, Merawat Ingatan Dibuka Dengan 'Tikai Jaman'

“Penilain yang kita berikan berdasarkan keindahan peserta menampilkan ketangkasan,”sebut Khairul salah seorang Dewan Juri.

Penilaian berdasarkan kemampuan peserta menunjukan kemampuan dalam mengangkat bola. Kekompakan, seni yang dibawa dalam penampilan. Secara teknis, ada tidak penilaian diberikan juri. Pertama singgang, gaya ini mendapatkan poin 3, gaya singgang semakin banyak dibawakan semakin tinggu pula nilainya.

Sama dengan gaya Simpia Rabah, gaya yang mengambil bola sembari membungkuk dan membelakang ini juga memperoleh poin tiga. Sementara ada gaya Balah Banak dengan nilai 2 poin, ini gaya agak sederhana tapi cukup sulit dilakukan.

Comment