PADANG – Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir secara resmi membuka Pekan Cinta Sejarah (PENTAS) ke-VIII yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat (UPGRISBA), Selasa (15/4/2025).
Mengangkat tema “Srikandi Sejarah Melahirkan Generasi Menggerakkan Peradaban”, kegiatan ini berlangsung di Gedung B UPGRISBA. Acara turut dihadiri oleh rektor, dekan, dosen, serta mahasiswa dari berbagai program studi.
Dalam sambutannya, Maigus Nasir mengajak mahasiswa memaknai sosok “Srikandi” sebagai simbol perjuangan perempuan dalam sejarah bangsa. Ia menyebut sejumlah tokoh seperti Rasuna Said, Rohana Kudus, dan Rahmah El Yunusiyah sebagai contoh nyata perempuan pelopor di bidang perjuangan dan pendidikan.
“Srikandi adalah sosok perempuan yang memiliki kepribadian mulia, semangat perjuangan, dan dedikasi tinggi untuk keluarga, bangsa, dan negara,” ujar Maigus Nasir.
Ia juga menegaskan pentingnya memahami sejarah lokal. Menurutnya, Sumatera Barat memiliki sejarah lokal yang kuat, termasuk keberadaan dua tokoh perempuan yang saat ini memimpin Kabupaten Dharmasraya.
“Bung Karno mengatakan bahwa Indonesia terang benderang bukan karena mercusuar dari Jakarta, tetapi karena lilin-lilin kecil di penjuru negeri. Ini bermakna bahwa tokoh lokal di desa, dusun, dan nagari sangat berperan besar dalam membesarkan bangsa,” ucap Maigus Nasir.
Ia menutup sambutannya dengan ajakan kepada mahasiswa untuk mempelajari sejarah lokal secara mendalam sebagai dasar pijakan pembangunan bangsa ke depan.
“Kami meminta kepada mahasiswa untuk memahami sejarah lokal ini, pahami dan pelajari karena ini sangat penting untuk menentukan arah pembangunan Indonesia ke depan,” kata Maigus Nasir.
Ketua HIMA Program Studi Pendidikan Sejarah, Fahdatul Huriyah, menyampaikan bahwa PENTAS ke-VIII bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga ruang ekspresi dan pembuktian mahasiswa, khususnya perempuan, sebagai agen penggerak peradaban.
“Dalam PENTAS 2025 ini, kami mengadakan berbagai lomba seperti menulis esai, pidato, debat, futsal, bola voli, solo song, hingga video kreatif sejarah,” sebut Fahdatul Huriyah.