PADANG – Lapas Kelas II A Padang memberikan pembinaan terhadap warga binaan dan pegawai Lapas dengan mendatangkan Motivator DR Aqua Dwipayana, Senin (20/05/2019). Kegiatan yang bertajuk “Kegiatan Sharing dan Motivasi” ini melibatkan sebanyak 250 warga binaan beserta pegawai Lapas .
“Kegiatan ini merupakan program Kanwil Menkum HAM Sumbar untuk melakukan pembinaan terhadap semua Lapas dan Rutan se Sumbar, ” ujar Plt Kalapas Kelas II A Padang Rusdi SSos MH.
Dikatakan Rusdi, kegiatan ini bagian dari pembinaan untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal, adat dan budaya serta agama. Kemudian untuk menanamkan nilai nilai kebangsaan terhadap warga binaan. Langkah ini bagaimana warga ini kelak menjadi SDM (sumberdaya manusia) yang seutuhnya, setelah mereka kembali ke tengah tengah masyarakat. “Sehingga mereka menjadi manusia yang bermanfaat di tengah tengah masyarakat nanti,” ujar Rusdi
Ditambahkan Rusdi, kemudian hal ini bertujuan agar warga binaan benar-benar tahu akan dirinya selama di Lapas tentang hal-hal yang baik. Kemudian termasuk terhadap petugas agar mereka tahu akan tugas pokok dan fungsinya. Sehingga mereka melakukan hal-hal yang tidak melanggar aturan dan hukum, antara petugas dan warga binaan.
Saat ini Lapas Kelas II Padang dihuni sebanyak 1.012 orang, sedangkan kapasitas warga binaan ini sebanyak 500 orang lebih. Sehingga kondisinya Lapas ini sudah over capasity . Maka melalui pembinaan dengan motivator inilah agar mereka tidak berbuat melanggar aturan hukum di dalam Lapas ini.
Motivator DR Aqua Dwipayana mengatakan, kegiatan sharing komunikasi ini untuk 260 ribu warga binaan dari 260 Lapas dan Rutan di Indonsia. Dan kegiatan yang kelima setelah Tabanan, Banyuwangi, Lapas laki dan perempuan di Yogyakarta kemudian dilanjutkan ke Sawahlunto. “Pada dasarnya warga binaan ingin menjadi warga yang baik kembali, maka mereka ini haus akan motivasi,” ujar Dwipayana.
Ditambahkannya, setelah mereka keluar nanti, diharapkan kepada masyarakat agar menerimanya kembali dan jangan mereka dikucilkan serta diejek. Sebab, pada dasarnya mereka ingin kembali hidup normal di tengah-tengah masyarakat. Sebab, kalau mau jujur tidak ada orang ingin hidup terkurang di dalam Lapas ini.
“Akan tetapi karena kekilafan sehingga mereka masuk Lapas menjadi warga binaan,” ujar Dwipayana. (rjk)
Comment