PeristiwaPolitik

Elektabilitas Welly Suhery-Anggit bisa Capai 40 persen di Pilkada Pasaman

54
×

Elektabilitas Welly Suhery-Anggit bisa Capai 40 persen di Pilkada Pasaman

Sebarkan artikel ini
Elektabilitas Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Pasaman Welly Suhery dan Anggit Kurniawan Nasution.ist

PADANG – Elektabilitas Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Pasaman Welly Suhery dan Anggit Kurniawan Nasution teratas dengan angka 37,5 persen. Hasil itu mengungguli dua calon lainnya, Mara Ondak-Desrizal dan Sabar AS-Sukardi.

Sebanyak 0,2 persen masyarakat Pasaman menyatakan tidak memilih atau golput, sedangkan tidak tahu sebanyak 5,3 persen.

Bahkan untuk pilihan top of mind, Welly Suhery juga menjadi pilihan utama dengan anga 25,4 persen, diikuti Sabar AS sebanyak 23,5 persen dan Mara Ondak 15,2 persen.

Hasil tersebut dirilis Lembaga Survery Liberte Institute Kamis, (21/11) di Pasaman. Dari hasil survey tersebut pilihan masyarakat Pasaman cenderung beralih pesat pada pasangan nomor urut 1 Welly Suhery-Anggit Kurniawan Nasution.

Kondisi itu terlihat dari pergerakan elektabiltasnya yang konstan naik secara berkelanjutan dari September 2024. Dari data tersebut terlihat pasangan Welly Suhery-Anggit Kurniawan Nasution masih berada pada angka 14,4 persen pada September 2024, kemudian naik menjadi 26,9 persen pada Oktober 2024 dan menjadi pemuncak pada November mencapai 37,5 persen.

BACA JUGA  Wawako Hadiri Sartijab Kepala RRI Kota Bukittinggi

“Untuk elektabilitas pasangan nomor urut 1 Welly Suhery-Anggit Kurniawan Nasution masih berpeluang terus naik. Karena dari kebiasaan hasil survey tersebut, jika calon mendapatkan keterpilihan cenderung naik, maka saat mendekati pemilihan akan tetap naik. Pada akhir medio November bisa jadi sudah mencapai 40 persen,”ungkap Direktur Eksekutif Survey Leberte Institute, Indrayadi.

Menurutnya, kondisi sebaliknya akan terjadi pada petahana. Jika elektabilitasnya turun, makan cenderung turun hingga waktu pemilihan.

Disisi lainnya, pesaingnya ada pasangan Sabar AS-Sukardi pada November 2024 memiliki elektabilitas mencapai 35,1 persen. Menariknya, survey tersebut mencatat keterpilihan pasangan Sabar AS-Sukardi yang juga incumben cenderung menurun.

Terlihat dari data, pada September 2024 elektabilitas Sabar AS-Sukardi masih berada pada angka 48,0 persen. Pada Oktober 2024 angka tersebut malah turun menjadi 40,8 persen atau turun mencapai 8 persen. Terakhir pada November 2024 Sabar AS-Sukardi hanya berada pada angka 35,1 persen.

BACA JUGA  Pojok Diskusi: Jurnalis Harus Mampu Memberikan Kontribusi Bagi Daerahnya

Sejalan dengan pasangan nomor urut 3, calon nomor urut 2 pasangan Mara Indak-Desrizal juga terlihat cenderung menurun. Karena pada September 2024 elektabilitas pasangan Mara Ondak- Desrizal berada pada angka 30,3 persen.

Kemudian, pada Oktober 2024 elektabilitas Mara Ondak-Desrizal turun menjadi 25,5 persen, atau turun sebanyak 7 persen. Bahkan pada November 2024 angka itu terun turun menjadi 21,9 persen.

Survey tersebut melibatkan sebanyak 1.200 responden dengan margin error 2,9 persen. Survey berlangsung pada 5 dan 6 November 2024 dengan sistem wawancara tatap muka multistage random sampling. Responden berasal dari seluruh nagari dan kecamatan di Pasaman.

Dari survey terlihat jumlah pemilih di Pasaman laki-laki 50,7 persen, perempuan 49,3 persen. Untuk usia pemilih di pasaman didominasi dengan usia 40-44 tahun sebanyak 14,3 persen. Usia 50-54 tahun sebanyak 12,6 persen, usia 35-39 tahun sebanyak 11,4 persen untuk usia 30-34 tahun sebanyak 11,4 persen.

BACA JUGA  Ingin Bangun Kampung Halaman, Faldo Mendaftar ke Demokrat dan PPP

Sedangkan untuk tingkat pendidikan pemilih terbanyak berpendidikan SLTA sederajat sebanyak 39 persen, SLTP sederajat sebanyak 27,7 persen dan SD sederajat sebanyak 25,7 persen. Sementara untuk tingkat sarjana hanya 5,1 persen.

Dijelaskannya, alasan pemilih di Pasaman menentukan pilihan adalah faktor kedekatan dengan masyarakat. Dimana calon yang paling banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat. Untuk alasannya menempati angka 25 persen. Kemudian ingin perubahan sebanyak 14,5 persen dan berpengalaman 13,0 persen.

Diketahui, lembaga survey Liberte Institute merupakan satu dari dua lembaga yang diakui Komisi Pemilihan Umum (KPU). Liberte juga menjadi lembaga survey bekerjasama dengan Markas Besar Polri, selain itu juga tergabung dalam Asosiasi Riset dan Opini Publik Indonesia yang harus dimiliki lembaga survey.

“Kita tidak macam-macam untuk lembaga survey. Kita menyampaikan apa adanya sesuai metodologi,”pungkas Indrayadi. (Bdr)

Comment