Sumatera Barat

Terbaik di Luar Jawa, Sumbar Provinsi Terinovasi Dalam Pengembangan Energi Baru Terbarukan

476
×

Terbaik di Luar Jawa, Sumbar Provinsi Terinovasi Dalam Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Sebarkan artikel ini
Sekdaprov Sumbar menerima penghargaan provinsi terinovasi dalam pengembangan EBT dari As Natio Lasman, anggota DEN.Ist

PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) kembali berhasil menorehkan prestasi tingkat nasional. Terbaru, pengakuan tersebut diberikan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) RI dalam kegiatan Energy Transition Conference & Exhibition (ETCE) 2023 di Assembly Birawa, Hotel Bidakara Jakarta. Jum’at malam (20/10/2023).

Sumbar ditetapkan oleh DEN sebagai juara 3 kategori daerah yang memiliki inovasi terbaik dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di tingkat nasional 2023. Juara 2 diraih Jawa Barat dan juara 1 diraih Jawa Timur. Dengan posisi itu, menempatkan Sumbar menjadi provinsi terbaik di luar Jawa dari inovasi energi baru terbarukan.

Penghargaan diserahkan oleh As Natio Lasman selaku anggota DEN itu diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Hansastri yang hadir mewakili Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah.

Usai menerima penghargaan, Sekdaprov Sumbar mengatakan ini adalah kali kedua Pemprov Sumbar menerima penghargaan tingkat nasional dari DEN terkait energi terbarukan. Menurutnya, itu merupakan bukti keseriusan Sumbar dalam mendukung program nasional untuk mewujudkan ketahanan energi di Indonesia.

“Kita di Sumbar, sangat serius dalam mendorong percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060. Buktinya, Sumbar telah 2 kali berturut-turut mendapat penghargaan dari DEN,” ucap Sekda Prov. Sumbar, Hansastri.

Diuraikannya, pada 2022 lalu, ketika ajang penganugerahan ini pertama kali digelar. Sumbar meraih penghargaan sebagai juara 2 karena dinilai DEN sebagai daerah yang berhasil dalam pengimplementasian Perda tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi (Perda RUED-P). Khususnya untuk penggunaan EBT dan Tahun 2023 ini, Sumbar kembali berhasil mendapat pengakuan dari DEN atas inovasi yang dilakukannya dalam pengembangan energi terbarukan di daerah.

Keberhasilan tersebut, sambung Hansastri, tentu tidak terlepas dari peran dan dukungan banyak pihak. Karena memang, dalam menjalankan roda pembangunan, Pemprov Sumbar selalu mengedepankan pola kolaborasi.

“Capaian ini adalah buah dari kerja keras banyak pihak. Mulai dari Pemprov Sumbar sendiri, DPRD, dan para praktisi, akademisi, serta seluruh masyarakat Sumbar. Kemudian hingga bisa sejauh ini, tentu itu juga berkat dukungan dan pembinaan dari Pemerintah Pusat,” tegas Hansastri.

Baca Juga:  Singgah Sahur di Bukittinggi, Mahyeldi Salurkan Bantuan Bedah Rumah Kartini

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Heri Martinus mengungkapkan penghargaan tersebut diberikan berdasarkan penilaian yang diberikan DEN. Indikatornya Sumbar punya inovasi dalam pengembangan EBT. Diantaranya, banyak mengundang investor, banyak berminat pembangunan di sektor EBT.

Selain itu, Sumbar memiliki rencana umum keternagalinstrikan daerah. Sumbar juga punya roadmap pengembangan energi hijau.

Sekarang, kompoisis EBT di Sumbar sudah berada pada angka 29 persen pada 2022. Sementara secara nasional baru 14 persen. Begitu juga pembangkit listrik di Sumbar sebanyak 52 persen sudah EBT dari total pembangkit yang ada di Sumbar.

“Jadi dari angka-angka itu menempatkan Sumbar provinsi terinovasi dalam energi baru terbarukan,”sebutnya.

