Peristiwa

Sepak Rago dan Merawat Tradisi Permainan Anak Nagari

714
×

Sepak Rago dan Merawat Tradisi Permainan Anak Nagari

Sebarkan artikel ini
Penampilan peserta dari Koto Tangah Padang, dalam festival sepak rago pada babak final, Senin (4/10).

PADANG – Sepak Rago, bola rago disepak diantara 7 orang anak muda. Permainan anak nagari di Minangkabau yang butuh pelestarian ditengah gilanya game online.

Di Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumbar 2021 permainan anak nagari ini ditampilkan. Diperlombakan, malah. Mereka harus menampilkan ketangkasan dan keindahan.

Pada PKD Sumbar 2021, Festival Sepak Rago dipusatkan di Museum Adityawarnan atau Taman Melati. Di tengah-tengah taman itu, group sepak rago unjuk kebolehan.

Sudah dua hari festival sepak rago berlangsung. Pesertanya 28 tim, pada umunya berasal dari Kota Padang. Tambahannya dari Padang Pariaman. Selain itu kabupaten dan kota lain tak banyak terlibat.

Babak penyisihan berlansung pada Minggu (3/10). Sedangkan babak final belangsung Senin (4/10). Pemenangnya langsung diumumkan, mereka dinilai oleh 4 juri. Juri ini juga sudah berpengalaman dalam menilai penampilan group yang menawan.

Pada hari terakhir perlombaan, Dewan Juri mengambil keputusan. Dari 28 peserta, dipilih 6 terbaik. Mereka akan mengisi harapan satu sampai tiga dan terbaik satu sampai tiga.

Dari hasil penilaian Dewan Juri , harapan III diperoleh oleh tim Rantang Mudo dengan total nilai 502 poin, harapan II diperoleh Kasang, Saiyo dari Padang Pariaman dengan total nilai 550 poin dan harapan 1 diraih oleh tim Pacah Lapan dengan total nilai 585 poin.

Sedangkan, terbaik satu diperoleh tim Jiluju dengan raihan nilai 735 poin, terbaik dua diperoleh oleh tim Baringin Tabek dengan total nilai 697 poin dan terbaik tiga diperoleh tim Baringin FC dengan total nilai 658 poin.

“Penilain yang kita berikan berdasarkan keindahan peserta menampilkan ketangkasan,”sebut Khairul salah seorang Dewan Juri.

Penilaian berdasarkan kemampuan peserta menunjukan kemampuan dalam mengangkat bola. Kekompakan, seni yang dibawa dalam penampilan. Secara teknis, ada tidak penilaian diberikan juri. Pertama singgang, gaya ini mendapatkan poin 3, gaya singgang semakin banyak dibawakan semakin tinggu pula nilainya.

Sama dengan gaya Simpia Rabah, gaya yang mengambil bola sembari membungkuk dan membelakang ini juga memperoleh poin tiga. Sementara ada gaya Balah Banak dengan nilai 2 poin, ini gaya agak sederhana tapi cukup sulit dilakukan.

Nilai yang kecil ada gaya Tapak Silang, gaya ini yang paling sederhana, hanya mengangkat mata kaki bagian dalam untuk mengangkat bola.

Sepak Rago
Penampilan Sepak Rago pada PKD Sumbar 2021 telah berkontribusi untuk mepertahankan seni tradisi anak nagari tersebut. Merawat tradisi ditengah tingginnya desakan permainan yang disediakan secara online.

Senin (4/10) sore adalah penampilan tim dari Koto Tangah, Kota Padang. Mereka terdiri dari 7 orang. Mengenakan pakainan hitam-hitam, celana ‘galembong’ layaknya pakaian pemain randai.

Kepalanya diikat, seperti mengenakan deta. Khas pengikat kepala anak sasaran di ranah Minang. Bola dilempar, melambung kian kemari. Melewati kaki pemain yang heboh diantara mereka.

Bola terbuat dari rotan yang dirajut seperti bola takraw. Tapi ini beda, dibuat dua lapis, dengan kulit lebih lembut.

Semula, rago adalah sebutan untuk bola berbentuk kubus yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda yang berlapis-lapis. Namun saat ini, permainan ini lebih banyak menggunakan bola yang terbuat dari anyaman rotan dengan diameter 15 cm.

Penamaan rago juga mengadung nilai-nilai pemaknaan dari raga (kehidupan). Saat ini, permainan sepak rago umumnya dimainkan pada alek Nagari atau dimainkan sore hari oleh anak-anak muda untuk mengisi waktu luang

Tim kemudian membentuk lingkaran, masing-masing harus menunjukan kebolehan, mengangkat bola dengan kaki. Tidak boleh disentuh tangah. Bola juga tidak boleh jatuh ke tanah.

Untuk penilaian dalam festival, bolah jatuh termasuk dinilai kurang. Sementara nilai yang baik adalah, ketika menampilkan mengambil bola dengan posisi yang sulit. Seperti mengangkat bola sembari membelakangi kawan.

“Jadi nilai terbaik itu adalah Singgang dan Simpia rabah, ini nilainya poinnya tiga,”sebut Khairul.

Singgang artinya, mengabil bola dengan membelakang. Sedangkan Simpia Rabah, mengambil bola dengan membungkuk, tapi posisinya tetap membelakangi kawan.

Permainan ini dibutuhkan kekompakan. Dibutuhkan kebersamaan. Sehingga bola tidak jatuh. Tidak hanya mempertahan bola, tapi juga menampilkan ketangguhan, ketangkasan dan keindahan.

“Semakin mereka menunjukan seperti menari, semakin menarik ditonton,”tambah Khairul.

Sepak Rago adalah permainan, bukan olahraga prestasi. Biasanya di Kota Padang pinggiran, seperti Kuranji, Koto Tangah dan Pauh. Permainan ini dimainkan sore hari. Setelah pulang bekerja di sawah.

Tempatnya juga tidak sulit. Asalkan ada tanah lapang, permainan ini dapat dilakukan. Seperti disebelah warung, ditengah parak (ladang) dan area yang yang bisa melingkat dengan diameter minimal 3 meter.

PKD 2021
PKD Sumbar 2021 berlangsung pada 1 sampai 5 Oktober 2021 di Taman Budaya Padang.

Kegiatan diantaranya pameran, terdiri dari karya instalasi, jalur rempah dan kuliner, pagelaran, terdiri dari seni kontemporer, seni multikultur/etnis dan musik lokal dan diskusi kelompok terarah (FGD)

Gubernur Mahyeldi menyebut momentum Festival Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) tahun 2021 ini dapat menjadi edukasi dan pengingat generasi muda akan budaya dan nilai-nilai luhur yang ada di Sumatera Barat (Sumbar).

Hal itu dikatakannya saat membuka PKD 2021 di Taman Budaya, Jumat (1/10).

“Selain itu, Festival PKD ini merupakan upaya mengangkat dan menggali potensi budaya yang ada di Sumbar beserta upaya merawat ingatan tentang eksistensi Kebudayaan lintas generasi dan lintas etnis yang ada di Sumbar melalui tangan-tangan kreatif para seniman,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti mengatakan PKD terakhir kali dilaksanakan tahun 2012, sempat vakum selama 8 tahun. “Alhamdulillah, atas dukungan semua pihak pada tahun ini bisa kita gelar kembali,” ucap Ranti. (Bdr)

Comment