PADANG – Pembangunan flyover Sitinjau Lauik ditarget rampung dalam waktu 2,5 tahun. Jalan layang ini menghubungkan Kota Padang dengan Solok, Sumatera Barat.
Nilai proyek mencapai Rp2,793 triliun. Masa operasional dirancang selama 10 tahun. Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, di Padang, Senin.
Pelaksanaan proyek dikerjakan PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik sebagai badan usaha pelaksana. Konsorsium terdiri atas Hutama Karya dengan porsi 55 persen dan Hutama Karya Infrastruktur sebesar 45 persen.
Pekerjaan meliputi perencanaan teknis, pembangunan jalan dan jembatan sepanjang 2,774 kilometer, serta kegiatan preservasi selama masa operasional.
Flyover Sitinjau Lauik memberikan dampak positif bagi masyarakat. Konektivitas antardaerah meningkat, mobilitas penduduk lebih cepat, dan akses ke fasilitas umum makin mudah.
“Flyover ini diharapkan mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalur Padang–Solok yang terkenal ekstrem,” ujar Adjib.
Jalan layang tersebut juga membuka akses menuju destinasi wisata unggulan di Sumatera Barat. Danau Singkarak dan Lembah Harau diharapkan makin mudah dijangkau wisatawan.
Pembangunan infrastruktur ini mendongkrak potensi pariwisata, melancarkan distribusi barang, dan menurunkan biaya logistik.
“Proyek ini diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal serta membuka lapangan pekerjaan bagi warga,” ujar Adjib.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum, Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra menyebut proyek ini memakai skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU.
“Pembangunan bertujuan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas di tikungan Panorama I yang rawan kecelakaan,” ujar Rachman. (Ant)