AGAM-Masyarakat diminta berhati-hati, terutama beraktivitas di sungai. Hal itu menyusul buaya di sungai Batang Masang Jorong Ujuang Labuang Nagari Tiku V Jorong Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Sumbar acap kali menampakan wujudnya di pinggiran sungai.
Bahkan, kemunculan buaya tersebut kini telah berani mendekati pemukiman warga. Seperti, Senin (3/5) buaya sepanjang lebih kurang 3 meter tersebut menjadi tontonan masyarakat di sekitar areal kebun kelapa sawit milik PT Mutiara Agam. Sehingga akibat penampakan buaya tersebut menjadi viral di bunia maya.
Plt Wali Nagari Tiku Selatan Weri Ikhwan, Selasa (4/5) membenarkan kemunculan buaya bernama latin crocodylus siamensis tersebut. Kemudian kemunculan buaya ini bukan pertama kali ini saja. Tapi, dalam satu bulan belakangan ini sudah menampakan dirinya dua kali. Sedangkan, menampakan diri yang terakhir pada Senin kemarin.
”Hal ini menunjukan bahwa mereka saat sekarang ini memang sangat agresif. Apalagi bulan Januari sampai April itu masa binatang ampibi ini bertelur, sehingga warga diminta ekstra hati-hati, terutama yang tinggal di pinggiran sungai,” ujar Weri.
Apalagi selama ini sudah banyak kasus buaya yang menyerang manusia di sini. Sehingga hal ini perlu diwaspadai secara seksama. Ditambah pihak BKSDA sudah memberikan peringatan di masa transisi bertelurnya buaya tersebut tingkat eksis nya lebih tinggi,kalau kita tidak waspada tentu akan menjadi konflik lagi
Di samping itu pihaknya terus mengimbau kepada warga yang tinggal di sekitar aliran sungai dan aliran-aliran sungai kecil-kecil di dalam areal lahan perkebunan sawit milik PT MA ini. Maka selalu memperhatikan suasa di sekitarnya. Karena buaya tersebut kalau ingin bertelur tentu mencari lokasi yang nyaman. Bahkan untuk lokasi yang nyaman tersebut tidak tertutup kemungkinan di dekat areal pemukiman warga seperti di sekitar perkebunan sawit.
“Di mana saat warga membersihkan kebun kelapa sawitnya warga menemukan buaya sedang bertelur di areal kebun warga tersebut, sehingga ini menjadi catatan yang serius bagi masyarakat,” ujar Weri.
Weri menambahkan, apalagi pihak BKSDA sudah menyatakan kepada pihaknya bahwa lokasi-lokasi pemancingan yang memiliki ikan yang banyak tersebut memang tempat berkembang biaknya habitat buaya. “Jadi kalau tidak ingin kita berkonflik dengan buaya tersebut kita harus mengindahkan himbauan serta larangan yang sudah diedarkan BKSDA selama ini,” ujar Weri. (*/rjk)
Comment