Umum

Terminal Lintas Andalas yang Melegenda dan Terminal Anak Aie yang Merana

1992
×

Terminal Lintas Andalas yang Melegenda dan Terminal Anak Aie yang Merana

Sebarkan artikel ini
Kondisi Lintas Andalas. (dok pemko padang)

PADANG – Kota Padang sebelumnya memiliki dua terminal yang melegenda. Pertama terminal bus Lintas Andalas, kemudian terminal angkotan kota Goan Hoat.

Kedua terminal tersebut kini sudah menjadi legenda. Karena sudah berubah fungsi, keduanya menjadi pusat perbelanjaan. Terminal Lintas Andalas menjadi Plaza Andalas, sedangkan Teminal Angkot Goan Hoat menjadi Sentral Pasar Raya (SPR.

Keberadaan Terminal Andalas sejak 1972 hingga 2002 tidak hanya sekadar titik simpul transportasi publik di ibukota Sumatera Barat. Terminal Andalas juga berfungsi sebagai sudut simpul peraduan rindu.

“Terminal ini tempat pertama saya bergandeng tangan dengan teman perempuan saya, sekarang sudah menjadi istri saya,”sebut Muhammad Khudri, 70 Warga Agam.

Pembangunan Terminal Lintas Andalas karena makin meningkatnya jumlah kendaraan penumpang di Kota Padang sehingga tidak tertampung lagi di Terminal Goan Hoat dan mulai dioperasikan pada tahun 1972 di bawah pengawasan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya.

BACA JUGA  Padang Zona Merah, Pemprov Sumbar Kembali Berlakukan Bekerja Dari Rumah

Menurut berbagai cerita, sebelum kawasan ini dibangun, terminal Lintas Andalas dulunya merupakan kuburan orang-orang Belanda. Lokasi Terminal Lintas Andalas yang berada di pusat kota menjadi lahan perekonomian baru bagi masyarakat Minang yang bergerak di sektor informal seperti pedagang dan agen penjualan tiket bus.

“Kabarnya dulu kuburan Belanda,”katanya.

Padang pada era 1970 hingga 80-an adalah kota yang bersih dan teratur. Ketika itu, terminal bus antar kota digunakan sebagaimana layaknya sebuah terminal. Bus antar kota dan propinsi keluar masuk dengan tertib di Terminal Lintas Andalas yang terletak di jalan Pemuda, sekarang menjelma Plasa Andalas (Ramayana).

Kawasan Aiapacah dirasa sebagai lokasi strategis bagi terminal baru. Daerah penghubung dari pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

BACA JUGA  Belum Maksimal, Sarana Kesehatan di Mentawai Baru Capai 61 Persen

Pada tahun 1998, terminal baru, yang diberi nama Terminal Regional Bingkuang mulai dilakukan uji coba. Sejumlah Perusahaan Oto (PO) dan sopir menolak pindah ke lokasi baru yang berada di jl By Pass, Air Pacah dengan alasan jarak yang agak jauh lebih kurang 6 KM dari pusat kota dan minimnya moda transportasi ke pusat kota.

Lalu, Terminal Regional Bingkuang dioperasikan untuk ke dua kalinya di tahun 2002. Instruksi untuk mengosongkan terminal Lintas Andalas harga mati yang harus diikuti. Kehilangan Terminal Lintas Andalas mengakibatkan matinya ekonomi masyarakat di sekitar terminal. Beberapa titik terminal bayangan menjamur. Di Jalan Hamka, Simpang Lubukbegalung, simpang Gaung, depan Basko, simpang Balai Kota lama dan lainnya.

BACA JUGA  Dalam Safari Pers, Danpuspomal Kunjungi Mako Lantamal II Padang

Terminal bus Regional Bingkuang tidak berjalan sesuai perencanaan. Pemko Padang berencana memindahkan lagi terminal bus Kota Padang ke Anakaia, Kecamatan Kototangah. Sampai hari ini terminal bus Kota Padang yang direncanakan masih dalam proses land clearing dan penimbunan. Dishubkominfo Padang menargetkan pembangunan terminal Tipe A itu selesai pada 2018.

Terminal Anak Aie, Koto Tangah Kota Padang sudah selesai dibangun. Hingga 2023, terminal type A tersebut tak kunjung juga dimanfaatkan. Aktivitas turun naik penumpang di Kota Padang masih di pull PO angkutan. Terminal tersebut dibangun dengan utang SUKUK senilai Rp70 miliar.

“Sampai sekarang masih merana, tidak ada aktivitas di dalam terminal. Hanya Tran Padang,”sebut Aji, 43 warga Anaik Aie Koto Tangah.(*/Bdr)

Comment