Umum

Sudah 112 Tahun Dibangun Belanda, PLTA Ini Kini Terangi Fasilitas Umum

435
×

Sudah 112 Tahun Dibangun Belanda, PLTA Ini Kini Terangi Fasilitas Umum

Sebarkan artikel ini
Salah satu bangunan PLTA Rasak Bungo yang dibangun sejak 1908 hinggi kini masih berproduksi.ist

PADANG – Sebelum pabrik Semen Padang didirikan, Belanda lebih dulu mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Pembangkit itu dibangun pada 1908 di daerah aliran sungai Batang Kuranji, Pauh.

Pendirian PLTA tersebut guna memenuhi kebutuhan listrik pada pabrik Semen Padang yang kini menjadi PT Semen Padang. Pembangkit itu adalah PLTA Rasak Bungo milik PT Semen Padang.

Selama ini, pembangkit berkapasitas energi listrik 2 x 500 kW itu hanya diperuntukan untuk mengoperasionalkan pabrik. Karena untuk menjalankan pabrik membutuhkan daya yang sangat tinggi.

Kini daya PLTA yang mewarnai perjalanan panjang PT Semen Padang sejak 1910 itu sampai ke sejumlah fasilitas umum. Pengaliran itu bagian dari program efisiensi energi berbasis pemberdayaan.

BACA JUGA  Seleksi Sekdaprov Sumbar, Ini Pejabat Pemprov Sumbar yang Memenuhi Syarat

Kepala Unit Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Padang Muhamad Ikrar mengatakan, pendistribusian listrik untuk fasilitas umum di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan PT Semen Padang itu, merupakan bagian dari program efisiensi energi berbasis pemberdayaan.

“Bantuan listrik untuk fasilitas umum di lingkungan perusahaan ini sudah berlangsung sejak lama. Sumber aliran listrik untuk fasilitas umum itu berasal dari PLTA Rasak Bungo dan bantuan ini merupakan bagian dari program efisiensi energi berbasis pemberdayaan,” kata Muhamad Ikrar, Selasa (8/9/2020).

Ikrar juga membeberkan sejumlah fasilitas umum yang listriknya dibantu oleh PT Semen Padang sebagian besar untuk Kelurahan Indarung, di antaranya, Masjid Jabal Ramah dengan daya terpasang 3P 100/5A, Masjid Al Iktihad 2200 KWh, Kantor Pemuda Simpang Indarung dan Pos Polisi Simpang Indarung masing-masing 900 KWh.

BACA JUGA  Gubernur Mahyeldi Tekankan Implementasi Core Values ASN juga Memuat Dimensi Berketuhanan

Kemudian, Musala Limponi dan Musala Tapi Aia masing-masing dialiri liatrik 1300 KWh, serta untuk Masjid Anur Syukur sebesar 2200 KWh, Musala Atap Genteng 900 KWh dan MTs Lubuk Kilangan sebesar 1300 KWh.

“Rata-rata pemakaian liatrik untuk sejumlah fasilitas umum itu sebesar 7.500 KWh/tahun,” ujarnya.

Bantuan listrik untuk fasilitas umum di lingkungan perusahaan PT Semen Padang, kata Ikrar melanjutkan, merupakan wujud dari kepedulian perusahaan terhadap masyarakat lingkungan PT Semen Padang. Oleh sebab itu, ia berharap agar bantuan listrik itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat untuk kepentingan bersama.

Selain bantuan listrik untuk fasilitas umum di sekitar perusahaan, tambah Ikrar, PT Semen Padang melalui Unit CSR perusahaan, juga punya program pemberdayaan masyarakat yang rutin dialokasikan setiap tahun oleh PT Semen Padang, yaitu program Basinergi mambangun Nagari (BMN).(Bdr)

BACA JUGA  Pemko Padangpanjang Raih Penghargaan WTP Empat Kali Berturut - turut 

Comment