PADANG – Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatra Barat menggelar aksi di halaman kantor Gubernur, Selasa (24/9). Aksi dimulai dari jam 13.00 WIB.
Ada 15 poin tuntutan demonstran yang disampaikan dan Kepala Kesbangpol diminta untuk membacakan dihadapan mahasiswa diantaranya 1.Menuntut pemerintah untuk berhenti melakukan impor komoditas pertanian dan peternakan, 2. Menuntut pemerintah meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dan peternakan, 3.Menuntut pemerintah untuk memperluas lahan pertanian dan memastikan kepemilikan lahan 2 hektar per petani
4. Menuntut pemerintah untuk menambah jumlah dan meningkatkan kualitas penyuluh pertanian, 5. Menuntut pemerintah untuk segera perbaikan irigasi dan penyediaan alat mesin pertanian atau peternakan dan teknologi sesuai kebutuhan petani, 6. Menuntut pemerintah untuk menjaga stabilitas harga ditingkat petani dan konsumen, 7. Menuntut pemerintah untuk segala menindak oknum pedagang yang melakukan permainan harga di pasar dan segera melakukan tindakan nyata bersama satgas pangan untuk secepatnya bisa menstabilkan harga.
8. Menuntut pemerintah untuk memperhatikan keberlangsungan peternakan di Indonesia terutama untuk pakan, obat-obatan dan antibiotik, 9. Copot menteri pertanian dan menteri perdagangan, 10. Menuntut gubernur sumbar segera mendesak pemerintah pusat untuk menyelesaikan karhutla di Indonesia selama 7 hari masa kerja,
11. Menuntut gubernur sumbar mendesak pemerintah pusat mengungkapkan oknum pelaku pembakaran hutan dan lahan di Indonesia, 12. Menuntut gubernur sumbar untuk menyeleaaikan karhutla di Sumbar selama masa 7 hari, 13. Menuntut gubernur mengungkap kebakaran hutan lahan di sumbar, 14. Menuntut gubernur sumbar memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada rakyat sumbar yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan, 15. Menuntut gubernur sumbar untuk memadamkan api kebakaran hutan, pelaksanaan dan rehabilitasi lahan pasca kebakaran.
Dalam aksi di “Rumah Bagonjong” mahasiswa menuntut berapa isu yang tengah terjadi belakangan ini. Itu terlihat dari spanduk yang dipegang masing-masing. Bahkan, mahasiswa masih menuntut bertemu Gubernur Irwan Prayitno untuk menyampaikan orasinya.
Spanduk yang dibentangkan para mahasiswa ini membentangkan berapa tulisan diantaranya, “Petani Miris Di Negeri Agraris”, “Save Ibu Pertiwi”, “Jaga Tanah Kita”, “Demi Perut Kalian Kami Sengsara”, “DPRD Tolol”, “Dicari Sumbar Gubernur Hilang”.
“Negeri kita sedang sakit, bangsa kita sedang tidak baik-baik saja. Kalau bukan kita mahasiswa siapa lagi yang akan turun menyampaikan aspirasi rakyat,” ujar salah seorang mahasiswa dalam orasinya.
Sementara itu Kordinator Lapangan Aliansi BEM Sumbar, Agung Deni Pratama menilai, dalam momentum Hari Tani Nasional kali ini melihat nasib petani kecil sangat miris dan masih belum sejahtera.
“Kita fokus hari ini pada hari tani, menyuarakan aspirasi petani untuk kesejahteraannya. Meskipun ada berapa baliho atau spanduk menyampaikan aspirasi lain. Tapi kita tetap satu suara untuk rakyat Indonesia,” katanya.
Selain itu, pihaknya menuntut pemerintah melaksanakan program yang telah dilakukan untuk kesejahteraan petani.
“Program itu dengan memberikan pendampingan kepada petani tentang pengunaan teknologi dalam pengembangan pertanian,” tuturnya.
Kemudian jika pemerintah ingin bantuan dari mahasiswa pertanian, maka mahasiswa bersedia membantu karena semua itu untuk kemajuan pertanian.
Aksi demo ini masih berlangsung hingga pukul 17.15 WIB, mana demonstran tetap bertahan untuk bertemu gubernur, dalam aksi sempat terjadi dorong-dorongan dengan pihak kepolisian karena mahasiswa ingin menduduki kantor gubernur. Tetapi karena penjagaan ketat pihak kepolisian mahasiswa dapat ditenangkan.
Perwakilan mahasiswa sempat bertemu dengan pejabat Pemprov Sumbar untuk menggelar audiensi. Namun, sepertinya belum menemukan hasil kesepakatan.
Kepala Kesbangpol Sumbar, Nazwir sempat menemui mahasiswa dengan menjanjikan gubernur akan dipertemukan dengan mahasiswa.
“Gubernur tidak ada hari ini, karena lagi rapat di Kementerian. Jadi hari ini Pak Gub tidak dapat hadir. Saya solusikan nanti mahasiswa akan dipertemukan dengan gubernur,” tukasnya di hadapan ribuan mahasiswa.
Meskipun sudah ditemui Kepala Kesbangpol, mahasiswa tetap melakukan orasi di kantor gubernur, bahkan mendesak Kepala Kesbangpol membacakan tuntutan mereka dan juga menandatanganinya.
Usai dibacakan Kepala Kesbangpol tuntutan mahasiswa tersebut, mahasiswa meminta beliau untuk menandatangani tuntutan itu diatas materai, dan mahasiswa memberi waktu 2 hari kepad Pemprov Sumbar untuk melaksanakan tuntutan itu.
Demonstrasi di halaman kantor gubernur hingga pukul 18.30 WIB diakhiri dengan penyegelan ruang kerja gubernur dan kantor gubernur. Sebelum itu, mahasiswa yang hendak berusaha masuk sempat bentrok dengan pihak kepolisian diwarnai dengan lemparan dari pihak mahasiswa yang dibalas tembakan watercanon dari pihak kepolisian. (Bdr)