Peristiwa

Dinilai punya Geng, Gubernur Mahyeldi ‘Cium’ Ada Isu Adu Domba pada ASN

489
×

Dinilai punya Geng, Gubernur Mahyeldi ‘Cium’ Ada Isu Adu Domba pada ASN

Sebarkan artikel ini
Gubernur Mahyeldi Ansharullah meminta salah satu ASN untuk membuka pin selain, embel-embel Korpri di bajunya saat Apel Pagi, Senin (17/5).ist

PADANG – Gubernur Mahyeldi Ansharullah meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Sumbar jangan berkubu-kubu. Terutama blok-blok yang tercipta dari latar belakang pendidikan.

“Saya ingin pegawai Pemprov Sumbar ini jangan berkubu-kubu. Menunjukan ego pribadi dan kelompok. Saya ingin kita kompak, solid atas satu nama. Korpri pegawai republik Indonesia (Korpri),”pinta Mahyeldi pada Apel pagi usai libur lebaran, Senin (17/5/2021) di halaman Kantor Gubernur Sumbar.

Pernyataan itu disampaikannya diawali dengan kejanggalan pada saat ASN menghadiri Apel Pagi. Sejumlah ASN Pemprov Sumbar mengenakan baju dinas kuning biasa, selain itu ada mengenakan baju Korpri warna biru.

“Setiap taggal 17 setiap bulan semua ASN berpakaian Korpri.Kalau belum ada edaran silakan buat edaran, ikuti aturan. Saya lihat banyak juga yang tidak pakai pin ‘Ayo Tolak Gratifikasi’,”kata Mahyeldi.

Kemudian, Mahyeldi meminta semua ASN yang tidak menggunakan baju Korpri menunjuk tangan. Hasilnya hampir setengah dari ASN yang hadir apel, tidak mengenakan baju yang tepat.

“Semuanya tidak pakai, Kan sudah dari saya masuk, apa yang positif semasa pak Iran tetap akan saya lanjutkan. Seandainya belum ada disempurnakan, saya disempurnakan,”ulasnya.

Dikatakannya, kebaikan yang dilakukan gubernur sebelumnya, sesuai aturan terbaru, maka dilaksanakan. Jadi untuk itu, pakaian ASN tidak ada tambahan.

“Saya maunya provinsi ini satu. Pegawai provinsi Sumbar, tidak ada latar belakangnya,”ujarnya.

“Saya tidak mau, maaf pak, Karena sekarang ini sekaan-akan, ASN ini berblok-blok. Ini isu diprovinsi ini, sSaya sudah tahu ini isu diprovinsi,”katanya.

“Maka untuk itu, pakaiannya Korpri. Ini PIN nya, papan namanya. Saya tidak mau latar belakang, Unand buat Unand, Unpad buat Unpad, IPB buat IPB. Cukup ijzah kita masing-masing latar belakang kita. Tidak usah dibuat-buat lainnya,”tegasnya.

“Saya dibuat isu, di provinsi ini dibuat isu. Untuk janganlah yang model itu dilakukan. Yang jelas gubernur dan wakil gubernurnya saya dan pak Audy. Maka dengan itu, jangan dibuat blok lagi, pak sekda harus mengatur itu. Itu makanya Korpri. Kenapa tanggal 17 diapelkan, supaya semangat korpri muncul. Bukan semangat latar belakang perguruan tingginya,”ucapnya.

Dilanjutkannya, pegawai Kantor Gubernur Sumbar masa kepemiminan dirinya adalah satu. Kalau ASN sendiri yang sudah berfikiran rusak seperti itu, bagaimana nantinya rakyat dan kabupaten kota. Ada gank-gank lagi.

“Itu adalah budaya jahiliyah,”ujarnya.

Menurutnya, jika sudah masuk kantor Pemprov ini adalah pegawai. Dari mana latar belakangnya, jangan bawa latar belakang itu ke Pemprov Sumbar.

Hari ini, seluruh ASN dan bukan ASN adalah satu. Sampai dirinya orang politik, ikut aturan berpakaian tersebut. “Saya ikut aturan itu, tidak saya bawa merek saya. Maka untuk tu, tugas kita disamping mengatur yang ada di provinsi, juga mengatur di kabupaten/kota,”jelasnya.

Diungkapkannya, dia sudah mintak Asisten I mengetahui fungsi perwakilan Pusat di kabupaten kota. Bahkan, katanya selama ini Pemprov hanya mengurus diri sendiri tidak mengurus kabupaten kota.

“Makanya bapak itu bekerja terlihat santai,”ujarnya.

Diharapkannya, sebagai pegawai Pemprov Sumbar, maka semangat yang hadir adalah semangat Korpri. Setiap, tangga17, maka harus ada apel Korpri. Kalau ada acara lain silahkan digabung ikuti aturan yang ada.

“Maka, saya tidak mau, di provinsi ini dibuat blok-blok. UKurannya profesional, siapa yang pelanggaran akan saya tindak. Ingin santai, silahkan jangan jadi pejabat. Silahkan jadi pegawai saja,”tegasnya lagi.

Diingatkannya lagi, jika masih ada handphone pejabat eselon II Pemprov Sumbar yang dikontak ajudan tidak diangkat, akan mendapatkan sanksi.

“Saya tahu itu semua. Untuk itu kita di provinsi ini harus satu semuanya. Gubernurnya saya dan waklinya pak Audy, itu lah nasib bapak ibu sekarang ini. Untuk itu harus ikut aturan,”katanya.

Dilanjutkannya, mari membbangun Sumbar ini dengan yang positif. Hal-hal yang menyebabkan tidak solid, dan tidak kompak, kita tinggalkan.

“Ketika Abu Bakar (AS), memimpin dia lemahkan yang kuat, kuatkan yang lemah, Saya akan lakukan itu,”pesannya.

Sehingga, siapa yang merasa super, menujukan dirinya sendiri dan kelompoknya akan dilemahkan. Bagi Yang lemah akan dikuatkan. Seingga solid, semuanya harus menyatu.

“Sekarang tanggal 17, hampit tiga bulan kami berada di provinsi ini. Kesan saya masih terkesan santai. Saya cek, saya tanya senior, memang begitu modelnya disini. Silidtas kurang. Lebih menonjol invidualismenya, kelompoknya. Sementara kita adalah organisasi,”katanya lagi.

Dengan itu mantan Walikota Padang ini menegaskan, semua di Pemprov Sumbar harus solid. Harus kompak.

“Sekarang tolong dibukak. Lambang selain lambang Korpri. Lambang pin, tolong dibuka semuanya. Untuk eselon II juga dibuka. Besok tampil, tidak ada embel-embel dari latar belakangnya. Saya harap menyatu, silahkan bekerja profesional sebagaimana seorang ASN,”perintahnya saat itu.

Saat itu, saat Apel Pagi, sejumlah ASN di Pemprov Sumbar terlihat menggunakan sejumlah embel-embel kepegawaian. Selain ada yang menggunakan pin Ayo Tolak Gratifikasi, juga tampak PIN khusus purna (lulusan) Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Diulanginya, bagi ASN yang kurang atau belum punya papan nama, besok semuanya harus siap. Karena pertama kali dirinya upacara di kantor gubernur Sumbar sudah mengingatkan terkait kekompakan tersebut.

“Sudah hampir 3 bulan saya sampaikan. Kalau kita tidak solid, tidak kompak. Siapa yang mengajarkan warga untuk kompak. Seandainya, penyelenggara negara tidak kompak. Maka masyarakat akan tercerai berai lagi,”katanya.(Bdr)

Comment