PADANG — Nurhasni, SS, MA bisa disebut aktivis perempuan yang berlatarbelakang akademis yang mumpuni. Sejumlah gelar akademik telah diraihnya, setelah menyelesai studinya di Fakultas Sastra Universitas Andalas ia menyelesai gelar S2nya di South East Asian Studies Ohio University Amerika Serikat.
Kini ia jadi Calon Legislatif (Caleg) untuk DPRD Kota Padang dari Dapil 2 Kuranji. Dan, ia bertekad sekiranya keinginanya terwujud akan menyediakan laporan kegiatannya selaku anggota DPRD secara transparan dan akuntabel kepada masyarakat.
Jumat (6/10/2023), Nurhasni secara tertulis menyampaikan rekam jejaknya kepada wartawan media ini agar pada pesta demokrasi lima tahunan yang segera dihelat, rakyat menggunakan hak pilihnya dan menjatuhkan pilihan kepada dirinya, khususnya Dapil 2 Kuranji, Kota Padang.
“Wakil rakyat di parlemen salah satunya memperjuangkan suara rakyat dalam membuat kebijakan dan perundang-undangan yang tepat dan adil untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan latarbelakang yang saya miliki, insyaallah sekiranya diberikan amanah akan menjadi perwakilan rakyat yang aktif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat,” ujar Nurhasni, aktivis pemberdayaan perempuan ini.
Nurhasni, wanita kelahiran Andaleh Limapuluh Kota 3 April 1981, mengaku serius maju sebagai Caleg DPRD Kota Padang dari Partai Golkar dengan nomor urut 3.
Sejumlah pengalaman organisasi sosial kemasyarakatan sudah ia emban, seperti di KAHMI Kota Padang sebagai anggota Bidang pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan anak dan di Aliansi Perempuan Peduli Sumatera Barat sebagai anggota Bidang Pengembangan dan pemberdayaan ekonomi sosial, aktif sebag founder komunitas perempuan bergerak serta sebagai anggota Kaukus Perempuan Politik Indonesia, Propinsi Sumatera Barat.
“Berpolitik dan menjadi anggota legislatif adalah cara praktis dan efektif untuk terlibat dalam mempengaruhi kebijakan publik,” ungkap Nurhasni yang telah memiliki pengalaman mengajar di Unand dan Universitas Terbuka ini.
Ia menambahkan untuk keterwakilan perempuan di legislativ adalah sebuah kebutuhan karena ada begitu banyak PR bangsa ini, mulai dari pusat sampai daerah yang tidak kunjungan terselesaikan, terutama terkait persoalan perempuan dan anak dan ini sudah seharusnya diprioritaskan.
“Mengabaikan permasalahan perempuan dan anak artinya kita berkontribusi pada kemundurun peradaban. Saya siap mengadvokasi kepentingan masyarakat dengan cara menyuarakan masalah dan solusi yang efektif,” ujarnya.(drd)
Comment