PADANG – Sumatera Barat dikenal dengan desa-desa indah. Bahkan Desa Pariangan ditetapkan menjadi desa terindah di Dunia.
Kini ada desa-desa lain yang tidak kalah menariknya. Sudah menerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Ada lima desa terindah yang populer di Sumatera Barat 2023, yakni:
1. Desa Wisata Kubu Gadang
Desa Kubu Gadang berada di Kota Padang Panjang. Desa Wisata Kubu Gadang berlokasi di Kelurahan Ekor Lubuk, Kota PadangPadang Panjang. Dari aspek aksesibilitas, Desa Wisata ini cukup mudah dicapai karena berada di pinggir jalan yang menghubungkan antara Solok ke Bukittingi atau ke Padang Panjang.
Desa wisata yang sudah memegang sertifikasi sebagai Desa Wisata berkelanjutan dari kementrian Pariwisata dan ekonomi Kreatif RI ini terkenal karena kreatifitas para penggeraknya.
Para penggerak tersebut meramu desa mereka menjaadi sebuah desa penuh dengan sentuhan inovasi dalam bentuk komodifikasi tradisi-tradisi Minang.
Hal ini terlihat dari sajian paket wisata yang biasa ditawarkan kepada wisatawan, baik berupa kesenian, kuliner hingga permainan tradisional yang berbalut edukasi.
Kreatifitas juga tampak pada penataan areal dan berbagai fasilitas secara estetik sebagai ciri khas Desa Wisata Kubu Gadang.
Dilihat dari kondisi alam, Desa Wisata Kubu Gadang merupakan salah satu spot yang sangat elok untuk memandang lepas ke arah Gunung Marapi. Desa ini juga terasa asri berkat areal persawahan dan ladang produktif yang masih mewarnai 70 persen areal desa.
2. Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung.
Nagari Sijunjung merupakan salah satu Nagari/Desa di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung yang memiliki kekayaan alam, budaya yang sangat unik dan exotik sebagai bagian dari Kawasan Geopark Nasional Ranah Minang SIlokek memiliki satu perkampungan yang dinamakan ” Lorong Waktu Minangkabau” sebagai Cagar Budaya Nasional.
Memiliki lebih kurang 76 Buah Rumah Adat yang berjejer rapi dalam satu kawasan perkampungan Peninggalan Abad Ke 16 – 17 terdiri dari 6 suku. Rumah itu sekaligus menjadi Homestay yang bisa dihuni oleh wisatawan sebanyak 40 rumah Gadang.
Memiliki budaya yang masih terjaga mempunyai kuliner khas seperti Kalamai, kerajinan tenun yang dibuat ibu-ibu penghuni rumah gadang
Tahun 2019 memperoleh Anugrah Pesona Wisata Indonesia kategori Perkampungan Adat dengan peringkat Juara II Nasional.
Di masing – masing Homestay pengunjung bisa menikmati sajian kuliner khas Sijunjung dan Souvenir seperti Galamai, Songket, Lomang Panggang dan Makan Bajamba.
Disamping itu setiap tahunyya diadakan festival Bakaua Adat dan Mambantai Kerbau yang sampai saat ini menjadi satu satunya tradisi turun temburun yang masih dilestarikan di Nagari Sijunjung.
Pada ADWI tahun 2023 Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung ditetapkan menjadi desa wi ADWI.
3. Desa Wisata Desa Wisata Nyarai
Desa Wisata Salibutan Lubuk Alung atau yang lebih dikenal dengan Desa wisata Nyarai terletak di Nagari Salibutan Lubuk Alung, kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Desa ini berada di kaki bukit barisan satu yang merupakan lokasi hutan lindung. Luas Desa Wisata Nyarai – Salibutan Lubuk alung 265.337 Ha dengan 500 Kepala Keluarga. 60% dari luas wilayahnya adalah Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Lindung.
Sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Desa Lubuk Alung, sebelah utara dengan Desa pasie laweh, sebelah timur Kabupaten Solok.
Desa Wisata Nyarai terdiri atas 5 Dusun dan 18 RW. Aktivitas unggulan masyarakat disini adalah selaku pemandu wisata di Ekowisata Nyarai.
Hutan lindung yang sudah diberikan izin akses oleh Kemen LHK RI melalui pola perhutanan sosial, seluas 2.800 Ha berada di ketinggian 250Mdpl yang diberikan izin hak kelola dan akses kelola kepada Desa melalui LPHN Salibutan Lubuk Alung di tahun 2019.
Salah satu daya tarik unggulan di Desa Wisata Nyarai adalah Air Terjun Nyarai serta kawasan Ekowisata Nyarai yang menjadi ikon desa berada di kawasan Hutan Gamaran, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat.
