Pendidikan

Di Sumpur Kudus, Dua Bulan Pak Syaf Dimasakan Amai-Amai

535
×

Di Sumpur Kudus, Dua Bulan Pak Syaf Dimasakan Amai-Amai

Sebarkan artikel ini
Rumah Sidang PDRI di Silantai, Sumpur Kudus. Kabupaten Sijunjung.ist

PADANG – Di Nagari Silantai, Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) Syafruddin Prawiranegara membentuk kabinet. Dua bulan di Sumpur Kudus, rombongan pejuang dimasakan oleh ibu-ibu Silandai.

Nagari Silandai, Kecamatan Sumpur Kudus tempat terbentuknya kabinet PDRI. Di Sumpur Kudus juga rombongan pak Syaf panggilan Syafruddin Prawiranegara oleh masyarakat menetap cukup lama, yakni sekitar 2 bulan.

Silantai, satu dari 4 Nagari yang menjadi tempat aktivitas pak Syaf di Sumpur Kudus. Rombongan pejuang memilih daerah itu, karena posisinya dianggap lebih aman dari intel Belanda.

Pasukan dengan mudah menempatkan pemantau atau mata-mata di daerah terdepan. Seperti dari Talawo, Uncang Labuah, Sungai Langsek, Siparok atau Koto Tuo. Jika mata-mata melihat pergerakan mencurigakan, sepeti pasukan Belanda, maka mata-mata langsung menyampaikan ke pasukan pejuang.

BACA JUGA  Orang Dekat Mahyeldi Miko Kamal, Minta Kadis Pendidikan Sumbar Mundur Jika Kerja Lambat

“Kata ayah saya, pak Syaf memilih Silantai, karena daerah ini dianggap paling aman,”sebut Irianis, (59) pewaris Rumah Sidang Kabinet PDRI di Nagari Silantai, Sumpur Kudus.

Irianis adalah anak dari Hasan Basri Dt Bandaro Putih, pemilik Rumah Sidang PDRI. Pada 1949, Hasan Basri adalah Wali Perang. Setingkat Walinagari, karena status negara darurat, maka Walinagari disebut Wali Perang.

Pak Syaf tiba di Silantai sekitar awal Mei 1949, atau di penghujung masa PDRI. Rombongan tim lengkap yang selalu menggotong peralatan radio seberat 3 ton sudah menjalani perjalan jauh dari Bidar Alam.

Perjalan Pak Syaf, setelah menyatakan Indonesia masih ada di Bidar Alam, kemudian berpindah ke Sungai Dareh. Di Sungai Dareh rombongan hanya bertahan sekitar 4 hari. Di sana juga sempat bersidang.

BACA JUGA  Diguyur Hujan, Peserta Tour de PDRI Antusias Ikuti Etape Kedua

Kemudian melanjutkan perjalanan menembus hutan belantara dan menyeberang sungai menuju Sumpur Kudus. Perjalan membutuhkan beberapa hari.

Sungai Dareh, mereka kemudian meneruskan perjalanan melalui jalan setapak lewat Kiliran Jao, Sungai Bitung, Padang Tarok, Tapus, Durian Gadang, Manganti, hingga akhirnya mencapai tempat tujuan pada 5 Mei 1949.

Comment