PADANG – Buku berjudul “Drs R. Moh Zuhdan berjuangan di Tanah Seberang” karya Anwar Thahar diluncurkan dan dibedah di Aula FKIP UM Sumatera Barat Komplek Perguruan Muhammadiyah KMM Kauman Padang Panjang. Buku tersebut juga untuk membangun semangat Bermuhammadiyah dari Drs Raden Moh Zuhdan.
Kegiatan yang digelar oleh Universitas Uhamka Jakarta berkerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sumbar dengan penerbit Uhamka Press tersebut dihadiri 100 peserta terdiri dari dosen dan guru maupun mahasiswa UMSB, Sumatera Barat, Rabu (12/6/2019).
Acara yang dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah Dr Good Will Zubir ini dihadiri Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Dr Shofwan Karim Elhussein, Rektor UM Sumatera Barat Dr. Riki Saputra, Dekan FKIP UMSB Dr Mafardi, M.Pd, Rektor Uhamka Prof Dr. Gunawan Suryoputro, Dekan FBS UNP Padang Prof Dr Zaim, M.Hum, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Batipuh X Koto, Abizar Lubis dan tokoh Tarbiyah dan Guru Besar UNP Padang Prof Sufyarma Marsyidin serta keluarga besar Drs Raden Muhammad Zuhdan.
Good Will Zubir mengatakan R Moh Zuhdan adalah sosok tokoh Muhammadiyah yang mendedikasi hidupnya untuk pendidikan amal usaha Muhammadiyah di Yogyakarta maupun bagi ranah minang.
Membaca buku ini kita dapat mengetahui secara gamblang tentang nilai sisi kehidupan R. Muhammad Zuhdan. Buku ini merupakan suatu bacaan yang harus dibaca kader muda Muhammadiyah karena akan menambah semangat dalam menggairahkan gerak langkah persyarikatan.
Rektor UMSB Dr. Riki Saputra, menuturkan buku ini memiliki kekuatan nilai history dan nasionalisme, ada muatan keindonesiaan dan keminangkabauan.
“Buku ini bertujuan untuk menyemarakan literasi Muhammadiyah agar Muhammadiyah terus eksis dalam herakan dakwah amal maruf sesuai dengan cita-cita faoundhing father Muhammadiyah dulunya,” kata Simon.
Ketua PW Muhammadiyah Sumbar, Dr Shofwan Karim dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran buku tersebut. Menurutnya, buku ini dapat membangkitkan dunia pendidikan Muhammadiyah dan sangat menginspirasi.
“Buku ini bisa menjadi penyemangat gerak langkah persyarikatan dalam dunia literasi. Juga untuk menciptakan narasi NKRI,” katanya.
“Saya melihat kontinitas Raden Moh. Zuhdan dalam misi muhammadiyah untuk NKRI. Muhammadiyah tidak ada primodialistik. NKRI akan kuat kalau Muhammadiyah kuat,” tegasnya.
Rektor Uhamka, Prof Dr. Gunawan Suryoputro mengatakan saya mendukung penulisan buku ini. Bedah Buku ini lahir berkat Kerjasama FKIP UMSB dengan FKIP Uhamka Jakarta melalui Uhamka press. Literasi tokoh sangat minim di Indonesia.
“Banyak yang mengira Muhammadiyah seperti holding company, akan tetapi modal dasarnya hingga sekarang adalah komitmen tinggi ikhlas para tokoh dalam pengembangan amal usaha sebagai media dakwah,” ujarnya.
Murid R. Moh.Zuhdan, Prof Sufyarma Marsyidin mengatakan Zuhdan bukan hanya pengajar tetapi juga seorang pendidik, beliay kader Muhammadiyah yang berhasil menjalankan semangat dakwah Muhammadiyah dari Kauman Yogyakarta paternalistik ke Kauman Padang Panjang yang egalitarian, hal ini disebabkan karena kemuhammadiyahan dan Al-Islam.
Panelis dari Uhamka Jakarta, Destian Badarsyah, MPd mengatakan Raden Moh Zuhdan adalah seorang tokoh multi talenta. Beliau dibesarkan dengan tradisi Muhammadiyah yang kuat, individu kesungguhan dan keikhlasan.
Organisasi Muhammadiyah dalam pandangan Zuhdan sebagai organisasi kader dan mengurus kader. Beliau sangat paham dengan visi kemuhammadiyahan yang dibawa Kiyai Dahlan dengan pendirian sekolah pendidikan Muhammadiyah di Padang Panjang.
“Lahir dari Rahim Muhammadiyah, tokoh ini dinanti peran vitalnya pada zamannya. Kontek nilai ketokohan Zuhdan terlihat nyata di Padang Panjang. Zuhdan menghasilkan manusia dengan pemikirannya (men of though), manusia yang berbuat untuk kehidupan (men-action), Manusia yang mengimspirasi atau (men of inspiration). Zuhdan diciptakan dari Muhammadiyah dan menciptakan sejarah sendiri di Muhammadiyah,” pungkasnya.
Dekan FBS UNP, Prof M. Zaim mengatakan Tanah seberang konsepnya merupakan tanah rantau, merantau adalah watak orang minang. Menurut Imam Syafei merantau bertujuan mendapat kawan, mendapat pelajaran bertambahnya ilmu dan mendapat kehidupan dan hilangnya kesusahan.
Sumbangsih Raden Muhammad Zuhdan antaralain Berjuang membesarkan Muhammadiyah dan Menghidupkan AUM yang sedang mati suri di Pandai Sikek pada tahun 1970-an. Kemudian menghidupkan kembali taman kanak2 Bustanul Athfal di desa.
Lanjutnya, Rumah beliau tempat di surau Bancah dijadikan pusat kegiatan anak muda Muhammadiyah seperti seni tari, sandiwara, musik dan lainnya. Selain itu dijadikan sekretariat ranting Muhammadiyah Pandai Sikek.
Buku ini terdiri dari 314 halaman karya Anwar Tanhar dengan penerbit Uhamka Press yang telah dicetak dengan edisi pertama 500 exemplar yang didistribusikan di lingkungan muhammadiyah Padang Panjang dan Jakarta. (bdr)
Comment