PADANG-BKKBN Sumbar gelar senam bersama dengan generasi berencana (Genre) se Sumbar dalam memeriahkan Hari Remaja Internasional (HRI) dan pendewasaan usia perkawinan (PUP) di Muara Lasak Pantai, Minggu (18/8/19). Kegiatan ini bertajuk teansformimg Education it time action and achiement of young ini sekaligus memeriahkan HUT Kemerdekan RI dan Hari Pramuka.
Selain itu dalam kesempatan itu juga dilaksanakan dialog langsung dengan remaja Genre se Sumbar, dengan nara sumbernya Sektama BKKBN Pusat Nofrijal, Kaper BKKBN Sumbar Syahruddin dan Walikota Padang Mahyeldi. Dalam dialog ini, panitia juga memberikan hadiah kepada peserta dialog yang terdiri dari remaja Genre kabupaten dan kota se Sumbar.
“Kegiatan HRI dan PUP tahun 2019 ini sangat penting dan strategis, dalam menghasilkan remaja-remaja Sumatera Barat yang sehat, berkarakter, berkualitas dan bertaqwa kepada Allah SWT,” Kaper BKKBN Sumbar Syahruddin SH MSi
.
Dikatakan Syahruddin, kegiatan ini dilatarbelakangi sifat dasar manusia yang dinamis dari adanya akal, pikiran dan proses belajar, manusia terus mencipta dan memperbaharui. Jika dulu mencipta mesin uap untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan (Revolusi Industri Generasi Pertama). Saat ini tercipta berjuta aplikasi digital dan robotic sebagai penerapan internet of thinks (IoT) dan intelegensia artifisial (artificial intelligence). Dunia sudah memasuki Revolusi Industri Keempat atau Revolusi Industri 4.0. Kondisi ini mengubah cara hidup, bekerja dan relasi organisasi dalam berhubungan satu sama lain.
Jika tidak mau mati perlahan, shifting (bergeser) wajib dilakukan BKKBN dalam perumusan dan implementasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Era Digital telah membawa perubahan dan tantangan dalam pelaksanaan Program KKBPK, terutama yang terkait dengan khalayak utama program saat ini, yaitu Generasi X dan Millenials. Perilaku dan budaya kedua generasi tersebut berbeda dengan generasi sebelumnya. Platform dan gaya komunikasi yang mereka gunakan juga berbeda. Sebagai organisasi yang adaptif, perubahan ini harus direspon secara strategis agar investasi Program KKBPK yang sudah ada bisa maksimal.
Remaja telah menjadi bagian penting dari Program KKBPK. Remaja telah ikut terlibat dalam Program KKBPK sejak tahun 2005 untuk meminimalisir pengaruh negatif kelompok sebaya dan menjadikan kelompok sebaya sebagai sumber informasi yang benar.
Perlu juga disampaikan secara program Sumbar sudah mencapai target untuk Usia Kawin Pertama Remaja Perempuan (UKPRP) sudah menunjukan usia 22,7 tahun. “Sedangkan untuk ASFR umur 15 – 19 tahun (Age spesifik fertility rate ) yaitu dari 1.000 wanita yang melahirkan anak pertama di Sumbar masih ada 18 orang yang melahirkan pada umur tersebut. Angka-angka ini menunjukan kita lebih rendah dari nasional yaitu 1000/33,” ujar Syahruddin.
Katanya, Bina Keluarga Remaja (BKR) sebagai wadah kegiatan orangtua yang memiliki remaja didisain untuk menciptakan keluarga sebagai lingkungan yang mampu mendukung dan mengarahkan tumbuh kembang remaja. Hasil kajian menunjukkan bahwa kelompok sebaya dan orangtua (terutama ibu) menjadi tempat paling nyaman bagi remaja untuk berdiskusi tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya: Sebanyak 62 persen remaja perempuan dan 51 persen remaja laki-laki berdiskusi kesehatan reproduksi dengan temannya, dan 53 persen remaja perempuan serta 11 persen remaja laki-laki berdiskusi kespro dengan ibunya (SDKI, 2017).
Pembinaan Ketahanan Remaja dilakukan dalam upaya menyiapkan: (1) remaja sebagai calon orangtua agar mampu membangun keluarga berkualitas sehingga melahirkan generasi yang juga berkualitas; serta (2) remaja sebagai calon penduduk usia produktif agar mampu menjadi aktor/pelaku pembangunan. Sesuai dengan Pasal 48 UU No. 52 /2009, Pembinaan Ketahanan Remaja dilakukan dengan memberikan akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Outcome dari Pembinaan Ketahanan Remaja adalah terbentuknya Generasi Berencana (GenRe), yaitu remaja yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati transisi kehidupan remaja dengan mempraktikkan hidup bersih dan sehat, melanjutkan pendidikan, memulai berkarir, menjadi anggota masyarakat yang baik, serta membangun keluarga yang berkualitas.
Pembinaan ketahanan remaja diperlukan karena kondisi remaja saat ini bukan tanpa tantangan. Masih ada permasalahan yang mengancam remaja, terutama yang terkait dengan kesehatan reproduksi dan gizi yang akan berdampak pada kualitasnya sebagai aktor pembangunan dan kesiapannya dalam membangun keluarga. Pubertas/kematangan seksual yang semakin dini (aspek internal) dan aksesibilitas terhadap berbagai media serta pengaruh negatif sebaya (aspek eksternal) menjadikan remaja rentan terhadap perilaku seksual berisiko.
Sementara, Sektama BKKBN Pusat Nofrijal mengharapkan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi Genre dalam menyuskseska program BKKBN terutama soal lependudukan di Sumbar. “Sehingga terwujudnya program BKKBN yang maksimal di Sumbar, terutama dalam menghadapi era4.0 dan bonus demografi tahun 2035 mendatang,” ujar Nofrizal. (rjk)
Comment