Selain itu, Sumbar juga mendukung program pemerintah pusat dalam transisi energi. Seperti penggunaan motor listrik, kompor listrik, serta langkah-langkah kongkrit lainnya.

“Kita juga punya Perda rencana umum energi daerah, Nomor 11 tahun 2016,”ulasnya.

Komitmen Pemprov Sumbar terhadap EBT juga terlihat dari sejumlah pembangkit listrik. Seperti adanya pembangkit listrik panas bumi di Solok Selatan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merata di sejumlah kabupaten dan kota. Terbaru sedang sosialisasi pembangunan PLTS terapung di Danau Singkarak dengan kapasitas 45 MW.

Ada PLTS Terpusat di Mentawai, Sijunjung serta pada sejumlah kabupaten dan kota lainnya. Khusus daerah yang tidak terjangkau oleh PLN, juga ada pembangkit Biomassa (PLTBM) dari cangkag sawit. Ini dibangun di Pasaman Barat dengan kapasitas 1 MW. Kemudian ada PLTBM kalindra di Mentawai dengan kapasitas 3 MW.

Untuk menerapkan itu, Pemprov Sumbar juga membiayai dengan APBD untuk pembangunan sejumlah pembangkit. Walau kapasitasnya kecil, tapi berbasis EBT.

“Kita membangun dengan APBD berupa PLTS Solar Home System (SHS). Memasang roof top, beberapa kantor milik Pemprov Sumbar. Seperti di kantor ESDM Sumbar dan Kantor Gubernur Sumbar,”pungkasnya.

Baca Juga:  Gunung Marapi Ditutup Permanen dari Pendakian

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengatakan ETCE dilaksanakan dalam rangka mendorong percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060. Menurutnya, ini adalah tahun ke-2 pelaksanaan kegiatan serupa, pertama kali digelar Tahun 2022 yang lalu. Sedangkan tema yang diusung pada tahun ini adalah “Collaboration to Realize Energy Transition Towards Net Zero Emission 2060”.

Dikatakannya, ada sejumlah tantangan terkait transisi energi di Indonesia saat ini, antara lain penguasaan teknologi terutama kesiapan sistem kelistrikan untuk menerima energi terbarukan yang intermitten, dukungan pendanaan, kesiapan sumber daya manusia, strategi dekarbonisasi dan konsistensi kebijakan.

Lebih lanjut Djoko Siswanto mengatakan, guna memastikan kesiapan daerah untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus untuk mewujudkan ketahanan energi nasional, maka pihaknya menggelar penilaian untuk mendorong Pemerintah Daerah segera melakukan pengembangan terkait pemanfaatan energi terbarukan di daerahnya masing-masing.

“Malam ini, DEN menyerahkan penghargaan kepada daerah yang dinilai telah memiliki kesiapan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) di 2060, dengan 7 kategori penilaian,” ucap Sekjen DEN, Djoko Siswanto.

Kategori yang dilombakan itu antara lain, daerah yang mengoptimalkan pemanfaatan EBT, regulasi turunan Perda RUED Provinsi, inovasi terbaik bidang EBT, pelaksanaan transisi energi, mengkampanyekan energi bersih, pengelolaan data energi dan tokoh keenergian daerah yang gigih dalam Pembangunan dan pengembangan energi terbarukan.

“Semoga kegiatan ETCE 2023 dapat menjadi jembatan antara stakeholder di pusat dan daerah dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. Selamat kepada seluruh daerah yang menjadi pemenang dalam ajang ETCE 2023 ini ,” pungkas Djoko Siswanto.

Hadir dalam ajang malam penganugerahan tersebut antara lain, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa; Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya; Dewan Pengarah ETCE 2023 yang sekaligus Anggota DEN RI, Herman Darnel Ibrahim; serta anggota DEN lainnya seperti Satya Widya Yudha dan Eri Purnomohadi dan sejumlah Kepala Daerah penerima penghargaan.(AD.ADPSB)