Kawasan ini dulunya merupakan Hutan Lindung Bukit barisan 1 dan sekarang setelah mendapat izin dari Kementrian Kehutan dan Lingkungan Hidup untuk dikelola oleh Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Nagari Salibutan, Kelompok Usaha Perhutanan Sosisal (KUPS Nyarai) dan Pokdarwis Nyarai.
4. Desa Wisata Puncak Lawang
Desa Wisata Puncak Lawang merupakan unit pengerak pariwisata di Nagari Lawang yang terletak di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Berjarak kurang lebih 100km dari Kota Padang, dan Desa lawang memiliki bentang alam yang sangat indah dan beragam terletak di ketinggian 1.250mdpl dan termasuk desa yang bersuhu dingin dan curah hujan yang tinggi pertahunya.
Dengan luas desa 16.69 km² Desa Lawang terdiri dari 6 Jorong, Jorong Lawang Tuo, Jorong Batu Basa, Jorong Katapiang, Jorong Gajah Mati, Jorong Pabatuangan, dan Jorong Buayan.
Wilayah Desa Wisata Lawang merupakan wilayah perkebunan tebu, sawah, kebun bawang, dan hutan. Sebagian besar wilayah desa lawang adalah perkebunan tebu, dan menjadi komoditas utama masyarakat lawang.
Masyarakat Lawang Pada umumnya memiliki mata pencaharian yakni berkebun dan bertani. Tebu lawang salah satu komoditas unggulan yang diolah oleh masyarakat sekitar menjadi Produk UMKM seperti Gula Saka, Gula Semut, Kacang Goreng/randang, Kerupuk Ubi Saka, Minuman Air Tebu, Nasi Tanguli, Kapelo Bauok, Tumbang, dan lainya.
Nagari Lawang terdiri dari sekolompok kawasan yang terdiri dari beberapa destinasi wisata yakni Lawang Park, Soul Puncak Lawang, Green View, Tigo Baleh Nan Basa serta mempunyai atraksi wisata Kilang tebu tradisional dan atraksi seni budaya, paralayang dan lainnya.
5. Desa Wisata Muntei
Desa Muntei Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu desa yang terletak ditengah-tengah desa lainnya yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan masih sejuk.
Disisi lain masyarakat desa Muntei mayoritas petani dan beternak, di desa ini masih kental dengan adat dan tradisi. Selain itu desa Muntei salah satu gerbang masuknya parawisata wilayah Kecamatan Siberut Selatan, sehingga desa Muntei ini daerah penarik wisatawan yang ingin datang menikmati wisata yang ada diwilayah Siberut Selatan.
Untuk menuju ke Desa Muntei jika berangkat dari pelabuhan Maileppet pengunjung harus naik ojek selama 15 sampai 20 menit ke Desa Muntei, dengan jarak tempuh 9 km. Desa ini diapit oleh dua desa, yaitu Desa Maileppet dan Muara Siberut.
Desa tersebut memiliki 8 dusun, ada yang terletak di hulu sungai dan darat. Untuk yang posisinya di bagian hulu sungai yaitu Dusun Magosi, Salappak dan Bekkeiluk, pengunjung yang ingin ke sana harus melewati sungai yang ada di Muntei. Sementara dusun yang bisa diakses dengan jalan darat adalah Dusun Pariok, Peining Buttet, Muntei, Toktuk dan Puro II.
Selain itu, di Desa muntei terdapat 2 sanggar yang Pertama Sangar Bubuakat, Sanggar ini sebagai wadah bagi masyarakat terutama anak-anak untuk mengenalkan budaya Mentawai kepada mereka, di sana juga mereka menyimpan beragam atribut-atribu budaya Mentawai, mulai dari gajeumak atau gendang tari, alat tempat makankan (lulak), ada juga tuddukat, serta alat budaya lainnya yang dipakai oleh masyarakat saat melakukan upacara dan ritual lainnya.
Kemudian sanggar kedua itu ada Sanggar Uma Jaraik Sikerei, kalau sanggar ini hampir sama dengan sanggar Bubuakat yang bertujuan memberi pengenalan/Pendidikan budaya Mentawai pada anak-anak. sanggar dibina oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Di sanggar ini perpaduan musik tradsional dan modern. “Tapi ada ada juga musik tradisional,
Selain itu di Desa Muntei ini juga ada 2 Uma (rumah tradisional), pertama milik Suku Sakukuret dan kedua milik Suku Salakkopa. Kemudian di Desa Muntei juga masih ada Sikerei (tabib) yang mengobati orang sakit serta menghubungkan dunia gaib. Untuk Sikerei Sabirut ada tinggal 1orang Teteu Andro. Sedangkan Sikerei Rereiket ada beberapa orang, yakni Aman Boroi ogok, Penggarita, Gobbai Torompa dan Gobbai Aile Kok.(*)
Comment