PADANG-Kadis Kebudayaan (Disbud) Sumbar melalui Kepala UPTD Museum Adityawarman, Mardison, Sabtu mengepresiasi Festival digelar melalui Pokir Anggota Komisi IV DPRD Sumbar Evi Yandri Rajo Budiman senilai Rp 39 juta. Festival Sipakrago II se Sumbar 2023 ini digelar selama dua hari, 4-5 November.
Kepala UPTD Museum Aditiyarman Mardison mengatakan, Sipakrago dari gerakan silat, pada di zaman penjajahan ada larangan untuk berlatih silat. “Mengakali larangan itu anak nagari membuat semacam kamuflase dengan bermain Sipakrago,” ucap Mardison, .
Sipakrago, katanya, telah tersebar di Ranahminang di berbagai kabupaten dan kota di Sumbar. Kota Padang dan Pariaman merupakan daerah yang paling banyak komunitas sipakrago. Bahkan di Kota Padang sudah ada Ikatan Sipakrago Kota Padang,
“Atas nama Dinas Kebudayaan Sumbar, saya mengapresiasi iven tahunan yang diprakarsai anggota Komisi IV DPRD Sumbar Evi Yandri Rajo Budiman melalui dana Pokirnya beliau sangat peduli dengan Seni tradisional Sipakrago , semoga kedepanya iven ini terus berlanjut dan menjadi agenda tahunan, ” ulas Mardison.
Anggota DPRD Sumbar, Evi Yandri Rajo Budiman S. Ip mengatakan sipakrago merupakan salah satu permainan anak nagari yang sudah berlangsung turun menurun.
Namun saat ini dengan perkembangan zaman, katanya, sipakrago mulai terlupakan dan tenggelam ditengah perkembangan zaman.
“Tentu saja ini membuat kita merasa sangat miris. Padahal banyak nilai-nilai yang terkandung dalam permainan ini, selain melatih fisik permainan ini juga mengajari karakter pantang menyerah dan kegigihan untuk memberikan yang terbaik, ” kata Evi Yandri,yang juga Ketua FKAN Pauh IX Kuranji.
Dikatakan, Festival Permainan Anak Nagari Sipakrago ke II tingkat Sumbar ini diselenggarakan Disbud Sumbar dan diinisiasi Evi Yandri Rajo Budiman melalui dana Pokirnya yang diikuti 28 tim dengan total hadiah Rp 39 Juta. Festival ini diikuti puluhan tim Sipakrago yang ada seantero Sumbar.
Selain itu kegiatan Sipakrago ini biasanya selalu dimainkan pada sore dengan melibatkan sedikitnya enam orang. Dengan bola yang terbuat dari rotan dan lazimnya di pinggiran Padang Kota (Papiko) sering dimainkan di di sekitar Lapau (warung – red). Sebab, lapau selama ini di Ranah Minang merupakan salah satu wadah tempat bersilaturahmi dan berkomunikasi.
Sipakrago ini bisa bisa mengantisipasi kegiatan generasi muda ke arah yang negatif, antara lain tawuran Narkoba dan kegiatan negatif lainnya. (drd)
Comment