Prof DR Dr Idris Idham Sp JP (K) FIHA FESC FACC FAsCC, “Jangan Jadikan Kemiskinan Alasan untuk Tak Melanjutkan Sekolah”
Sebarkan artikel ini
Idris Idham, pernah jabat Presiden Ahli Jantung Asean 2007-2008
“Ahli jantung Idris Idham mengibaratkan, menuntut ilmu untuk meraih cita cita bagaikan mengayuh sepeda. Selagi muda kayuhlah sekuat tenaga dan jangan berhenti di satu titik dan lanjutkanlah ke titik berikutnya”.
PADANG – Alumni SMPN 10 Padang (SMP Kuranji) angkatan tahun 1960, Prof. dr. Dr. Idris Idham, Sp. JP (K), FIHA, FESC, FACC, FAsCC gelar temu ramah dengan keluarga besar SMPN 10 Padang, Minggu (15/9 /19). Kehadiran Idham, di SMPN 10 Padang tidak terlepas untuk memotivasi siswa siswa almamaternya agar rajin belajar.
“Saya harapkan kepada anak anak yang tengah menuntut ilmu di SMPN 10 Padang, miskin bukan jadi alasan untuk tidak melanjutkan sekolah,” ujar Idris Idham, kemarin.
Hidup merintis cita cita ibarat mengayuh sepeda, maka dibutuhkan niat, keinginan, berjuang keras, penuh semangat, tidak takut susah dan menderita,. Maka jangan lupa berdoa, terutama doa orang tua cukup makbul, agar selalu ingin maju. Penderitaan tidak boleh membuat patah semangat, kalau malas belajar, maka tidak menutup kemungkinan bekerja menjadi budak orang China.
“China tidur kita yang menjaganya di luar, karena bekerja sebagai Satpam di luar,” tutur pria 76 tahun ini.
Kehadiran Idham dalam acara temu ramah keluarga besar SMP Kuranji selain memotivasi juga bersialturahmi dengan keluarga besar SMPN 10 Padang. .Terutama dengan alumni yang se angkatan dengannya.
Ia lahir dari keluarga yang buta huruf, ibunya menjual nasi di Pasie Jambak Pasie Nan Tigo. Sedangkan, ayahnya karena bermukim di kawasan pantai, otomatis ia menjadi nelayan.
Ketika sekolah ia selalu membantu ibunya berdagang nasi, terutama menggarejoh kelapa untuk diparut. Bahkan, masih menjadi ingatan hingga sekarang tali garejoh terlepas sehingga tangan lteruka.
“Tidak ada yang tidak mungkin. Asalkan punya tekad yang kuat dan mau berusaha keras, pasti ada jalan untuk mencapai cita-cita,” katanya di hadapan alumni dan siswa SMP 10 Kuranji di Padang.
Ia bercerita, meski terlahir dari keluarga kurang mampu, namun sejak kecil sudah bercita-cita menjadi dokter.
Cita-cita itu tertanam saat ia dibawa orang tuanya berobat ke dokter Lim di Kampung Pondok, Padang. Kesan itu sangat mendalam sehingga ia pun ingin menjadi seorang dokter.
Meskipun orang kampung dan kerabatnya banyak yang mencibir, namun ia tetap memegang teguh cita-citanya.
Beruntung keinginannya itu mendapatkan dukungan penuh dari orang tuanya, meskipun kondisi ekonomi yang kurang membuat sangat banyak kendala yang harus dihadapi.
“Hampir saja tidak jadi kuliah karena kasihan pada orang tua yang tidak punya uang. Tetapi ada jalan yang diberikan Tuhan melalui tangan teman-teman,” ujarnya.
Bermodal uang Rp5.000 pada tahun 1963, yang setengahnya sudah habis untuk ongkos, ia bertolak untuk kuliah FK UGM.
Dengan segala keterbatasan, Idris Idham akhirnya menyelesaikan pendidikan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Universitas Indonesia (1983), kemudian meraih gelar Doktor di Universitas Airlangga pada tahun 2000.
Saat itu Prof. dr. Dr. Idris Idham, Sp. JP (K), FIHA, FESC, FACC, FAsCC menjadi Guru Besar Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Kolegium Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter (1994 – 1998), Sekjen Pengurus Pusat Perhimpunan Kardiovaskular Indonesia (1995 – 1999).
Secretary and Treasure Asean Federation of Cardiology (1994 – 1998), Presiden ASEAN Federation of Cardiology (2006 – 2008), Ketua Badan Pengawas Klub Jantung Sehat / Yayasan Jantung Indonesia (1993 – 2003).
Ketua Dewan Penasihat PB IDI (2010 – 2013), Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia (PP PERKI), tahun 2004 sampai 2006.
Ia menuturkan, pesan bahwa anak-anak dari pinggiran kota, dari keluarga kurang mampu juga bisa berprestasi dan berhasil menggapai cita-cita.
Kepala SMPN 10 Padang, Dewi Anggraini mengatakan, motivasi dari alumni yang berhasil sangat berarti untuk siswa. “Mudah-mudahan siswa terpacu untuk bisa meraih cita-citanya,” ujarnya.
Belajarlah yang rajin, jangan lupa berdoa, ibadah yang taat, jaga kesehatan, jangan begadang, jangan sekali kali terlibat Narkoba. Kalau terlibat Narkoba itu namanya bunuh diri. (rjk)
Contains information related to marketing campaigns of the user. These are shared with Google AdWords / Google Ads when the Google Ads and Google Analytics accounts are linked together.
90 days
__utma
ID used to identify users and sessions
2 years after last activity
__utmt
Used to monitor number of Google Analytics server requests
10 minutes
__utmb
Used to distinguish new sessions and visits. This cookie is set when the GA.js javascript library is loaded and there is no existing __utmb cookie. The cookie is updated every time data is sent to the Google Analytics server.
30 minutes after last activity
__utmc
Used only with old Urchin versions of Google Analytics and not with GA.js. Was used to distinguish between new sessions and visits at the end of a session.
End of session (browser)
__utmz
Contains information about the traffic source or campaign that directed user to the website. The cookie is set when the GA.js javascript is loaded and updated when data is sent to the Google Anaytics server
6 months after last activity
__utmv
Contains custom information set by the web developer via the _setCustomVar method in Google Analytics. This cookie is updated every time new data is sent to the Google Analytics server.
2 years after last activity
__utmx
Used to determine whether a user is included in an A / B or Multivariate test.
18 months
_ga
ID used to identify users
2 years
_gali
Used by Google Analytics to determine which links on a page are being clicked
30 seconds
_ga_
ID used to identify users
2 years
_gid
ID used to identify users for 24 hours after last activity
24 hours
_gat
Used to monitor number of Google Analytics server requests when using Google Tag Manager