Budaya

Menjaga Warisan Budaya, Mahyeldi bakal Tampilkan Rabab Babiola di Gubernuran

289
×

Menjaga Warisan Budaya, Mahyeldi bakal Tampilkan Rabab Babiola di Gubernuran

Sebarkan artikel ini

PADANG – Gubernur Sumbar, Mahyeldi punya cara unik untuk menjaga warisan Rabab Babiola. Kesenian tradisional itu akan diajak tampil di Kompleks Gubernuran Sumbar dalam acara-acara khusus.

Rabab Babiola adalah satu diantara kebudayaan di Minangkabau yang saat ini perlu perhatian pemerintah agar tidak hilang ditelan zaman.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Dinas Kebudayaan telah berhasil mencatatkan Rabab Babiola sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI).

Dicatatkan bersama 40 karya budaya Sumatera Barat lainnya. Rabab ditetapkan pada tahun 2015 dan Babiola pada tahun 2019. Rabab Babiola berkembang di Pesisir Selatan, Solok Selatan dan Padang Pariaman.

Warisan ini tentu perlu dijaga. Perlu pendampingan -pendampingan hingga festival seni dan kegiatan kebudayaan lainnya.

“Seni musik tradisi rabab-babiola merupakan hasil kebudayaan yang jadi identitas kita. Salah satu upaya agar hasil kebudayaan terus tumbuh dan berkembang ialah pelestarian. Saya minta, yang terbaik tampil pada acara ini saya undang untuk main rabab-babiola di Gubernuran,” kata Mahyeldi, disela pembukaan kegiatan pertunjukan hasil pendampingan Rabab/Babiola di Kanagarian Sungai Liku Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan pada Minggu 26 September 2021, lalu.

BACA JUGA  Irwan Basir dan Ketua IPSI Kompak Resmikan Sanggar Randai Sawah Laing Saiyo

Keinginan gubernur ini pun disambut gembira para perabab-pabiola. Terdapat Lima (5) kelompok Rabab/Babiola yang merupakan generasi muda yang ikut dalam kegiatan pendampingan tersebut.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti, pelatihan dilakukan sebayak 20 kali pertemuan diikuti 5 kelompok.

Dengan rincian 1 kelompok di Kabupaten Padang Pariaman, 3 kelompok di Kabupaten Pesisir Selatan dan 1 kelompok di Kabupaten Solok Selatan, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang dengan pembekalan dari Narasumber berkompeten.

Selain pelatihan langsung, juga akan dibuatkan buku ajar (buku saku) & program tutorial serta publikasi di media. Kegiatan pengembangan dan pembinaan seni dan budaya ini diusulkan melalui pokok pikiran anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Bapak Supardi.

BACA JUGA  Sampah Dijadikan Briket, Kemenko Marves bakal Fasilitasi Pembangunan RDF di TPA Aie Dingin

Gubernur berharap, kegiatan pendampingan dengan platform pemanfaatan dana pokir anggota dewan ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya pelaku kesenian tradisional Minangkabau.

“Jika ini berhasil, dampaknya sangat besar. Pertama pelestarian kekayaan seni kita. Terbuka pula peluang untuk mendatangkan wisatawan,” ujar Mahyeldi.

Selain masyarakat Kanagarian Sungai Liku Palangai, Festival Barabab-Babiola ini juga dihadiri puluhan pengajar ISI Padang Panjang, jajaran Pemkab Padang Pariaman, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan.

Puncak dari rangkaian Festival Rabab-Babiola yang diikuti 3 kabupaten ini menampilkan kemahiran masing-masing kelompok silih berganti tampil di panggung utama dan di pondok-pondok.

“Sungguh Gubernur kita ini Buya Mahyeldi memberi apresiasi dan respek kepada seniman tradisi dan semua pihak yang telah bekerja keras melaksanakan iven budaya ini. Kendati hujan beliau masih bertahan memberi sambutan dan ini sangat menyemangati para seniman rabab-babiola dan semua masyarakat yang hadir. Juga panitia. Hilang rasa penat rasanya,” kata Rafiloza, salah seorang pengajar seni rabab di ISI Padang Panjang yang ikut menyaksikan.

BACA JUGA  Gubernur Mahyeldi Minta PKK Mendata Orang Kaya di Nagari

Hal serupa juga disampaikan Rahmawati. “Sangat senang kami melihat Buya Gubernur ikut hujan-hujanan menyaksikan acara rabab babiola ini sampai selesai. Jarang pejabat yang seperti ini,” kata Rahmawati.(Bdr)

Comment