SOLOK SELATAN — Kabupaten Solok Selatan merupakan daerah rawan bencana dengan beberapa potensi, seperti berada di jalur patahan semangka, topografi yang berbukit sehingga rawan longsor, banjir, galodo dan angin puting beliung serta letusan gunung api.
“Kita di Solok Selatan memiliki berbagai potensi bencana, sehingga kita harus memiliki berbagai kesiapan untuk mengantisipasi timbulnya korban saat bencana terjadi,”ujar Plt Kadis Kominfo Solok Selatan, Irwanesa di dampingi pejabat utama BPBD saat Jumpa Pers di Pujasera Muara Labuh, Kamis (9/10/2025).
Dia mengatakan, saat ini kondisi cuaca sering terjadi hujan saat sore hari, sebagai daerah rawan bencana, kita harus mengantisipasi agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
Untuk itu, kita harus melakukan tindakan dini kepada masyarakat, sehingga kami Dinas Kominfo mengadakan Jumpa Pers dengan narasumber dari Badan Penanggulangan Rencana Daerah (BPBD)
“Kegiatan jumpa pers ini adalah kegiatan rutin, kita adakan dengan tema sesuai kondisi, seperti sekarang dengan kondisi cuaca musim penghujan, maka kita hadirkan BPBD,”katanya.
Sekretaris BPBD Solok Selatan Soni Patricia, mengatakan, Solok Selatan dengan kondisi daerah topografi berbukit dan banyak dilalui sungai serta adanya patahan semangka, hampir semua daerah di 7 kecamatan memiliki potensi rawan bencana.
Apalagi dengan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Solok Selatan di lewati oleh patahan semangka segmen suliti yang ada di tiga kecamatan yaitu Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Sungai Pagu dan Pauah Duo ada potensi gempa 7,4 Skala Richter (SR)
Patahan Semangka (juga disebut Sesar Sumatera) melewati Kabupaten Solok Selatan dengan nama segmen suliti, merupakan patahan geser aktif yang terbentuk dari interaksi Lempeng Eurasia dan Indo-Australia, dan menyebabkan tanah menjadi labil serta meningkatkan risiko gempa bumi dan longsor di wilayah tersebut.
“Kita hanya bisa meminimalisir potensi tingkat kerawanan yang akan terjadi dengan mengurangi resiko adanya korban, hal ini melalui upaya berupa sosialisasi ke daerah rawan bencana dan membentuk kelompok siaga bencana tiap nagari dan Desa Tangguh Bencana,”katanya didampingi oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik Dahrizal, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Nofriadi, Kabid Rehap Rekon Fauzan Almahmudi dan Kasubag Umum Adila Rekriyaldi.
Dia menyebutkan, untuk Solok Selatan dilalui oleh segmen suliti dan terus ke Kabupaten Kerinci dengan segmen Siulak.
“Kita telah melakukan sosialisasi kepada nagari dimana daerah itu dilewati patahan semangka, pergeseran patahan ini akan bisa memancing potensi bencana seperti banjir dan longsor. Ada 3 kecamatan yang kita berikan yaitu Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Sungai Pagu dan Pauah Duo,”sebutnya.
Sosialisasi itu berupa apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi dan kemana kita harus evakuasi.
Kita telah melakukan langkah langkah lanjut untuk antisipasi mengurangi resiko.
Menurutnya, Gempa patahan semangka itu ada siklus, sesuai kajian gempa ini memiliki siklis per 50 atau 100 tahun
Melirik dari gempa yang pernah terjadi dari patahan semangka di tahun 1943. Dimana menurut cerita tanpa ada bukti, saat gempa itu terjadi air sungai batang suliti hilang setelah gempa terjadi.
“Semoga ini hanya prediksi, dan tidak akan pernah terjadi. Kita telah melakukan langkah langkah lanjut untuk antisipasi mengurangi resiko saat bencana terjadi,”pungkasnya. (afr)