Pendidikan

800 Jamaah Jumat Diharapkan  Antisipasi Aliran Sesat Pemecah Bangsa

264
×

800 Jamaah Jumat Diharapkan  Antisipasi Aliran Sesat Pemecah Bangsa

Sebarkan artikel ini

BUKITTINGGI-Banyaknya aksi yang mengadu domba antara umat dengan mengatasnamakan simbol simbol agama, perlu diwaspadai oleh semua pihak. Sejak dini aliran itu harus dibrangus  dari bumi Indonesia. Persatuan, seperti pepatah mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, karena sekarang ini hal-hal yang memecah belah semakin banyak, semakin banyak tabliqh akbar semakin banyak aliran sesat.
“Paham yang bertentangan, membutuhkan kejelian dari kita sendiri, untuk itu ada perbedaan yang bisa ditoleransi, namun ada juga perbedaan yang bisa memecah belah dan itu harus kita musnahkan,” ujar Ustad Zulhamdi LC, MA alias Buya Zulhamdi pada ceramah Jumat (21/2) di Masjid Jihad Jalan Tangah Jua, Kelurahan Aur Birugo, Togo Balai, Kota Bukittinggi yang dihadiri sekitar 800 orang jmaah..
Dikatakan Buya Zulhamdi yang merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Padangpanjang sekaligus Guru pada MAN Padangpanjang ini, terjadinya perbedaan karena itu akan terjadi kelemahan kita. Perbedaan pendapat pasti akan ada, karena tidak mungkin kita semua sama. Oleh sebab itu berbeda tapi tidak harus bermusuhan, tidak memecah belah, dan tidak menyuruh membuat masjid dalam satu nagari yang akhirnya akan memecah belah persatuan. Karena sesungguhnya a- jama’ah persatuan merupakan keselamatan dan perpecahan merupakan kebinasaan.
“Masjid di tengah umat sangat penting, karena di masjid Rasululah mempersatukan para sahabat, para ulama, maka masjid di tengah umat akan menjadi pusat peradaban, pusat pendidikan, dan meningkatkan pendidikan islam, lembaga pendidikan Islam, yang dapat merubah pola pikir masyarakat melalui pendidikan tersebut,” sebutnya.
Dari dulusebut Zulhamdi, masyarakat mengalami kemajuan, begitu juga dengan Islam yang juga berkembang dengan pesatnya. Kita bisa melihat dari masyarakat yang patuh kepada agama semakin melekat, masjid semakin megah, pondok pesantren banyak berdiri, rumah tahfidz banyak di nagari dan masih banyak lainnya.
“Generasi muda makin banyak, maka tabligh semakin banyak, ini membuktikan Islam semakin maju, dan ini semua tidak terlepas dari perjuangan kita,” katanya.
Kehadiran ulama, kata Zulhamdi, ulama adalah pewaris nabi dan kewajiban kita pada ulama yaitu melahirkan ulama, orang alim, orang yang paham alquran, hadits, fikih karena kehadiran mereka yg menentukan kemajuan umat ini, dan Minangkabau adalah rumahnya para tokoh, dan para ulama.
“Ulama adalah orang yang paham terhadap agama, untuk itu orang alim harus ada di setiap keluarga, jorong dan rujuklah kepada para ulama yang ada. Ulama sebagai pemersatu persatuan kita,” katanya.:
Kata Zulhamdi, tanpa kesatuan kebangkitan umat akan sulit dicapai, dimasa perjuangan dulu ulama berada didepan, karena kemerdekaan itu adalah awal dari kebangkitan dan kedamaian merupakan cita-cita bangsa dan Islam, tetapi kalau kita terpecah belah maka yang akan terjadi adalah kemunduran umat.
Kita jaga persatuan bangsa Indonesia dari isu yang berkembang, konflik-konflik lain janganlah dibawa ke daerah kita. Konflik harus diselesaikan bukan harus di buat menjadi baru. Karena Ahli tafsir terkemuka Al-Hafidz Ibnu Katsir di dalam Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim menjelaskan tentang maksud ayat ini adalah bahwa, “Allah memerintahkan umat Islam untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Telah datang banyak hadits, yang berisi perintah persatuan dan larangan perpecahan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan manakala mereka bersepakat, bersatu, dan berjama’ah,” papar Zulhamdi. (*/rjk)

BACA JUGA  Usai Ujian, Riki Adriadi Dosen UPI YPTK dan UBH Sandang Gelar Doktor

Comment