PADANG-Anggota Komisi IX DPR RI dr H Suir Syam MKes MMR mengharapkan, bantuan untuk anak yang mengalami stunting benar benar tepat sasaran. Salah satunya melalui bantuan program makanan tambahan (PMT).
“Makanya, diharapkan program bantuan makanan anak stunting ini jangan sampai salah sasaran,” ujar Suir Syam saat gelar Sosialisasi Advokasi dan KIE Penanganan Stunting bersama mitra kerja tahun 2022 di aula BBPPKS Kelurahan Kapalo Koro Kecanatan Pauh Kota Padang, Rabu (7/9/2022).

Dikatakan Suir Syam, karena ada pengalaman sebelumnya ketika didrop makanan tambahan untuk anak guna meningkatkan gizi anak yang kurang gizi. Namun, kenyataannya ketika dilakukan peninjauan ke lapangan, ternyata bantuan makanan tambahan tersebut bukan dikonsumsi si anak yang kurang gizi. Tapi, dikonsumsi orang tua si anak sambil minum kopi. “” Artinya, hal ini bantuan tersebut tidak tepat sasaran, karena bukan dikonsumsi si anak yang menjadi sasaran, ” ucap Suir Syam, yang juga mantan Walikota Padangpanjang ini.
Ditambahkan Suir Syam, maka untuk mengantisipsi anak agar jangan mengalami kasus stunting ini perlu diantisipssi sejak orang tuanya jadi calon pengantin (Catin). Dalam hal ini perlu diperhatikan kesehatan kedua orang tuanya serta sisi perekonomiannya.
Selain itu dari kehamilan perlu diperhatikan asupan gizi dari ibunya. Mulai dari awal kehamilan hingga seribu hari kehidupan sangat perlu diperhatikan gizi ibunya. Antara lain, protein dan karbohidrat sang ibu.
Kemudian sampai bayi lahir perlu pula diperhatikan air susu ibu (ASI). Tentu perlu juga dijaga asupan gizi dari ibunya agar ASI yang ibu lancar. Maka selama ibu menyusui perlu kebutuhan gizi dari ibu bayi agar ketersediaan ASI ubu tetap tersedia.
Dan anak perlu mendapatkan kebutuhan ASI hingga bayi mencapai dua tahun. “Tentu stunting tidak stuntingnya anak tersebut tergantung dati ibunya,” jelas Suir Syam.
Dikatakan Suir Syam, semua ini mendukung program Presiden Jokowi yang menargetkan angka anak dengan stunting menurun di tahun 2024 menjadi 14 persen. Sementara per 2021 tingkat angka stunting di Indonesia masih di angka 24,4 persen, lebih baik dari tahun 2018 yang ada di angkan 30,8 persen.
“Stunting pada anak tahun 2018 mencapai 30,8 persen dan sekarang di 2021 kemarin turun ke 24,4 persen dan tahun 2024 ini diturunkan lagi ke 14 persen,” kata Suir Syam.
Tentu untuk mencapai target presiden, dibutuhkan kerja sama dan mobilisasi dari semua kementerian, lembaga baik di pusat maupun daerah. Mengingat penanganan stunting pada anak bukan menjadi tanggung jawab satu kementerian, lembaga saja.
Pemerintah memang menunjuk BKKBN sebagai instansi dan koordinator yang memiliki jajaran di lapangan. Kementerian Kesehatan dari mengomandoi posyandu sampai puskesmas.
Namun, mengatasi stunting bukan hanya tugas 2 instansi tersebut. Setidaknya ada 17 kementerian,lembaga yang juga bertanggung jawab dalam hal ini. Semisal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama Dinas Pekerjaan Umum di daerah untuk menyediakan akses air bersih dalam rangka penyediaan sanitasi.
“Ini penting, supaya anak-anak tidak diare maka butuh air bersih dan sistem sanitasi yang sehat,” kata dia.
Perhatikan ASI Anak
Kepala Dinas P3P2KB KB Kota Padang Ns Detti Hendra Skep mengatakan, untuk mengatasi anak stanting maka perlu diperhatikan kebutuhan ASI – nya hingga 2 tahun ke depan.” Perlu diperhatikan menyusui anak secara langsung dengan ASI sendiri hingga dua tahun,” ujar ujar Detti.
Ditekankan Detti, anak yang sehat itu merupakan investasi sumberdaya manusia (SDM) di kemudian. Karena anak yang sehat akan memiliki masa depan yang cerah. Diharapkan jangan menysusi anak dari susu instan atau susu kaleng.
Koordinator Bidang KS/PK BKKBN Sumbar Drs Budi Mulia MSi mengatakam, menekan stunting itu tidak terlepas untuk mewujudkan anak yang berkualitas. Tentu mewujudkan anak yang berkualitas iru perlu direncanakan sejak dari awal kehamilan. “Bahkan, direncanakan sebelum dari pernikahan,” ujar ujar Budi.
Sosialisasi yang dihadiri 180 peserta ini juga diramaikan dengan door prize yang terdiri dari sepeda, kipas angin, rice cooker, kompor gas dan lain lain. (drd)