PADANG – Antusias masyarakat Kota Padang, Sumatera Barat menyaksikana ceramah Buya Yahya Zainul Ma’arif sangat tinggi. Ribuan jemaah baik lingkup ASN dan Non ASN di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memadati Masjid Raya Sumbar mengikuti Tabligh Akbar bersama Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah di Cirebon, Yahya Zainul Ma’arif, Selasa (15/11).
Tabligh akbar ini merupakan safari dakwah yang dilakukan pria yang akrab disapa Buya Yahya Albahjah di tiga titik di Sumbar. Yakni di Masjid Raya Sumbar, Masjid Al Hidayah Sijunjung, dan Masjid Istiqlal Muaro Sijunjung.
Tabligh akbar juga dihadiri Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. Menurut Mahyeldi, acara seperti ini memang cocok untuk dilaksanakan di Masjid Raya Sumbar. Masyarakat akan mudah mencari tempat dan ramai mengikuti.
Kedekatan dan jalinan silaturahmi antara Mahyeldi dan Buya Yahya juga sangat terlihat. Bahkan sepanjang acara tabligh akbar, dan saat berceramah, Buya Yahya mengajak Mahyeldi turut mendampinginya.
Pada kesempatan tabligh akbar tersebut, Buya Yahya dalam tausiahnya menyampaikan, satu di antara ilmu yang paling penting untuk kehidupan manusia yaitu, ilmu mengenai menata hati diri sendiri.
“Maka saat ini ilmu yang penting kita hadirkan yaitu ilmu menata hati. Karena kita sering dihadapkan dengan permasalahan hati yang menimbulkan permusuhan atau dengki,” kata Buya Yahya.
“Nabi rindu pada hamba-hambanya yang penuh cinta, maka hidup dengan penuh cinta dapat membangun dunia ini untuk melestarikan semesta dengan sebaik-baiknya bukan dengan kebencian, dendam, dan hasut,” lanjut Buya Yahya.
Kemudian ia melanjutkan, jika ingin membangun dan menata hati perlu ada dasarnya, yaitu dasar iman kepada Allah SWT serta menyadari menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
“Untuk menghadirkan rasa kasih sayang di hati manusia, dengan merenungkan di Padang Mahsyar nanti manusia yang hidup dengan cinta, tanpa benci dan dendam itu berkumpul di suatu tempat mendapatkan perlindungan Allah SWT. Kita perlu fokus mendoakan seseorang (yang telah mendzolimi kita) dengan doa kebaikan,” tutur Buya Yahya.
Ia berharap dan mendoakan para jemaah yang hadir semoga tetap menjadi orang yang rendah hati dan penuh cinta. “Semoga pulang dari acara ini, kita semua senantiasa menghilangkan sifat kesombongan,” tutur Buya Yahya.(*/bdr)







