Ekonomi

Peran Masyarakat Penting dalam Akurasi Data Dampak Bencana

251
×

Peran Masyarakat Penting dalam Akurasi Data Dampak Bencana

Sebarkan artikel ini
Peserta Jitu Pasna Angkatan III sedang mempratikan penghitungan kerusakan dan kerugian akibat bencana.ist

PADANG – Ketepatan data kerusakan dan kerugian dampak bencana penting. Guna menghindari penyimpangan dan manipulasi data.

Guna mempercepat penanganan dan pemulihan, penghitungan cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana (Jitu Pasna). Selain itu mencegah penyimpangan dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana.

Demikian dipaparkan R. Hutomo dari Pusdiklat PB.BNPB usai pemateri pada peserta Bimbingan Teknis Jitu Pasna Provinsi Sumbar Tahun 2021 Gelombang III di Hotel Imelda, Padang, Kamis (9/9/2021).

“Guna meminimalisir data yang tak akurat dampak kerusakan dan kerugian pasca bencana, diperlukan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pendataan tersebut. Data Jitu Pasna dari masyarakat dilakukan verifikasi dan validasi oleh BPBD, ini diharapkan menjadikan penyimpangan semakin berkurang dan dapat dihindari,” sebutnya.

Dikatakannya, terobosan yang dilakukan BPBD Sumbar dengan menyiapkan SDM yang menguasai Jitu Pasna dari tingkat kelurahan/nagari/desa patut diapresiasi. Pendataan kerusakan dan kerugian pasca bencana lebih cepat. Sebab selain menguasai kondisi lapangan, dan ikut mengalami bencana yang terjadi di daerahnya masing-masing, mereka juga mampu menyiapkan data yang akurat.

BACA JUGA  Pemprov Sumbar Bangun Jalan Sepanjang 5,9 KM di Kepulauan Mentawai

“Pelatihan ini bukan sekali ini di Sumbar, tapi sebelumya juga telah sering dilakukan. Saya ikut memantaunya imbasnya dari pelatihan ini. Kecepatan laporan kebencanaan yang disampaikan, tidak hanya dalam bentuk poto atau dokumentasi bencana, tapi analisa kerusakan dan kerugian dari bencana yang terjadi,” jelasnya.

“Di Kabupaten Agam, saya ada dalam Group WhatApp disana, ada BPBD Kabupaten Agam, dan KSB dan pihak terkait lainnya dalam kebencanaan. Laporan bencana di lokasi masing-masing itu sudah bisa disiapkan oleh mereka yang sebelumnya pernah menjadi peserta Bimtek Jitu Pasna,” tambahnya.

Dijelaskannya, di Sumbar pelaporan pasca kejadian bencana sudah cepat. Ini berdampak respon tanggap darurat cepat dari perhitungan akibat bencana yang cepat dilakukan. Peserta yang pernah mengikuti Bimtek Jitu Pasna sudah mengetahui seberapa besar akibat dan dampak bencana yang berupa kerusakan dan kerugian tersebut telah bisa memetakan.

BACA JUGA  Siaga Bencana di Laut, BPBD dirikan Posko di Pulau Pagang

“Mereka sudah bisa melakukan pendataan akibat dan dampak bencana yang berupa kerusakan dan kerugian. Perhitungan itu tidak berlangsung lama karena harus menunggu tim dari kabupaten/kota, provinsi atau pusat, dan terkendala dengan SDM yang terbatas,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri menyebutkan sejak tahun 2018 kegiatan Bimtek Jitu Pasna ini telah dilakukan. Totalnya sudah 960 aparatur nagari/desa/kelurahan yang ikut pelatihan Jitu Pasna di Sumbar. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan validitas data bencana.

”Sejak 2018 sudah ada 42 angkatan yang dilatih dengan total 960 desa dan nagari dari sekitar 1.400 desa dan nagari yang ada di Sumbar. Secara bertahap kita targetkan di setiap desa dan nagari itu sudah ada yang memahami Jitu Pasna ini,” jelasnya.

BACA JUGA  BPBD Sumbar sudah Bekali 960 Aparatur Setingkat Nagari Kemampuan Jitu Pasna

Ia mengatakan, hasil dari pelatihan ini bukan melahirkan orang-orang yang melakukan evakuasi saat bencana tetapi menciptakan perangkat nagari dan desa yang bisa menghitung data dampak bencana. Pada 2021, direncanakan ada delapan angkatan yang dilatih. Masing-masing angkatan melibatkan sebanyak 120 peserta yang terdiri dari perangkat nagari, desa, KSB dan unsur media.

“Pemahaman cara penghitungan cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana dalam input data sangat penting, terutama bagi pemerintah dalam penyaluran bantuan. Banyak kesalahan terjadi ketika penanggulangan bencana karena data yang tidak valid bahkan ada data yang sudah dimanipulasi,” terangnya.(Bdr)

Comment