PADANG – Acara makan durian yang digelar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di Kota Padang, pada Minggu, (2/2/2025) memunculkan saling dorong antar pengunjung.
Kegiatan yang dinamakan Balanjuang Durian ini dalam rangka meramaikan Car Free Day (CFD), sekaligus meningkatkan silaturahmi antar pemerintah dengan masyarakat yang ada di Sumbar.
Sayangnya, Balanjuang Durian yang pertama kali digelar Pemprov Sumbar ini tercoreng karena masyarakat yang saling rebutan.
Akibatnya, tak hanya banyak masyarakat yang tidak kebagian, namun juga banyak di antaranya yang terinjak, terjepit, dan bahkan jatuh di tumpukan durian.
“Karena masyarakat tidak sabaran,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar, Maifrizon menanggapi terjadinya kericuhan ini.
Sebelumnya, Maifrizon mengatakan, Balanjuang Durian ini tujuannya juga untuk membantu ekonomi petani durian. Pasalnya, harga durian semakin menurun karena melimpahnya buah durian setiap musimnya.
Dalam pengakuannya, Balanjuang Durian ini menyediakan durian asli dari berbagai daerah Sumbar sebanyak 12.000-15.000 buah secara gratis. Semua durian ini disediakan oleh instansi di lingkungan Pemprov Sumbar.
“Jadi aturannya, Balanjuang Durian ini makan durian secara bersama di tempat, dan tidak boleh dibawa pulang, agar semua peserta Car Free Day bisa menikmatinya,” tegas Maifrizon.
Selain itu, Balanjuang Durian ini direncanakan akan digelar pada musim durian setiap tahunnya. Tak hanya itu, kegiatan ini ditargetkan bisa meraih Rekor MURI makan durian terbanyak nantinya.
Terkait kericuhan ini, mendapat respon negatif dari berbagai pihak. Dari menyalahkan masyarakat yang tidak tertib, hingga mengkritik Pemprov Sumbar yang tidak mempersiapkan Balanjuang Durian ini secara matang.
“Kayak gak pernah makan durian saja, demi makan durian gratis bangun pagi-pagi datang ke Car Free Day, makan gratis, kulitnya berserakan,” ujar Mita, yang geram melihat orang saling dorong dan rebutan durian. (Bdr)
Comment