PADANG-STMIK Indonesia Padang gelar kuliah umum dengan tajuk “Peluang dan Tantangan Teknologi XR dalam Dunia Industri di Era 5.0, Kamis (3/5/2022). Kuliah umum ini menghadirkan Rektor Telkom University Prof Dr Adiwijaya MSi secara langsung di Aula STMIK Lantai II. Kegiatan ini dihadiri Ketua Yayasan, Ketua STMIK Indonesia Padang, Masyhuri Hamidi SE MSi PhD dan Direktur PNP Sulfa Yondri.
Dalam kesempatan itu Prof Dr Adiwijaya menekan kepada mahasiswa STMIK Indonesia, dituntut melek teknologi sekaligus menjadi pemain, lalu mampu manangkap perubahan. Dan jangan menjadi market, pengikut ataupun menjadi penonton saja. Tapi harus mampu manjadi pemain.

Ketua STMIK Indonesia Padang, Masyhuri Hamidi mengapresiasi Rektor Telkom University atas kedatangannya secara langsung ke STMIK. Kehadiran Rektor Telkom University Prof DR Adiwijaya MSi di Kampus STMIK Indonesia, Padang, sangat ditunggu karena beliau membawa sesuatu yang baru tentang teknologi XR.
“Kami terinspirasi dengan sesuatu yang baru. Kita harus belajar banyak dengan Telkom University. Sebab, dengan tekhnologi XR ke depan semuanya akan berobah. Kalau tidak mengikuti perubahan tersebut kita akan tergilas, maka kita jadi pemain bersama dengan perubahan itu. Nah dunia sekarang bisa kita lihat semua berubah, jika kita tidak mampu menyesuaikan nanti kita akan tergilas,” ujar Ketua STMIK Indonesia, Padang.
Menurut Masyhuri Hamidi, karena tekhnologi XR ilmunya baru sesuai dengan ilmunya Prof. DR. Adiwijya jadi terinpirasi mengundang Prof Adiwijya ke Padang, sekaligus untuk mencoba implementasikan dan melakukan MOU dengan Telkom University.
“Perlu diketahui Rektor Telkom University merupakan salah satu rektor terbaik yang ada di Indonesia dan Telkom Unversity merupakan Perguruan Tinggi Swasta terbaik. Kita ingin belajar karena setiap Perguruan Tinggi ada kelebihan dan kekurangan masing-masing dibidang tekhnologi dan informasi terutama di era disrupsi tekhnologi saat ini, ” ungkap Masyhuri.
Kemudian, kepada mahasiswa, tentu sangat penting sekali ilmu Universitas Telkom ini. Maka tak menutup kemungkinan akan dilakukan kerja dalam penyerapan umu. Baik langsung dengan mendatangkan dosen maupun dengan online lewat zoom.
Apalagi dunia sekarang semuanya berubah, kalau kita tak mampu mengikuti perubahan itu maka kita akan tertinggal, ” ucap Hamidi.
Dia menambahkan, di era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia termasuk teknologi dan pengetahuan terutama di perguruan tinggi. Perguruan tinggi dituntut untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan teknologi dan informasi yang dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terutama dalam kegiatan pembelajaran.
//Harus jadi Pemain, jangan Market
Rektor Telkom University Prof Dr Adiwijaya MSi paparan kuliah umumnya menyebutkan, kemajuan teknologi di era digital sangat berkembang pesat. Untuk itu perguruan tinggi harus siap menghadapi perubahan tersebut. Terutama pada saat masa pandemi Covid-19 di mana kondisi ini menjadikan tekhnologi digital sebagai alat bantu utama yang mendukung proses pembelajaran secara daring.
“Dalam menghadapi perubahan tekhnologi yang begitu cepat, STMIK Indonesia Padang mampu berpartisipasi dan beradaptasi cepat serta menyesuaikan dengan perkembangan tekhnologi dan informasi,” ungkap Adiwijaya.
Adiwijaya menambahkan, dalam teknologi industri digital sebelumnya banyak ditemukan bebagai kegagalan. Salah satunya, yang kentara sekali dengan kegagalan Black Berry, yang katanya layar sentuhnya sangat boros baterai. Namun, hingga sekarang semua handphone sudah menerapkan teknologi layar sentuh.
Selain itu, dalam dunia teknologi, semua aktivitas tak terlepas dari ketergantungan energi, apakah listrik, panas bumi dan energi surya. Akan tetapi ke depan manusia harus berpikir apa potensi energi yang paling luas yakni daya energi matahari. Yang depositnya tidak terhingga jauh ke depan. “Jadi kita perlu memilki pola pikir jauh ke depan, terutama dalam tantangan teknologi dan dunia industri,” ujar Adiwijaya.
Dikatakan, ke depan mahasiswa dituntut jangan sekadar mengetahui kulit kulit saja, akan tetapi diperlukan kedalam dalam spesialis ilmu. Contohnya, ambil kedalaman digitalisasi atau visualisasi. Kalau tidak begitu, ketahuilah tentu akan golongan rata rata, tanpa memiliki kedalaman atau spesialisasi.
Pada masa mendatang, menurut Mc Kinsey dalam perkembangan teknologi sebagian dari pekerjaan manusia ini akan berakhir. Setidaknya, 45 persen pekerjaan manusia akan hilang dan muncul pula jenis pekerjaan yang baru sebesar 65 persen.
Selain itu ia menuntut mahasiswa memiliki karakter, jadi mereka (mahasiswa) harus memiliki karakter yang kuat. Sehingga mereka mampu menentukan sikap dalam hal skill dan kemampuan. Dan tentu mereka mampu beradaptasi, terutama menangkap perubahan dan jangan sampai ketinggalan oleh perubahan. “Tetapi bagaimana kita mampu berada perubahan tersbut, sehingga tak tergilas perubahan,” ujar Adiwijaya.
Diakhir acara kuliah umum, Ketua STMIK Indonesia Padang memberikan piagam penghargaan sebagai narasumber kuliah umum bertajuk Peluang dan Tantangan Teknologi dalam Dunia Industri di era 5.0, kepada Rektor Telkom University serta cendera mata. (drd)