PADANG – Alergi dengan kritikan terhadap pemerintah melalui mural juga terjadi di Kota Padang. Sempat muncul mural bertulis “Kita Harus Sehat di Negara Sakit”, tapi tidak berumur panjang.
Mural itu nampak di Jembatan Marapalam Kecamatan Lubuk Begalung (Lubeg) Kota Padang, telah dihapus.
Mural berbentuk tulisan itu terpantau di jembatan tersebut, Sabtu pagi (4/9) pukul 11.00 WIB. Di mana dinding jembatan yang bercat kuning itu terlihat dilapisi cat berwarna putih yang menutup tulisan cat berwarna hitam berbunyi “Kita Harus Sehat di Negara Sakit”.
Tulisan mural lainnya di bagian ujung jembatan lainnya berbunyi “Demokrasi Masasi” juga telah hilang ditutup cat warna kuning yang sesuai dengan warna jembatan.
Tidak diketahui persis kapan tulisan tersebut dihapus. Berkemungkinan Jumat malam (3/9) atau Sabtu pagi (4/9).
Pasalnya, pantauan suararantau.com Jumat malam (3/9) pukul 22.00 WIB, coretan tulisan mural tersebut masih terlihat.
Salah seorang warga yang lewat di lokasi jembatan, Febri (33) mengatakan, sangat terlihat jelas cat berwarna putih baru saja menutup dinding jembatan tersebut.
“Sepertinya baru dicat. Ada sesuatu yang ditutupi cat putih ini, seperti tulisan,” ungkapnya.
Sementara, warga lainnya, Ari (29) mengatakan, memang kemarin (Jumat) masih ada coretan tulisan berbunyi “Kita Harus Sehat di Negara Sakit”. Namun sekarang sudah ditutupi. Ari mengaku tidak tahu sama sekali kapan ditutupi dengan cat, sebagaimana dilansir dari, suararantau.
Aksi mural sebenarnya tidak asing lagi di Kota Padang. Namun yang berisi pesan mengkritik kinerja pemerintah baru pertama kali muncul di Kota Padang, sejak mural di sejumlah daerah lain viral di media sosial.
Mural yang ada di Kota Padang selama ini lebih banyak berisi pesan sosialisasi program dan kegiatan pemerintah daerah.
Seperti di beberapa Halte Bus Trans yang ada di Kota Padang. Terdapat mural yang berisi pesan tentang keselamatan berkendara di jalan raya.
Mural di Halte Bus Trans tersebut bahkan merupakan program sosialisasi yang dilaksanakan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Provinsi Sumbar Kementerian Perhubungan, yang merupakan kampanye keselamatan di jalan raya.
Selain itu, juga ada mural di dinding pembatas Lapangan Volley Komplek GOR H Agus Salim yang memuat pesan mengajak masyarakat untuk datang ke TPS pada pemilu tahun 2020. Mural tersebut hasil dari perlombaan yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi Sumbar.
Juga ada mural di Pasar Raya Padang yang memuat tentang wajah Kota Padang. Bahkan, di kafe-kafe dan resto yang ada di Kota Padang, banyak yang menampilkan mural pada desain dinding ruangannya.
Sebelumnya, mural dengan kalimat satire yang mengkritisi kinerja pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) marak terjadi di sejumlah daerah.
Bahkan mural dengan gambar wajah serupa dengan Presiden Jokowi dengan tulisan yang menutupi mata ‘404: Not Found’ ada di Batuceper, Kota Tangerang, Banten sempat viral di media sosial.
Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Menteri Sekretaris Negara (Stafsus Mensesneg) Faldo Maldini bahkan angkat bicara soal mural Jokowi “404: Not Found tersebut.
Menurut Faldo Maldini, pihaknya tidak mempermasalahkan soal isi mural tersebut. Ia justru mempermasalahkan tindakan pembuatan mural itu yang dinilainya sewenang-wenang.
Karena kalau mural tidak ada izinnya, menurut Faldo Maldini, berarti melawan hukum, berarti sewenang-wenang, karena ada hak orang lain yang dicederai.
Faldo Maldini menegaskan, isi konten dalam mural itu tidak dipermasalahkan, kendati bernada kritikan terhadap Presiden Jokowi. Pasalnya, kata Faldo Maldini, selama ini berbagai kritikan yang ditujukan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu dibalas dengan perbaikan kinerja.
Mantan Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) itu menekankan justru pada tindakan yang tak berizin si pembuat mural.(Bdr)
Comment